Fakta Kasus Paedofil Adrianus Pattian di Kendari, Diduga Punya Ilmu Hitam
Pelaku penculikan di Kendari ditangkap. Adrianus Pattian pelaku kini ditahan. Inilah fakta tentang pelaku:
Salah satu mantan anggota TNI, Adrianus Pattian menjadi pelaku penculikan anak dan kasus paedofil. Ia menculik anak-anak di bawah umur yang ternyata anak dari anggota TNI dan Polri di Kendari.
Sebelum kasus penculikan, Adrianus Pattian memang sudah dikenal nakal. Berikut beberapa fakta tentang Adrianus Pattian, pelaku kejahatan paedofil di Kendari:
-
Kenapa Wa Kepoh begitu digemari pendengar? Kehadirannya selalu ditunggu para pendengar, karena gaya mendongeng yang disampaikan unik. Wa Kepoh bahkan bisa menirukan banyak suara tokoh dan membuat suasana cerita jadi hidup meski hanya mengandalkan audio.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Di mana bantuan 'Kemendag Peduli' diserahkan? Serah terimanya dilakukan secara simbolis yang diwakili oleh Bupati Puncak Willem Wandik di Posko Tanggap Darurat Penanganan Bencana Kabupaten Puncak di imika, Papua Tengah pada Selasa (19/9) lalu.
-
Kapan Meneer Marinus Adriani hidup? Pasha adalah bagian dari generasi ketiga dari Meneer Marinus Adriani.
-
Kapan Joko Kendil memulai pengembaraannya? Joko Kendil mengaku berasal dari Lor Kadilangu. Dia mengatakan sudah pergi mengembara keliling dunia sejak usia 19 tahun.
Diduga Mempelajari Ilmu Hitam
Adrianus Pattian diduga sedang mempelajari ilmu hitam. Dugaan ini muncul dari kecurigaan penyidik. Apalagi tindakan Adrianus Pattian sudah dilakukan beberapa hari. Hal ini membuat heran sejumlah pihak yang menduga ada sasaran yang ingin dicapai pelaku.
"Kalau melihat jarak kejadian yang mepet sekali, tentunya ada hal yang harus dipertanyakan di situ," ujar Dandim 1417 Kendari, Letkol Cpn Fajar Lutvi Haris Wijaya.
Dia mengatakan, penyidik harus memastikan apakah dia melakukan itu karena kelainan jiwa atau ingin belajar ilmu tertentu. Jika ingin mempelajari ilmu hitam, Fajar Lutvi menduga pelaku memiliki guru.
"Jika benar dia mau belajar ilmu tertentu, tentunya biasnya akan panjang dan kita akan cari siapa gurunya. Itu yang akan didalami penyidik nantinya," ujarnya.
Kronologi Pemecatan Adrianus
Adrianus Pattian merupakan anggota TNI yang berasal dari Ambon, Maluku. Kini Adrianus dipecat dari jabatannya. Pemecatan dilakukan usai Adrianus diketahui melakukan tindakan paedofil.
Sejak 29 April, surat pemecatannya langsung dikeluarkan oleh Korem 143 Halu Oleo. Pemecatan dilakukan dengan tidak hormat atau PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat).
"Terhitung sejak Senin, sudah inkracht diputuskan satu tahun sudah desersi dengan tambahan pemecatan," ujar Kepala Staf Korem 143 Halu Oleo Kendari, Letkol Inf Arif Susanto.
Dia menambahkan, pada 27 April saat melakukan aksinya yang kelima, pelaku masih berstatus anggota TNI. Kasrem juga menegaskan, jika perlu ada tindakan khusus maka pihaknya akan menyerahkan kepada aturan yang berlaku.
Dia kembali menegaskan, pelaku merupakan anggota TNI yang berasal dari Ambon, Maluku. Kasrem juga mengungkapkan, identitas pelaku sebenarnya yang diketahui berpangkat Prajurit dua (Prada) sebelum dipecat.
"Dia bernama Adrianus Pattian, masuk di TNI pada tahun 2011 dan langsung bertugas di Yonif 725 Woroagi," ujarnya.
Sempat Jadi Buronan Selama Sepekan
Adrianus sempat menjadi buronan usai melakukan tindakan kejahatan. Pencarian pelaku dilakukan oleh intelijen TNI dan Polri. Adrianus menjadi buronan selama sepekan, kemudian keberadaan pelaku ditemukan oleh warga.
Puluhan anggota polisi dan TNI kemudian mengepung kompleks indekos tempat pelaku. Warga sempat melihat keberadaan pelaku sejak subuh.
Tak lama kemudian, suara teriakan terdengar dari belakang indekos itu. Ternyata Adrianus bersembunyi di bawah kolong rumah salah seorang warga di Lorong 55 Kelurahan Wawowanggu Kecamatan Kadia, Kota Kendari.
Pertama kali dilihat, Adrianus Pattian dalam posisi tiarap di tanah menutup kepalanya. Adrianus sempat berusaha menyembunyikan kepalanya dengan baju kaos.
Mengetahui Adrianus bersembunyi di sana, warga langsung berkerumun dan menghajar Adrianus hingga babak belur. Kini Adrianus berada di Rumah Tahanan Militer (RTM) di Jalan Garuda, Makassar, Sulawesi Selatan.
Pernah jadi Daftar Pencarian orang (DPO)
Adrianus sebelumnya menjadi DPO TNI sejak 2018 karena meninggalkan batalyon (disersi). Di tengah status DPO itu, Adrianus, melakukan aksi kriminal dengan menculik dan diduga memerkosa sejumlah anak murid sekolah dasar (SD) di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Pelarian pelaku akhirnya terendus setelah polisi menyelidiki kasus penculikan dialami sejumlah anak di Kendari. Adrianus akhirnya ditangkap Rabu (1/5) kemarin. Dia kemudian ditahan di Rumah Tahanan Militer (RTM) di Jalan Garuda, Makassar, Kamis (2/5) sore.
Adrianus Belum Naik Pangkat karena Bermasalah
Adrianus Pattian pernah bermasalah sejak tahun 2016 lalu, saat awal-awal jadi prajurit TNI AD. Dia terlibat kenakalan remaja, punya kekasih dan lupakan tugas. Keluar Masuk Tempat Hiburan Malam (THM), mabuk-mabukan dan terlena.
Di tahun 2017 juga melakukan hal yang sama dan sempat jalani hukuman penjara 1 bulan 20 hari. Tahun 2018, dia lakukan lagi hal sama hingga saat ini sehingga kategorinya sudah desersi sejak Agustus 2018. Itulah sebabnya yang bersangkutan hingga usianya 25 tahun, belum pernah naik pangkat.
"Bahkan melakukan kejahatan yang boleh dikatakan sangat biadab. Ini tanggung jawab moril TNI. Kita lalu lakukan pencarian karena sangat meresahkan warga khususnya warga Kendari dan akhirnya dia tertangkap," kata Kapendam XIV/Hasanuddin Kolonel Maskun Nafik.