Gara-gara Status, Aktivis Perempuan di Jombang Dianiaya Sekelompok Orang
Ana Abdillah Direktur Women Crisis Center (WCC) Jombang menceritakan, kejadian yang menimpa korban tidak hanya membuatnya trauma. Namun, keluarganya pun juga turut trauma lantaran mendapat ancaman atau intimidasi dari sejumlah orang.
Seorang aktivis perempuan di Jombang berinisial TAM, mengaku dianiaya sejumlah orang saat melakukan pengajian. Kasus itu pun disebut berkaitan dengan status yang diunggahnya di media sosial soal kasus dugaan pelecehan seksual yang saat ini tengah ditangani oleh Polda Jatim.
Ana Abdillah Direktur Women Crisis Center (WCC) Jombang menceritakan, kejadian yang menimpa korban tidak hanya membuatnya trauma. Namun, keluarganya pun juga turut trauma lantaran mendapat ancaman atau intimidasi dari sejumlah orang.
-
Kenapa Senandung Jolo penting? Tradisi tutur sastra ini juga menjadi media pengetahuan budaya bagi masyarakat lokal hingga luar daerah.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Apa itu Pindang Lombang? Pindang Lombang ini bisa jadi alternatif oleh-oleh khas Indramayu. Bahkan penjualannya sudah sampai mancanegara.
-
Apa yang dimaksud dengan jerawat punggung? Jerawat punggung adalah suatu kondisi kulit di mana terdapat timbulan berupa kemerahan, bengkak, bahkan berisi nanah pada bagian punggung.
-
Kapan Ki Joko Bodo meninggal? Pada 22 November 2022, ia tutup usia di usia 58 tahun.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
"Kejadiannya hari Minggu (9/4) kemarin. Segerombolan orang telah melakukan penganiayaan terhadap perempuan pembela HAM di Jombang dan mengintimidasi keluarga korban," kata dia saat dihubungi merdeka.com, Selasa (11/4).
Ia menambahkan, korban yang terhitung masih berusia 23 tahun dan berstatus mahasiswi dari sebuah perguruan tinggi di Jombang ini dianiaya oleh 6 orang laki-laki. Saat itu, korban diketahui tengah mengikuti sebuah pengajian di Ploso, Jombang.
"Kemudian segerombolan orang berbondong-bondong masuk ke dalam rumah dan menghampiri korban. Tanpa banyak bicara, gerombolan terduga pelaku merampas paksa handphone korban, membenturkan kepala korban ke tembok serta mengancam korban tidak akan selamat," tambahnya.
Tidak berhenti di situ saja. Minggu malam, rumah korban kembali didatangi oleh segerombolan orang. Namun, mereka dapat diusir oleh sejumlah warga setempat.
Ia menyebut, korban mengenali para pelaku yang melakukan penganiayaan terhadapnya. Mereka dikenali sebagai para penjaga salah satu pondok pesantren di Jombang.
"Setahu korban, para pelaku ini adalah orang-orang yang menjaga pesantren," ungkapnya.
Dikonfirmasi soal latarbelakang penganiayaan itu, ia menyebut, sebelum terjadi penganiayaan, korban memposting komentar soal kasus dugaan pelecehan seksual dengan tersangka MSAT. Kasus yang membelit MSAT sendiri, kini masih dalam penanganan Polda Jatim.
"Sebelumnya korban memang membuat status (di media sosial) soal tidak berjalannya kasus tersebut. Kemudian dihubungkan dengan korban yang mengenali para pelaku sebagai penjaga ponpes tersangka pelecehan seksual," tukasnya.
Atas kejadian ini, korban pun melaporkan kasus tersebut ke polisi dengan nomor laporan polisi LP-B/15/V/RES.1.6/2021/RESKRIM/JOMBANG/SPKT/Polsek Ploso. Sayangnya, Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Teguh Setiawan tidak dapat dikonfirmasi. Dihubungi melalui nomor ponselnya, ada nada sambung namun tidak diangkat.
Baca juga:
Setop Ekskavator Kupas Lahan, Camat di Tenggarong Diduga Dianiaya
Polisi Kupang Tangkap Pelaku Penembakan dan Penganiayaan Terhadap Ayah serta Anaknya
Polisi: Pria Penampar Imam Masjid di Pekanbaru Alami Gangguan Kejiwaan
Pria Penampar Imam Masjid di Pekanbaru Ditetapkan Jadi Tersangka
Kasus Pengemudi Ojek Online Pukul Bocah 14 Tahun di Tangerang Berakhir Damai