Gara-gara Uang Retribusi, Danki Brimob Ribut dengan Warga di Polewali Mandar
Kesalahpahaman itu kemudian membuat Ipda Ojan dikeroyok dan disandera warga. Bahkan jalan keluar untuk mobil Danki Brimob ini dipalang sehingga tidak bisa keluar. Akhirnya Ipda Ojan menghubungi rekan-rekannya untuk meminta bantuan.
Komandan Kompi (Danki) Brimob Batalyon A Polewali Mandar, Ipda Ojan Prabowo berseteru dengan warga gara-gara uang retribusi memasuki lokasi wisata permandian Salu Pajaan, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polman, Sulawesi Barat. Perseteruan tersebut terjadi pada Senin (20/1).
Kapolda Sulawesi Barat, Brigjen Polisi Baharuddin Djafar mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika Ipda Ojan bersama kerabatnya mempertanyakan legalitas retribusi masuk lokasi wisata itu.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan Rumah Hantu Malioboro buka? Objek wisata ini buka setiap hari mulai pukul 18.00 hingga 22.00.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Rumah BUMN BRI Yogyakarta berdiri? Rumah BUMN BRI tersebut sudah berdiri sejak 2017 dan tercatat sudah ada ribuan pelaku UMKM di wilayah tersebut yang dibina dengan berbagai pelatihan maupun pendampingan agar mampu konsisten meningkatkan kapabilitas usahanya.
-
Kapan Teras Malioboro diresmikan? Mengutip Jogjaprov.go.id, kawasan Teras Malioboro diresmikan pada 26 Januari 2021 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
"Oleh warga yang mengelola lokasi wisata itu, Ipda Ojan dimintai uang retribusi berkali-kali. Ditanya oleh oknum Brimob ini apakah ini legal, ada resi atau tidak, wajar kalau dia bertanya begitu tapi mungkin cara bertanyanya tidak etis. Akhirnya ribut dan dia dikeroyok warga di situ," jelasnya, Selasa (21/1).
Kesalahpahaman itu kemudian membuat Ipda Ojan dikeroyok dan disandera warga. Bahkan jalan keluar untuk mobil Danki Brimob ini dipalang sehingga tidak bisa keluar. Akhirnya Ipda Ojan menghubungi rekan-rekannya untuk meminta bantuan.
"Datanglah teman-temannya dan mengeluarkan tembakan di sekitar situ," ujar Baharuddin.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Polewali Mandar, AKP Syaiful Isnaini mengatakan, pihaknya langsung menuju lokasi kejadian setelah mendapat informasi kejadian itu. Brimob Batalyon III Kompi A dan Polsek Binuang kemudian mengevakuasi korban menggunakan kendaraan dinas.
Akibat penganiayaan itu, Ipda Ojan mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya, antara lain luka lebam di pipi kiri, bengkak di kepala bagian belakang telinga kiri dan luka lecet di samping lutut sebelah kiri. Ada juga warga bernama Thamrin yang cidera saat berusaha melerai.
Secara detil dijelaskan kronologi kejadian bermula saat Herman (38), tukang parkir tempat wisata itu minta uang retribusi. Tapi karena salah seorang kerabat Ipda Ojan yang ada di atas mobil menyahut kalau kedatangannya atas undangan ibu Yuliani, mereka lalu diperkenankan masuk.
"Setelah memarkir kendaraan, korban (Ipda Ojan) menuju lokasi parkiran untuk menanyakan perihal legalitas pungutan parkir yang dilakukan masyarakat karena Herman hanya meminta uang namun tidak memiliki karcis. Terjadi adu mulut antara keduanya sehingga memancing perhatian warga kemudian berdatangan dan langsung mengeroyok korban," tutup Syaiful.
Penjelasan Kepala Desa
Soal dugaan pengeroyokan yang dilakukan warga ke Danki Brimob ini, keterangan berbeda disampaikan Kepala Desa Batetangnga, Muhammad Said. Dia mengungkapkan, jika Danki Brimob itu yang duluan memukul warga.
Said mengatakan, awalnya Ipda Ojan itu dipersilakan masuk oleh Herman saat ada yang menyebut atas undangan Ibu Yuliani. Mereka bahkan sempat makan durian.
"Tapi tidak lama polisi itu datangi Herman dan bertanya soal karcis dan segala macam. Herman lalu lari mencari karcis karena ada juga orang lain yang mau dikasih karcis. Polisi Brimob tersinggung dan bilang kenapa kau lari. Herman menjawab, tidak pak, mau ambil karcis. Lalu Herman kasih lihatlah ke polisi karcis itu," jelasnya.
Tapi, dia menambahkan, polisi itu justru lemparkan karcis itu dengan alasan tidak sah dan tak ada izinnya.
"Herman dipukul, didorong hingga merapat di dinding. Herman berteriak, hai bapak-bapak, sekalian kasi ini parang polisi, sekalian bunuh saya," ujar Said.
Selanjutnya, Ipda Ojan yang mendekati kerumunan warga dan mengamuk. Di situlah, Said mengungkapkan, Ipda Ojan dikeroyok warga padahal dia yang mengamuk-ngamuk. Namun kini kedua belah pihak telah menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan.
(mdk/fik)