Generasi Muda Harus Waspadai Propaganda Kelompok Radikal di Media Sosial
Seluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda
Kalangan anak muda dinilai rentan terpapar paham radikal lewat media sosial. Hal ini disebabkan karena minimnya memiliki literasi untuk menyaring informasi.
"Pemuda rentan terpapar gagasan-gagasan ekstrem melalui media sosial yang sering menjadi sarana kelompok radikal merekrut anggota baru dan menyebarkan propaganda," kata Pengamat media sosial, Enda Nasution dalam keterangan, Rabu (30/10).
- Negara Tetangga Indonesia Ini Larang Anak di Bawah 16 Tahun Pakai Media Sosial
- Cerita Indonesia Raya Diputarkan hingga Menggetarkan Hati Para Pemuda
- Kritik Pemerintah Negara Asalnya di Media Sosial, TKW Ini Dideportasi dari Malaysia
- Remaja 19 Tahun Diciduk Densus, Generasi Muda Dinilai Rentan Terpapar Radikalisme
Menurut Enda, saat ini kalangan anak muda merupakan pihak yang paling aktif mengonsumsi informasi dari media sosial. Kondisi tersebut bisa menjadi buruk jika seluruh informasi tidak disaring terlebih dahulu.
"Seseorang yang terlalu banyak menelan informasi tanpa diselaraskan dengan fokus pengembangan diri akan menyebabkan munculnya kemalasan, atau memantik berbagai persoalan kesehatan mental," kata dia.
Dalam kondisi mental yang tidak stabil, kalangan anak muda akan mudah terpengaruh dengan beragam jenis informasi, termasuk paham radikal yang mengarah ke aksi terorisme.
Untuk menangkal hal tersebut, menurutnya, seluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda.
"Upaya mengedukasi dengan berkolaborasi, bergerak bersama dengan lebih cepat dan bisa lebih luas dengan adanya perangkat digital," kata Enda.
Menurutnya, langkah tersebut dapat membuat seluruh kalangan anak muda teredukasi sehingga tidak mudah terpapar dengan ragam informasi yang menyesatkan.
Tidak hanya itu, para kalangan anak muda juga perlu memperkuat literasi tentang ideologi pancasila agar tidak terpapar dengan paham radikal.
"Dengan upaya tersebut kalangan anak muda semakin kritis dalam menerima informasi dan tidak mudah terpapar paham radikal," tandasnya.