Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Pijar ke Kali Gendol
Aktivitas Gunung Merapi terpantau mengeluarkan guguran lava pijar ke arah hulu kali Gendol pada Jumat (23/11). Hal ini berdasarkan pengataman Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.
Aktivitas Gunung Merapi terpantau mengeluarkan guguran lava pijar ke arah hulu kali Gendol pada Jumat (23/11). Hal ini berdasarkan pengataman Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.
"Guguran lava sebanyak empat kali mengarah ke bukaan kawah, hulu kali Gendol" tulis akun Twitter BPPTKG, Minggu (25/11).
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi pada Rabu dini hari? Gunung Merapi bergejolak lagi. Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
BPPTKG juga menjelaskan jarak luncur guguran lava pijar pada Jumat (23/11) pukul 19.05 WIB maksimal 300 meter.
"Intensitas guguran rendah dengan potensi material yang kecil sehingga belum membahayakan penduduk."
Seiring dengan pertumbuhan kubah lava, BPPTKG menyebutkan guguran lava mulai terjadi pada 22 Agustus 2018 dan dominan mengarah ke barat laut, namun saat itu masih dalam area kawah.
Berdasarkan data pengamatan aktivitas Gunung Merapi periode 16-22 November 2018, volume kubah lava per 21 November 2018 sebesar 308.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.600 meter kubik per hari. Pertumbuhan sedikit lebih tinggi dari pekan sebelumnya.
BPPTKG Yogyakarta juga memantau aktivitas kegempaan Gunung Merapi dan mencatat 28 kali gempa embusan (DG), dua kali gempa vulkanik dangkal (VTB), dua kali gempa fase banyak (MP), 261 kali gempa guguran (RF), 21 kali gempa low frekuensi (LF) dan empat kali gempa rektonik (TT).
Berdasarkan data aktivitas vulkanik Merapi tersebut, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau waspada.
Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan oleh BPPTKG, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
Masyarakat diimbau tetap beraktitivitas seperti biasa, dan diperbolehkan menyaksikan aktivitas guguran lava dalam jarak aman, tiga kilometer dari puncak.
Baca juga:
10 Alat peringatan dini di Gunung Merapi rusak
Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Pijar ke Kali Gendol
Lima alat peringatan diri di Gunung Merapi tak berfungsi
Muncul kubah lava di Merapi, Sultan HB X imbau warga tetap waspada
Nekat mendaki Gunung Merapi, pendaki bakal di blacklist tiga tahun
Muncul kubah lava baru di Merapi, warga diimbau hindari radius 3 km dari puncak