Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Sejauh 1,8 Kilometer
Gunung Merapi memuntahkan awan panas dengan jarak luncur sejauh 1,8 kilometer ke arah barat daya, Sabtu (20/11). Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyebutkan, awan panas terjadi pada pukul 14.33 WIB.
Gunung Merapi memuntahkan awan panas dengan jarak luncur sejauh 1,8 kilometer ke arah barat daya, Sabtu (20/11). Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menyebutkan, awan panas terjadi pada pukul 14.33 WIB.
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 155 detik," kata Hanik. Dikutip dari Antara.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi pada Rabu dini hari? Gunung Merapi bergejolak lagi. Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
Pada periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB, gunung api aktif itu juga tercatat mengeluarkan empat kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.
Selain itu, Gunung Merapi tercatat mengalami 35 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-17 mm selama 15-154 detik, enam kali gempa embusan dengan amplitudo 2-3 mm selama 10-24 detik, dan dua kali gempa hybrid dengan amplitudo 2-3 mm selama 5-8 detik.
Berdasarkan pengamatan visual aktivitas Gunung Merapi periode 12-18 November 2021, BPPTKG menyatakan tidak ada perubahan morfologi yang signifikan, baik pada kubah barat daya maupun kubah tengah Merapi.
Volume kubah lava barat daya tercatat sebesar 1.610.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.927.000 meter kubik.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Baca juga:
Gunung Merapi Tujuh Kali Luncurkan Guguran Lava Pijar
5 November: Mengenang 11 Tahun Puncak Erupsi Gunung Merapi Yogyakarta
BPBD Sleman Sebut Potensi Banjir Lahar Dingin Merapi Meningkat saat Musim Hujan
Kisah Mbah Slamet, Saksi Hidup Letusan Merapi Tahun 1930
Dipicu Aktivitas Sesar Merapi-Merbabu, Ini 3 Fakta di Balik Gempa Salatiga