Hadapi Lonjakan Kasus, RSUD dr Slamet Garut Dijadikan RS Khusus Covid-19
Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan pihaknya akan menjadikan RSUD dr Slamet sebagai rumah sakit khusus Covid-19. Langkah itu dilakukan karena penambahan kasus Covid-19 cukup tinggi.
Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan pihaknya akan menjadikan RSUD dr Slamet sebagai rumah sakit khusus Covid-19. Langkah itu dilakukan karena penambahan kasus Covid-19 cukup tinggi.
"Kami sudah melakukan rapat dengan RSUD dan Dinkes, insya Allah minggu depan kami akan menjadikan RSUD dr Slamet sebagai RS Covid-19, khusus Covid-19, dengan kapasitas 500 bed," sebut Rudy, Selasa (29/6).
-
Di mana rumah sakit yang diperintahkan untuk dikosongkan berada? Pasukan penjajah Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru pada Senin di wilayah Khan Younis dan Rafah di Jalur Gaza selatan, Palestina, pada Senin.
-
Apa yang terjadi pada gadis di rumah sakit itu? Seorang perempuan berusia 34 tahun di China - yang dibawa ke rumah sakit jiwa ketika berusia 20 tahun - tetap dikurung selama 14 tahun setelah dia sembuh karena keluarganya menolak membebaskannya.
-
Bagaimana cara rumah sakit memindahkan pasiennya? Pihak rumah sakit akhirnya terpaksa memindahkan pasiennya termasuk mereka yang sedang dirawat di ICU, bayi-bayi di inkubator ke fasilitas lain karena mereka takut terjadi pertumpahan darah di sekitar rumah sakit.
-
Siapa yang sedang dirawat di rumah sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Kapan bahaya Gua Kematian terungkap? Bahaya dari gua kecil ini terungkap secara tidak sengaja saat pembangunan kompleks Recreo Verde sedang berlangsung.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan menangani pengaduan peserta di rumah sakit? Petugas rumah sakit yang ditunjuk akan bertugas memberikan informasi dan menangani pengaduan peserta JKN terkait pelayanan. Selanjutnya, petugas akan mencatat pada aplikasi Saluran Informasi dan Penanganan Pengaduan (SIPP)," jelas Ghufron saat peluncuran yang terpusat di RSUP Dr. Sardjito, Jumat (29/9).
Rudy mengungkapkan, saat ini Kabupaten Garut dalam kondisi darurat dalam hal perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit. Kondisi ketersediaan kasur untuk pasien saat ini masih terbatas. Begitu juga dengan jumlah tenaga kesehatannya.
Di sisi lain, warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 terus berduyun-duyun datang ke rumah sakit. "Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena banyak yang tidak tertolong di rumah sakit dikarenakan ketika datang saturasi atau ketersediaan oksigen di dalam tubuhnya menurun, bahkan ada yang di bawah 50, 40, bahkan 30, sehingga banyak kematian terjadi di IGD. Kami mohon maaf karena ketersediaan tempat pelayanan dan alat yang masih terbatas," ungkapnya.
Dengan dijadikannya RSUD dr Slamet Garut sebagai rumah sakit khusus Covid-19, Rudy memastikan ketersediaan alat-alat untuk perawatan lebih lengkap dibanding rumah sakit lain yang ada di Kabupaten Garut.
Walau begitu, menurutnya, saat ini di Kabupaten Garut terjadi ketidakseimbangan antara jumlah perawat atau tenaga kesehatan dengan jumlah pasien Covid-19. Kondisi itu diperparah dengan banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar virus corona.
"Jumlah pasien jauh lebih banyak dan harus diperhatikan. Idealnya 1 perawat itu mengawasi 2 atau 3 pasien, sekarang 1 perawat mengawasi 10 sampai 12 pasien. Kami akan melakukan langkah-langkah untuk bisa menyelesaikan masalah ini," katanya.
Selain itu, menurut Rudy, pihaknya akan memastikan oksigen dan obat-obatan tersedia untuk perawatan pasien Covid-19. Dia bahkan sudah berkonsultasi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil agar bisa mendapatkan alat perawatan pasien Covid-19 seperti ventilator dan lainnya.
"Dengan ketersediaan alat-alat itu sehingga bisa membantu alat pernapasan yang saturasinya di bawah 60 itu bisa langsung kita tangani," ucapnya.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Slamet Garut Husodo Dewo Adi menyebut, pihaknya tengah mengomunikasikan rencana itu. Pihaknya hanya akan menerima pasien-pasien yang terpapar Covid-19.
"Untuk yang pasien non-Covid-19 akan diarahkan ke rumah sakit yang lain," sebutnya.
Walau begitu, menurut Husodo ada dua skema yang dilakukan. Skema pertama adalah seluruh ruangan yang ada di RSUD dr Slamet dijadikan tempat isolasi dan perawatan pasien Covid-19. Skema kedua adalah parsial, yakni ada pembatasan seminimal mungkin pasien non-Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Slamet Garut.
"Kemungkinan besar seperti itu (seluruh ruangan digunakan untuk pasien Covid-10). Kita sekarang lagi bicara dengan Dinas Kesehatan bagaimana teknisnya, apakah nanti semua rumah sakit yang lain bisa menampung pasien non-Covid-91 dari RSUD atau tidak," jelasnya.
Kalau seluruh ruangan digunakan untuk pasien Covid-19, maka tersedia 500-an kasur. Jumlah itu pun bisa ditingkatkan menjadi 550 kasur.
Namun, pihaknya menyesuaikan dengan ketersediaan oksigen, apakah bisa mencapai jumlah maksimal atau tidak.
Penyesuaian harus dilakukan karena nantinya RSUD dr Slamet hanya akan menerima pasien Covid-19 yang bergejala sedang, berat, hingga darurat.
Untuk kesiapan tenaga kesehatan, menurut Husodo, saat ini masih dibicarakan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. Saat ini perawat RSUD dr Slamet Garut banyak yang terpapar Covid-19.
"Jadi kita masih obrolkan dan rundingkan dengan Dinas Kesehatan bagaimana menyiasatinya karena nakes yang kurang. Bisa jadi untuk nakesnya ada yang ditarik dari puskesmas dan tugas di RSUD," tutup Husodo.
Baca juga:
Dokter Ungkap Pasien Covid-19 Cenderung Alami Peradangan Serius pada Paru
Waspada, Tingkat Penularan Varian Delta Hampir 100 Persen di dalam Keluarga
IDI Sebut Covid Varian Delta Sangat Infeksius, Bisa Tembus Masker Dua Lapis
Wakil Ketua DPRD DKI Usul Buperta Cibubur Jadi Lokasi Isolasi Pasien Covid
Epidemiolog Ungkap Bujuk Rayu Perusahaan AS Agar RI Pakai Ivermectin
Praktisi Kesehatan: Masker Dua Lapis Memproteksi dari Covid-19 hingga 90 Persen