Hampir sepekan terombang-ambing di laut, 2 nelayan ditemukan berkat ponsel
Diketahui, kapal nelayan bermuatan 7 orang, berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sangatta, Jumat (9/2) ke perairan Tanjung Mangkalihat, Kutai Timur, mencari ikan. Masuk Minggu (11/2) dini hari sekira pukul 02.00 Wita, diduga penerangan minim, kapal ditabrak tugboat, hingga hancur dan tenggelam.
Dua dari 6 nelayan Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang sempat dilaporkan hilang, ditemukan selamat setelah terombang ambing di laut hampir sepekan. Keduanya, Jakaria dan Marten, tengah dibawa ke Tarakan, Kalimantan Utara.
Jakaria dan Marten, terombang ambing di laut dan ditemukan tugboat bernama lambung Sopia 05 yang berangkat dan dalam perjalanan dari Tolitoli Sulawesi Tengah, menuju Tarakan.
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Apa yang digambar oleh nenek moyang manusia di pasir pantai? Jika jejak kaki nenek moyang manusia bisa terawetkan di bukit pasir atau permukaan pantai, maka pola gambar yang mereka buat dengan kayu atau jari juga bisa terlihat, kata ahli.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Apa makna dari pepatah Jawa "Kacang ora ninggal lanjaran"? Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya.
Kepastian Marten dan Jakaria ditemukan, setelah keduanya mengontak keluarga mereka di Kutai Timur, menggunakan telepon selular nakhoda Tugboat, mengabarkan keselamatan mereka.
"Jadi kedua korban ini, ditemukan tugboat di perairan Tolitoli," ujar Kasi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kaltim-Kaltara Octavianto, Sabtu (17/2).
Tidak hanya itu, ABK tugboat Sopia 05 juga sempat mengabarkan ke kepolisian Palu. Meski demikian, sesuai standar operasional prosedur (SOP), informasi itu terus diverifikasi sambil menunggu kedatangan tugboat Sopia 05.
"Dari kabar itu, kami sudah berkoordinasi dengan kantor SAR Palu, kepolisian dan pihak lain, termasuk pihak keluarga yang dihubungi oleh kedua korban (Jakaria dan Marten)," demikian Octavianto.
Diketahui, kapal nelayan bermuatan 7 orang, berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sangatta, Jumat (9/2) ke perairan Tanjung Mangkalihat, Kutai Timur, mencari ikan. Masuk Minggu (11/2) dini hari sekira pukul 02.00 Wita, diduga penerangan minim, kapal ditabrak tugboat, hingga hancur dan tenggelam.
Salah satu dari 7 orang itu, Sukri (57), berhasil diselamatkan kapal nelayan lainnya. Sedangkan 6 temannya hilang. Nama Jakaria dan Marten, memang masuk dalam daftar nama 6 nelayan yang hilang.
Baca juga:
Hampir sepekan terombang-ambing di laut, 2 nelayan ditemukan berkat ponsel
Kapal hilang di perairan Kaltim, 2 nelayan ditemukan di laut dalam kondisi selamat
Melihat proses pemijahan buatan ikan trout di Makedonia
Menteri Susi sebut 75 persen kapal cantrang di Rembang beroperasi tak sesuai dokumen
229 Kapal nelayan Tegal setuju tinggalkan cantrang, KKP raup PNBP Rp 4 miliar