Harga beras meroket, nenek 100 tahun ini kurangi produksi karak
Sebelum beras mahal, nenek ini produksi 75 kg beras menjadi karak. Setelah beras naik hanya 60 kg.
Mahalnya harga beras akhir-akhir ini membuat sejumlah perajin karak (kerupuk beras) di Sukoharjo, Jawa Tengah resah. Meski mahal mereka tetap berproduksi untuk mempertahankan hidup.
Lantaran pekerjaan tersebut merupakan mata pencaharian satu-satunya puluhan warga yang ada di Desa Gadingan, Wirun dan Desa Dukuh Kecamatan Mojolaban.
"Pripun malih mas, nek mboten ndamel karak, kulo mboten gadah arto, dingge nedi nopo mangke? (gimana lagi mas, kalau tidak produksi, saya tidak punya uang buat makan)," ujar Ibu Kardo Pawiro alias Daki, warga Gadingan.
Wanita yang mengaku berumur 100 tahun dan sudah membuat karak sejak umur 20 tahun tersebut hingga saat ini masih terus memproduksi karak secara manual, dibantu satu anak angkatnya dan 4 saudara-saudaranya.
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Kenapa harga sembako di Pasar Belakang Kodim Brebes naik? Kenaikan harga ini diduga karena tingginya permintaan menjelang Natal dan tahun baru.
-
Bagaimana dampak kemarau panjang terhadap harga beras? Produksi sawah petani terancam gagal karena hal ini.
-
Apa yang dijual oleh nenek Niah? Nenek yang bernama Niah itu hidup sendirian dan harus bekerja untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Nenek Jualan Rujak Tengah Malam Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @xbankriba memperlihatkan seorang nenek sepuh bernama Niah yang ketiduran di pinggir jalan saat tengah malam.
-
Apa yang lebih murah dibanding beras? Harga singkong yang lebih murah Wartini menambahkan jika harga singkong jauh lebih murah dibanding harga beras berbagai jenis yang saat ini berada di atas Rp10 ribu per kilogramnya. Untuk dua buah singkong ukuran sedang, Wartini menjualnya seharga Rp7 ribu. Biasanya warga hanya mengonsumsi tidak sampai sekilo sehari.
Sebelum harga beras mahal, dalam sehari dia mengaku bisa memproduksi 75 kilogram beras menjadi karak. Namun setelah harga beras mahal, ia hanya memproduksi 50 hingga 60 kilogram beras saja.
"Harga beras mahal mas, jadi cuma kuat produksi sedikit," terang Mawarni (52) cucu ibu Daki.
Meski mengurangi produksi, namun untuk jumlah bijian tidak dikurangi. Agar pelanggan kebagian semua, para perajin mengurangi ukuran panjang dan lebar karak. Jika biasanya irisan karak mentah berukuran sekitar 5x10 cm, saat beras mahal, mereka mengurangi hingga 1,5 cm per bijinya.
"Kita siasati mas, ukurannya kita kurangi. Tapi rasanya tetap sama. Harganya tetap sama, 1 biji Rp 120," sambung Daki.
Produksi karak di sentra perajin Mojolaban dikirimkan ke beberapa wilayah di Solo raya. Semenjak harga beras melonjak, para perajin mengaku mengalami penurunan pendapatan hingga 20 persen lebih.
Baca juga:
Mau pahami penderitaan ibu, 3 pria ini coba 'hamil' selama 1 bulan
Taklukan preman terminal, Gus Tanto dirikan ponpes napi napi taubat
Kala Isbul si mantan preman Bandung ingin mati ketika berdakwah
Cerita pendekar jalanan tobat jadi kolektor keris
Hobi tawuran, Agung Syuhada kini jadi guru ngaji keluarga Jokowi
Kisah penguasa bioskop Medan tobat jadi pejuang pembangunan masjid
Asep, tukang palak preman yang tobat masuk IAIN jurusan Agama Islam