Heboh Ulat Bulu Bisa Bunuh Manusia Dalam Waktu 4 Jam, Kemenkes Ungkap Faktanya
Viral di media sosial soal ulat bisa membunuh manusia dalam waktu 4 jam.
Ulat tersebut disebut-sebut bisa menyebabkan kematian dalam waktu empat jam setelah menyuntikkan racunnya ke tubuh manusia.
- Bumi Pernah Mengalami Sehari Tidak 24 Jam, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya
- Viral Momen Jirayut Pertama Kali Kondangan di Indonesia, Disambut Heboh Warga
- Buntut Viral Mandi Beras di Gudang Bulog, Pegawai Dipecat dan Kepala Cabang Dimutasi
- Viral Curhatan Pria Paruh Baya Diusir Anaknya saat Berkunjung, Ternyata Begini Faktanya
Heboh Ulat Bulu Bisa Bunuh Manusia Dalam Waktu 4 Jam, Kemenkes Ungkap Faktanya
Viral di media sosial soal ulat pembunuh manusia. Ulat tersebut disebut-sebut bisa menyebabkan kematian dalam waktu empat jam setelah menyuntikkan racunnya ke tubuh manusia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), M Syahril mengatakan, asal usul ancaman dari ulat berbulu ini belum jelas.
Nadia menyebut, faktanya ulat yang dimaksud merupakan puss caterpillar atau ulat kucing atau ulat asp yang banyak ditemukan di wilayah selatan Amerika Serikat.
Ulat ini dapat tumbuh dengan panjang sekitar satu inci dan ditutupi oleh bulu berwarna abu-abu dan oranye.
Ulat ini memiliki kelenjar racun yang terletak di dasar tubuh dan tersembunyi di antara bulunya yang lebat.
Sengatan ulat ini dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap orang.
Sengatan ulat ini hanya berbahaya bagi orang yang menderita reaksi ekstrem terhadap gigitan serangga
“Faktanya memang beracun, tapi tidak ada fakta yang menyebutkan kalau ulat ini bisa membunuh manusia. Hoaks itu,” kata Syahril, Selasa (27/2).
Syahril mengungkapkan penanganan yang bisa dilakukan jika terkena sengatan ulat berbulu ini.
Pertama, mencuci area tubuh yang terkena sengatan dengan sabun dan air untuk mengurangi rasa sakit.
Kedua, disarankan menggunakan krim anti gatal jika sengatan mulai terasa gatal.
“Segera ke dokter sekiranya ada alergi terhadap gigitan serangga atau jika dirasa gejala terasa lebih parah,” ujar Syahril.