Ibarat seorang ibu,Gontor melahirkan 'anak' dengan berbagai karakter
Abu Bakar Baasir yang dikenal dengan Islam radikalnya juga merupakan salah satu alumni Gontor.
Pondok Pesantren Darussalam Gontor tidak hanya terkenal karena kurikulum pesantren yang modern tetapi juga terkenal karena telah melahirkan tokoh besar di republik ini. Beberapa tokoh tersebut di antara nggota Dewan Pertimbangan Presiden RI dan mantan Ketua Umum NU KH. Hasyim Muzadi, Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid dan Ketua Umum Matlaul Anwar Sadli Karim. Mereka adalah lima dari sekian banyak alumni Gontor yang memiliki pemikiran yang kuat dan mempunyai peran besar di masyarakat.
"Bagi Gontor kalau ada alumni yang berhasil itu memang harus, memang keharusan. Jadi biasa- biasa saja tidak berlebihan menanggapi itu. Malah yang salah kalau alumni Gontor gagal," ujar Ketua Forum Pimpinan Pesantrean Alumni Gontor Zulkifli Muhadli.
Zulkifli juga menambahkan bahwa alumni Gontor berada hampir di semua sektor kehidupan. "Selain KH Hasyim Muzadi, ada juga pengusaha seperti Ust Yusuf Mansur dan polisi seperti Irjen Syahrul Mamma Waka Bareskrim Polri, itu juga alumni Gontor."
Abu Bakar Ba'asyir yang dikenal dengan Islam radikalnya juga merupakan salah satu alumni Gontor. Namun Gontor sendiri tidak pernah mengajarkan radikalisme dan hal tersebut merupakan penyimpangan yang tidak diharapkan Gontor.
"Gontor tidak bisa mengawasi alumninya sepanjang hari, sepanjang tahun. Gontor memberikan kebebasan untuk menentukan perjalanan hidup sendiri yang penting Lillahi Ta'ala. Abu Bakar Baasir itu menentukan pilihannya sendiri dan itu bukan disiapkan oleh Gontor," tambah Zulkifli.
Sikap senada juga diungkapkan oleh Abdul Jaliel Hawary alumni Gontor tahun 1979. Ia menganalogikan hal tersebut degan seorang ibu yang melahirkan anak dengan berbagai karakter.
"Ibarat ibu, seorang ibu melahirkan berbagai anak dengan karakter berbeda- beda, tapi bukan berarti ibunya salah melahirkan, dan hal tersebut dipengaruhi dengan kondisi masing- masing," ujar Jaliel.
"Saya tidak mengatakan benar salah. Ust Abu Bakar Baasir memang pernah di Gontor dan kemudian dia hidup di dunia yang tidak seperti di Gontor. Semua kita akan terwarnai masing- masing oleh kondisi antropologis dan sosiopolitis yang berbeda," tambahnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Gontor KH Hasan Abdullah Sahal ketika disinggung mengenai Abu Bakar Baasir mengaku pernah kenal dengannya.
"Itu kawan saya dulu. Saya kelas biasa, Abu Bakar kelas eksperimen. (mengenai islam radikal) Saya tidak tahu. Saya hanya berkata 'apakah sebodoh itu Abu Bakar Baasir berbuat?' Wong dia orang pinter. 'Apakah sebodoh itu Abu Bakar Baasir berbuat sesuatu?' Karena dia bukan orang bodoh," tegasnya.
Tak cuma agama, Pramuka pun diajarkan
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid merupakan salah satu alumni Pondok Pesantren Darussalam Gontor. Ia lulus tahun 1978. Di Gontor ia aktif menjalani berbagai organisasi di luar sekolah formal.
"Saya dulu di Gontor aktif di organisasi Pramuka kemudian juga di koperasi," ujarnya kepada merdeka.com Jumat (22/1).
Selain dua organisasi tersebut ia juga aktif dalam kursus- kursus minat dan bakat. "juga aktif di beragam kursus di Gontor seperti ketik mengetik, pencaksilat, baca Al Quran dan macam- macam," tambahnya.
Gontor menurutnya telah memberikan prinsip-prinsip kehidupan yang sangat luar biasa tentang moderasi, toleransi, kerjasama, perjuangan, pengorbanan, kebersamaan, persaudaraan, kepercayaan diri, membaca dan terus belajar.
"sampai hari ini hal tersebut masih menjadi nilai yang sangat membekas" ujar Hidayat.
Gontor juga terkenal dengan jargon 'Manjadda Wajada' yang berarti siapa giat dia dapat. Jargon tersebut menurut Hidayat juga menjadi salah satu dari ajaran yang ada di Gontor yang sampai saat ini dihidupi dalam dirinya. "Itu salah satu nilai yang kita hafal dan kita laksanakan selama di Gontor sampai sekarang" tambahnya.
Di Gontor terdapat hukuman ketika santri melakukan hal yang melanggar aturan. Contohnya saja terlambat ke masjid, maka santri akan mendapat hukuman. Namun hukuman tersebut menurut mantan presiden partai ini hukuman atau disiplin yang dilakukan di Gontor adalah salah satu yang sangat diperlukan karena dengan cara itu dibiasakan untuk mengerti tentang tata nilai, aturan, menghormati aturan, dan membiasakan diri mengatur waktu.
"Menurut saya sistem seperti itu sangat diperlukan dan saya berharap berada di area hak asasi manusia sekalipun jangan pernah kemudian memasukkan sikap dan atau sistem pendidikan yang keras, tegas dan disiplin sebagai sesuatu yang melanggar ham. Itu adalah bagian yang justru mendisiplinkan anak murid dan menimbukan keunggulan bagi pelajar setelah keluar dari sekolah," tambahnya.
Baca juga:
Meski modern, Pesantren Gontor didirikan oleh para kyai tradisional
Selalu libatkan masyarakat sekitar, kunci sukses Pesantren Gontor
Gontor, Pesantren modern di Bumi Warok Ponorogo
Deretan alumni Gontor yang jadi Dai kondang dan pentolan pemerintah
Mengenang 'Trimurti' pendiri pesantren modern Gontor
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Di mana Pondok Pesantren Canga'an berlokasi? Pondok Pesantren Canga'an di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur merupakan salah satu pondok pesantren tertua di Pulau Jawa.
-
Kapan Ganjar Pranowo mengunjungi Pondok Pesantren di Tegal? Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Ma'Hadut Tholabah, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024).
-
Apa yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Canga'an? Penamaan kompleks kamar santri menggunakan nama daerah di nusantara. Mulai dari Madura, Bangkalan, Jawa. Penyebutan kata Jawa pada masa Hasyim Asyari, meliputi Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia. Ada kemungkinan para santri berasal dari berbagai negara di Asia Tenggara.
-
Kapan Pondok Pesantren Canga'an didirikan? Berdiri sejak tahun 1711, kini pondok pesantren tersebut sudah berusia lebih dari tiga abad.
-
Apa yang dilakukan pengasuh pondok pesantren terhadap para santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya. Pencabulan itu diketahui sudah dilakukan oleh terduga pelaku sejak dua tahun terakhir. Terakhir kali, terduga pelaku mencabuli salah satu santrinya pada 17 Agustus 2023.