IDI minta rakyat percaya dokter tanah air, tak kalah dari asing
Dokter di tanah air juga memiliki jam terbang yang tinggi dan mempunyai kemampuan yang tidak kalah dari dokter asing.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) berharap masyarakat memberi kepercayaan penuh kepada dokter dalam negeri untuk menangani berbagai permasalahan kesehatan. Menurutnya, dokter dalam negeri juga memiliki jam terbang yang tinggi.
"Dokter kita juga memiliki jam terbang yang tinggi dan mempunyai kemampuan yang tidak kalah dari dokter asing, masyarakat perlu mempercayainya," kata Koordinator PB IDI untuk wilayah Sumatera Tengah, Syafruddin Alun, dilansir Antara, Minggu (21/2).
Menurutnya, rata-rata dokter di Indonesia merupakan hasil lulusan berbagai perguruan tinggi terkemuka yang memiliki kompetensi. Dengan didikan dan sistem pembelajaran yang telah sesuai standar internasional, para dokter ini tentunya memiliki potensi yang tidak kalah dari dokter asing.
Di samping itu tidak sedikit juga dokter di Indonesia yang telah menimba ilmu tinggi ke berbagai perguruan tinggi di luar negeri dan kembali lagi untuk memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat.
"Kami juga memiliki dokter yang memiliki jam tinggi dan praktik di luar negeri, seperti Amerika, Jepang atau Singapura," ujarnya.
Mulai dari ahli bedah, syaraf, jantung, hingga ahli gizi beberapa kali kerap dipercaya instansi asing untuk memberikan pelayanan di negara lain. Bahkan beberapa dokter prestasinya melebihi dokter luar negeri seperti dokter Lie Dharmawan dengan RS Apungnya.
"Dokter dalam negeri juga banyak yang berkecimpung di dunia pengobatan tradisional sehingga cukup menjaga kearifan lokal," katanya.
Dia mengatakan, untuk percaya, masyarakat perlu membedakan faktor yang menyebabkan pelayanan kesehatan di dalam negeri masih rendah bukan pada kemampuan dokternya, melainkan teknologi. Saat ini teknologi dan peralatan kesehatan yang ada masih jauh dari harapan bila dibandingkan negara lain semisal Malaysia.
Untuk itu, katanya, agar masyarakat lebih mempercayai dokter dalam negeri, pemerintah harus mulai menyediakan teknologi dan alat yang standarnya setara dengan negara lain. Dia berharap setelah ada penguatan teknologi dengan sumber daya mumpuni yang dimiliki, pengobatan masyarakat ke luar negeri dapat berkurang jumlahnya.