Indonesia Terima Hibah Kapal Perang Bekas dari Korsel, Gelontorkan Rp 569,97 Miliar untuk Perbaikan
Perbaikan mesin kapal hibah itu akan dilakukan langsung di Korea Selatan.
Sumber pembiayaan perbaikan akan ditanggung dalam anggaran rencana strategis.
Indonesia Terima Hibah Kapal Perang Bekas dari Korsel, Gelontorkan Rp 569,97 Miliar untuk Perbaikan
- Kapal Penangkap Ikan Tenggelam di Perairan Pulau Jeju Korea Selatan, Dua WNI Dilaporkan Hilang
- Detik-Detik Kapal Wisatawan Dihantam Gelombang & Tenggelam, Tiga Orang Meninggal
- Ditangkap Dirjen KKP, ABK Malah Senang dan Berterima Kasih, Ini Alasannya
- WN Taiwan Korban Kapal Terbalik di Kepulauan Seribu Ditemukan Tak Bernyawa
Rapat kerja Komisi I DPR RI bersama Kementrian Pertahanan, Kementrian Keuangan, dan Panglima TNI yang dilakukan di Gedung DPR, Jakarta Pusat pada hari ini, Kamis (6/6), salah satunya membahas mengenai pemberian dan penerimaan hibah luar negeri.
Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra menerangkan bahwa Kemenhan menerima hibah 1 unit kapal perang dari Korea Selatan dan berencana untuk melakukan perbaikan untuk kapal tersebut. Sementara sumber pembiayaan perbaikan akan ditanggung dalam anggaran rencana strategis (Renstra) Kemhan tahun 2025-2029.
Hal ini menimbulkan beragam respons dari anggota Komisi I, khususnya karena pengeluaran USD 105 juta yang tertulis akan digunakan untuk perbaikan kapal tersebut. Anggota Komisi I DPR dari fraksi PKB, Helmy Faisal turut angkat suara.
“Bahwa kapal yang akan kita rencanakan penerimaan hibah dari Korea Selatan ini adalah dibuat tahun 1988, kira-kira saya masih SMA atau SMP ini. Jadi sudah 36 tahun dan tadi Pak Suminto juga sudah menyampaikan harus berdasarkan pertimbangan ekonomis,” ujar Helmy.
“Biaya untuk servis dan pemeliharaan serta perawatannya itu lebih dari satu triliun, untuk itu kami ingin mendapat penjelasan terlebih dahulu Bu Ketua, apakah barang ini nanti betul-betul dapat digunakan semestinya?” lanjutnya.
Atas hal tersebut Herindra menjelaskan bahwa biaya fantastis yang tertulis dimaksudkan untuk biaya perbaikan 3 kapal, namun karena Korea Selatan akhirnya hanya mengirimkan hibah 1 kapal sehingga biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan hanya sepertiganya.
“Jadi anggaran yang sudah disiapkan sebelumnya USD 105 juta itu adalah untuk tiga kapal, jadi kalau 1 kapal itu tidak sebanyak untuk tiga kapal. Jadi kira-kira sepertiganya,” jelas Herindra.
Sehingga perbaikan 1 unit kapal hibah dari Korea Selatan akan memakan USD 35 juta atau setara Rp 569,97 miliar (asumsi kurs Rp 16.285). Lebih lanjut Herindra menerangkan bahwa sisa pengeluaran yang telah dianggarkan untuk perbaikan akan digunakan untuk pemulihan kapal FREMM dari Italia.
"Kemarin agak lama prosesnya sehingga anggaran USD 105 juta sekarang sudah dialihkan untuk pemulihan kapal FREMM dari Italia. Nanti untuk perbaikan kapal ini akan dianggarkan melalui renstra berikutnya sebanyak USD 35 juta dan sudah dalam blue book di Bappenas," lanjutnya.