Ini 'Ibu Lis' Penderita Kanker Asal Sragen yang Namanya Disebut Sandiaga di Debat
Nama asli wanita itu adalah Niswatin Naimah (44), warga Duluh Babadan RT 08 RW 02, Desa Bentak, Sidoharjo, Sragen. Saat bertemu Sandi Desember lalu, dia memang tidak terlalu jelas menyebutkan namanya, sehingga mungkin saja Sandi salah dengar dan menyebutnya sebagai Bu Lis.
Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno, sempat menyebut nama 'Bu Lis' saat debat cawapres, Minggu (17/3) malam. Dikatakan Sandiaga, Bu Lis penderita kanker payudara asal Sragen terpaksa menghentikan pengobatannya lantaran tidak dikover oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS.
Menurut Sandi, peristiwa tersebut tidak boleh ditolerir. Apalagi Indonesia akan menuju negara yang ekonominya nomor 5 terbesar di dunia pada 2045.
-
Di mana debat Cawapres tersebut berlangsung? “Kita harus hati-hati untuk masalah pencurian data. Untuk itu harus kita kuatkan cyber security, cyber defence kita,” kata dia dalam debat Cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
-
Siapa saja yang ikut berdebat di debat capres ketiga? Debat akan menghadirkan seluruh kandidat calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
-
Kapan debat capres ketiga ini diadakan? Debat ketiga Pilpres akan digelar malam ini di Istora Senayan, Minggu (7/1).
-
Kapan debat cawapres akan dilaksanakan? Berdasarkan informasi resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), debat cawapres akan dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB.
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu rileks menghadapi debat capres? "Beliau sangat rileks, sangat santai menghadapi debat ini, karena kan memang materinya beliau pasti sangat mengetahui dan menguasai ya," Habiburokhman menandasi.
-
Mengapa debat capres-cawapres penting? Tujuan dari debat sendiri adalah untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam mengenai suatu isu, dan juga untuk menemukan solusi atau keputusan yang terbaik.
Merdeka.com coba menelusuri sosok Bu Lis yang dimaksud Sandiaga. Nama asli wanita itu adalah Niswatin Naimah (44), warga Duluh Babadan RT 08 RW 02, Desa Bentak, Sidoharjo, Sragen. Niswatin yang akrab disapa Nis mengakui pernah bertemu Sandi di Pasar Bunder, Sragen, pada 30 Desember 2018 lalu.
Saat itu, Nis menyampaikan keluhannya pada Sandi. Dia memang tidak terlalu jelas menyebutkan namanya, sehingga mungkin saja Sandi salah dengar dan menyebutnya sebagai Bu Lis.
"Mungkin yang dimaksud Pak Sandi itu saya. Mungkin beliau dengarnya 'Bu Lis, padahal saya menyebut Bu Nis," ujar Niswatin di Sragen Senin (18/3).
Niswatin menyampaikan, dalam pertemuan itu dia juga menceritakan pada Sandi tentang sakit diderita. Ia mengeluhkan jika pengobatannya tidak terkover BPJS Kesehatan. Padahal sebelumnya, jenis pengobatan tersebut dikover BPJS Kesehatan.
Saat menonton debat semalam, Niswatin mengaku kaget namanya disebut karena Sandiaga. Nis menilai kekeliruan penyebutan nama yang dilakukan Sandi tersebut wajar. Apalagi saat bertemu di Pasar Bunder, kondisinya sangat Rama.
"Saya saat itu menggebu-gebu setelah lihat pak Sandi datang. Saya menyampaikan aspirasi itu spontan saja, sampai menggebu-gebu, karena memang saya rasakan betul," katanya.
Niswatin mengaku apa yang disampaikan Sandiaga dalam debat cawapres semalam benar adanya. Nis juga menunjukkan bukti-bukti terkait sakit yang dia derita. Ia mengaku jika dokter sudah mendiagnosa dirinya menderita kanker payudara stadium dua.
Setelah menyelesaikan rangkaian pengobatan kemoterapi selama tujuh kali, seharusnya ia mendapatkan suntikan herceptin. Namun karena terkendala aturan BPJS, jenis pengobatan ini tidak dia peroleh.
"Seharusnya ada suntikan herceptin setelah pengobatan yang dikover BPJS, kemo dan sebagainya selesai, itu. Tapi tidak dilakukan karena terhalang aturan baru. Dulu terkover tapi sekarang saya tidak mendapatkannya," keluhnya.
Nis menyatakan, terakhir kali melakukan kemoterapi pada Oktober 2018. Hingga saat ini dia hanya mengonsumsi obat-obatan herbal.
"Saya yakin kesembuhan itu dari Allah. Barangkali dari medis tidak saya dapatkan, harus ikhtiar yang lain," katanya.
Niswatin yang merupakan guru honorer SMK Muhammadiyah 1 Sragen mengaku tidak mampu membiayai suntikan tersebut karena harganya sekitar Rp 15 juta sekali suntik. Padahal paling tidak, dia harus mendapatkan delapan kali suntikan.
"Saya akan memperjuangkan nasib penderita kanker payudara lainnya. Saya yakin ada kasus-kasus yang seperti saya. Harapannya BPJS diperbaiki lebih baik lagi karena kemarin dikover, kenapa sekarang tidak," jelasnya.
Dalam sesi debat semalam Sandiaga juga menjanjikan akan menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan BPJS Kesehatan ini jika menang dalam Pilpres 2019.
Baca juga:
Fadli Sindir Kartu Jokowi: Bicara Industri 4.0, Tapi Berpikir Cara Kuno
Bicara Pakai Data saat Debat, Ma'ruf Tunjukkan Kemampuannya Jadi Cawapres
TKN: Ma'ruf Amin Beri Sentuhan Islami Jabarkan Program Jokowi
Ubah Strategi, KPU Nilai Debat Ketiga Lebih Kondusif dari Sebelumnya
Debat Cawapres di Mata Netizen: Ma'ruf Detail dan Tenang, Sandi Dipuji soal Hapus UN
Saingi Tiga Kartu Sakti Jokowi, Prabowo-Sandi Integrasikan e-KTP Dalam 100 Hari Kerja
Penjelasan Istilah-Istilah Unik Disampaikan Ma'ruf Amin dalam Debat