Ini kasus pembunuhan bocah paling sadis di Indonesia mirip Angeline
Dalam beberapa kasus, pembunuhan dilatarbelakangi oleh berbagai motif.
Anak yang semestinya diperhatikan dan dijaga kerap kali menjadi korban kekerasan orang dewasa. Tercatat oleh merdeka.com, ada beberapa kasus pembunuhan terhadap anak dengan cara yang tak wajar.
Dalam beberapa kasus, pembunuhan dilatarbelakangi oleh berbagai motif. Tetapi apa pun itu pelaku pembunuhan harus dihukum seberat-beratnya.
Saat ini, Indonesia kembali dilanda duka dengan terjadinya pembunuhan terhadap bocah berusia 8 tahun bernama Angeline. Dia dibunuh oleh Agustai penjaga rumah ibu angkatnya, Margareith.
Jauh sebelum Angeline dibunuh secara tidak wajar, sudah banyak kasus yang serupa dialami oleh anak di bawah umur. Hal itu terjadi dengan alasan yang berbeda-beda. Untuk lebih jelas, simak kisah pembunuhan sadis di Indonesia mirip Angeline seperti dirangkum merdeka.com;
-
Kenapa Angelina Sondakh berjualan kue? Angie ingin mengeksplorasi minat barunya di bidang kuliner sambil terus menekuni profesinya di dunia hiburan.
-
Kenapa Angelina Sondakh enggan dipanggil ustazah? Pertama-tama, aku nggak mau disebut ustazah, karena kalau ditanya pesantren mana, aku dari pondok bambu, lapas, biasanya ustazah kan lulusan pesantren, cuma aku pesantren kehidupan.
-
Kapan Angelina Sondakh menjadi mualaf? Mengikuti perjalanan panjangnya sebagai mualaf sejak tahun 2008, hingga menjalani hukuman selama 10 tahun di balik jeruji besi, Angelina Sondakh telah menempuh perjalanan hijrah yang mengesankan.
-
Kapan Anies mengumukan kembali maju di Pilkada Jakarta? Sejauh ini, Anies baru mengantongi dukungan resmi dari PKB, partai yang mengusungnya di Pilpres bersama Muhaimin Iskandar. Setelah resmi mendapat dukungan, Anies akhirnya mengumukan Kembali maju Pilkada Jakarta. "Saya sampaikan bismillah kami bersiap untuk meneruskan ke periode kedua," kata Anies kepada wartawan di Jakarta, Jumat (14/6).
-
Kapan Angela Hartono mulai merasakan perasaannya kepada Kak Jason? Dear Kak Jason,Apa kabarnya hari ini Kak? Saya bingung mau nulis apa di surat ini. Yang pasti ingin sekali menuliskan semua yang belum sempat terlisankan kepada Kakak, yakni tentang perasaanku yang beberapa hari ini selalu aneh. Pikiranku selalu saja tertuju pada saat pertama kali aku melihat Kakak dari kejauhan.
-
Mengapa PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta? Meski pernah menjadi kompetitor di Pilpres, PDIP belakang mulai rajin memuji Anies sebagai sosok yang layak diusung sebagai Cagub Jakarta. Bahkan, PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta. "Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya," Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan. Menurut Utut, sosok Anies memiliki modal yakni popularitas dan elektabilitas untuk bisa memenangi perebutan kursi Gubernur.
Karena bertingkah aneh, ayah habisi nyawa anaknya
Eko Budianto (50) menghabisi anak kandungnya, Krisnanda Mega Pratama (26). Sang ayah tega membunuh Mega karena jengkel atas tingkah anaknya yang di luar batas.
"Pengakuan bapaknya dia melakukan pembunuhan tersebut karena jengkel atas tingkahnya yang sudah di luar batas. Saat melakukan pembunuhan dia dibantu teman korban Amru Nasruddin (26) pada Rabu (6/2) sekitar pukul 03.00 dini hari," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Ponorogo AKP Misrun.
Menurut Misrun, saat dibunuh korban sedang tidur. "Pelaku utamanya tetap bapaknya yang menusuk pisau ke dada kirinya beberapa kali hingga akhirnya tewas, sedangkan peran Nasruddin hanya memegangi kaki korban," tambah Misrun.
Ibu tenggelamkan anaknya hingga tewas
Ariyanti (30), membunuh anaknya Al Alfa Miftahul Huda (2). Sang ibu tega menghabisi darah dagingnya dengan ditenggelamkan ke bak air dalam toilet puskesmas.
Al Alfa Miftahul Huda dinyatakan tewas setelah dibawa ke ruang UGD Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk. Berdasarkan informasi, bocah itu dibunuh lantaran rasa kesal karena sering menangis. Hingga kini kondisi kejiwaan sang ibu masih terus diperiksa.
Stres istri akan nikah, ayah tega bunuh anaknya
Ivan Reza Pahlevi (32) tega membunuh anak kandungnya, Kaysa Ivanna Salsabila. Aksi sadis itu dilakukan karena diduga Ivan stres mantan istrinya berencana nikah lagi. Kaysa ditemukan tak bernyawa di rumahnya di Jalan Raya PKP, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur pada Sabtu kemarin.
Kanit Reskrim Polsek Metro Ciracas, AKP Jupriono mengungkapkan, Ivan melakukan tindakan keji itu lantaran marah setelah mengetahui mantan istrinya atau ibu Ivana, hendak menikah lagi. Ivan bercerai dengan sang istri dua tahun lalu.
Bocah ditemukan tewas dengan kepala terpisah dari tubuh
Mayat bocah yang diduga berusia 5-7 tahun dengan kondisi mengenaskan di kebun pisang di Kelurahan Petamanan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Mayat bocah perempuan ditemukan dengan kondisi yang sangat mengenaskan karena beberapa organ tubuhnya hilang.
Mayat ditemukan saat diketahui oleh warga yang mencium bau busuk di sekitar mereka. Setelah ditelusuri, bau busuk tersebut ternyata mengarah pada sesosok mayat bocah yang kondisinya mengenaskan. Saat ditemukan kepala mayat tersebut terpisah dari badannya. Bukan cuma itu, beberapa organ dalamnya juga hilang.
Sebelum penemuan mayat itu sendiri, warga Pasuruan digegerkan penculikan bocah. Pada 13 Agustus lalu, seorang bocah berusia lima tahun bernama Amira Sintya Ramadhani dilaporkan telah diculik.
Saat itu Amira sedang tidur siang di rumah kakeknya di Jalan Wahidin, Gang 12 RT 2 RW 4, Kelurahan Petamanan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Saat Amira tidur sang nenek sedang berada di dapur dan kakeknya di belakang, namun setelah dilihat, Amira sudah hilang.
Karena kangkung, ibu bacok anak hingga tewas
Lisma (53), warga Desa Tanjung Muning, Kecamatan Gunung Megang, Muara Enim, Sumsel begitu sadis membunuh anak kandungnya sendiri. Lisma nekat membacok anak kandungnya sendiri, Eman Wijaya (12) menggunakan parang hingga tewas.
Peristiwa itu terjadi di rumahnya, Sabtu (30/5) lalu menjelang maghrib. Pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai penyadap karet itu kalap lantaran anak bungsunya itu tak terima makan lauk sayur yang disediakannya di meja makan.
Spontan, pelaku mengambil parang dari dapur dan membacok korban bertubi-tubi. Bacokan itu mengenai beberapa bagian tubuh korban. Seperti di kepala belakang, leher, dan bahu. Korban tewas di tempat kejadian dengan bersimbah darah.
"Iya, pelakunya adalah ibu kandungnya sendiri. Korban yang tak lain adalah anaknya tewas di tempat," ungkap Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto, Senin (1/6).