Ini kronologi protokoler jenderal TNI pukul petugas bandara
Ini kronologi protokoler jenderal TNI pukul petugas bandara. Awalnya terjadi perdebatan saat jenderal bintang dua itu menolak melepas gesper dan ikat pinggang saat diperiksa oleh petugas Aviation Security berinisial E. Saat itu datang petugas Avsec lainnya yang berinisial A ikut cekcok.
Seorang petugas protokoler jenderal TNI disebut melakukan pemukulan pada petugas di Bandara Soekarno Hatta. Peristiwa itu terjadi Jumat (7/10) lalu.
Awalnya terjadi perdebatan saat jenderal bintang dua itu menolak melepas gesper dan ikat pinggang saat diperiksa oleh petugas Aviation Security berinisial E. Saat itu datang petugas Avsec lainnya yang berinisial A ikut cekcok.
Sumber merdeka.com menyebut, diduga karena ada kata-kata yang menyinggung, anggota protokoler jenderal bintang dua itu memukul A. Anak buah sang Mayjen itu juga menantang A berkelahi di luar.
Keributan ini bisa dicegah saat petugas Polisi Militer TNI AU melerai kejadian itu. Anggota protokoler itu pun pergi.
"A kena pukul dua kali di perut dan satu kali di wajah. Sampai saat ini belum ada penyelesaian dari pihak terkait ke Avsec," kata sumber tersebut.
Sebelumnya, ramai disebutkan seorang jenderal TNI melakukan pemukulan pada anggota keamanan bandara. Namun belakangan diketahui pelakunya prajurit yang bertugas di bagian protokoler, bukan sang jenderal.
Awalnya yang diduga melakukan pemukulan tersebut adalah Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi. Namun belakangan diketahui insiden pemukulan itu justru dilakukan oleh petugas protokoler jenderal TNI bintang 2.
Kepala Penerangan Kostrad Letkol Agus Bhakti pun mengaku bingung. Kejadian yang dimintai klarifikasi pemukulan terjadi pada Jumat (7/10), sementara Pangkostrad Edy Rahmayadi berada di bandara pada Sabtu (8/10).
"Pangkostrad di Bandara Sabtu, katanya kejadiannya Jumat," jelas dia dihubungi merdeka.com, Minggu (9/10).
Agus menjelaskan, pada Sabtu itu, tidak ada insiden. Pangkostrad hanya ingin petugas Avsec ramah dalam melakukan pemeriksaan kepada calon penumpang.
"Tatapannya ngotot, dalam arti tidak ramah. Beliau menyampaikan kepada petugas agar lebih ramah kepada penumpang. Tidak ada pemukulan, ini harus hati-hati," tegas dia.