Ini Ormas-ormas di Indonesia yang seragamnya sangat mirip TNI
Padahal ormas berseragam Tentara Nasional Indonesia (TNI) jelas dilarang dalam Undang-undang.
Keberadaan organisasi massa berseragam militer masih kerap ditemukan. Masyarakat pun resah akan keberadaan ormas tersebut.
Kelakuan petantang-petenteng dan memalak tak jarang bikin warga geram. Padahal ormas berseragam Tentara Nasional Indonesia (TNI) jelas dilarang dalam Undang-undang.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
Hal itu sesuai Pasal 59 Ayat 1b Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Penggunaan Atribut militer. Aturan itu menyebut warga sipil maupun ormas dilarang menggunakan pakaian atau seragam menyerupai pakaian dinas militer.
Baik TNI maupun Polri sudah menindak tegas keberadaan ormas tersebut. Namun bak hujan kala hujan, keberadaan ormas ala TNI itu tak penah padam.
Berikut rangkuman merdeka.com, ormas-ormas di Indonesia yang seragamnya sangat mirip TNI:
UN-TPKFCSEA
Petugas Denpom I/5 Bukit Barisan, mengamankan 3 orang TNI gadungan. Tak tanggung-tanggung mereka mengaku berpangkat jenderal.
Ketiga orang itu ditangkap di kawasan Jalan Merak Jingga, Medan, Senin (17/11). Mereka terjaring razia yang dilakukan petugas Denpom I/5.
"Ketiganya diamankan saat petugas kita melakukan patroli, dan melihat mobil ditumpangi tiga pria tersebut," kata Dan Denpom I/5 Medan Letkol CPM Anggiat Napitupulu di Mapolresta Medan, Selasa (18/11) sore.
Setelah melakukan pemeriksaan dan pengecekan, petugas Denpom memastikan ketiganya sebagai jenderal gadungan. Mereka tidak terdaftar di kesatuan.
Seorang dari tiga orang yang diamankan mengaku berpangkat jenderal besar bintang lima, yaitu Aditya Bambang Mataram. Dua lainnya berpangkat letnan jenderal yakni Jemmy Mokodompit dan Syarifudin P Simbolon. Mereka mengaku sebagai personel tentara perdamaian PBB (Unifil).
Berdasarkan dokumen yang ditemukan, ketiganya berencana mengunjungi Gubernur Sumut, Pangdam I Bukit Barisan, Kapolda Sumut hingga pejabat di daerah lain seperti Kalimantan.
PKRI
Anggota Komando Distrik Militer 0607/Sukabumi, Jawa Barat, menggerebek markas organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Kampung Ciheulangtonggoh yang dijadikan tempat latihan ala militer.
Penggerebekan yang dipimpin Pasi Intel Kodim 0607/Sukabumi Kapten Gessing pada Minggu, (28/2) berawal dari laporan warga RT02/RW03 Kampung Ciheulangtonggoh, Kecamatan Cibadak yang resah dengan keberadaan ormas tersebut. Mereka dilaporkan warga selain melakukan latihan ala militer juga menggunakan atribut militer sebagai seragam almamaternya.
"Puluhan anggota ormas ini kami amankan karena mereka layaknya anggota militer mulai dari atribut yang digunakan hingga ada pelatihan militer, kami amankan mereka karena khawatir seragam ala TNI Angkatan Darat yang digunakan ormas itu disalahgunakan," kata Gessing, Minggu (28/2).
Dia menjelaskan sesuai Pasal 59 Ayat 1b Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Penggunaan Atribut militer, warga sipil maupun ormas dilarang menggunakan pakaian atau seragam menyerupai pakaian dinas militer. Maka dari itu, pihaknya langsung melucuti pakaian yang digunakan oleh ormas itu.
Atribut ala militer yang digunakan oleh ormas yang menamakan diri Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) mulai dari pakaian dinas harian (PDH) hingga pakaian dinas lapangan (PDL) 90 persen hampir menyerupai pakaian dinas anggota TNI. Namun demikian, pihaknya juga tidak melarang aktivitas ormas itu asalkan sesuai aturan.
"Untuk sementara kami mendata mereka dahulu dan dibawa ke Koramil Cibadak untuk dilakukan pembinaan dan dimintai keterangan," kata Gessing.
Informasi dari warga, kegiatan ormas tersebut sudah cukup lama dilakukan di lapang voly milik warga, aktivitas keseharian mereka seperti anggota militer yang tengah melakukan latihan, seperti baris berbaris dan seperti latihan perang. Bahkan, gaya anggota ormas itu pun membuat geram masyarakat dan kegiatan mereka juga sering membuat bising lingkungan sekitar.
PPM
Di Jakarta juga ada ormas yang seragamnya mirip TNI. Ormas ini dikomandoi Wakil Ketua DPRD DKI, Abraham Lunggana (Haji Lulung) dan bermarkas di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat.
PPM sangat kental dengan Pasar Tanah Abang dan Haji Lulung. Saat penertiban kawasan Pasar Tanah Abang, PPM disebut-sebut membekingi keberadaan PKL yang menolak lapaknya dibongkar. Namun hal itu ditepis Ketua Ormas Pemuda Panca Marga (PPM) Jakarta Saharudin Asyrad.
"Kami di PPM tidak pernah terlibat dalam beking-membekingi keberadaan PKL di Pasar Tanah Abang. Apalagi kabar di media yang menyebutkan kalau preman yang di Tanah Abang di antaranya adalah anggota PPM. Itu semuanya tidak benar," jelas Saharudin Asyrad saat itu.
Kemudian, saat Haji Lulung dicemooh oleh vokalis grup Slank, puluhan anggotanya menggeruduk markas grup Slank yang berada di kawasan Gang Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (16/3) itu. Kedatangan mereka untuk melayangkan somasi kepada Kaka, terkait ucapannya yang menyebut Haji Lulung berbahaya. Kaka juga disomasi karena pernah memakai kaos yang bertuliskan 'Lulung: Lulusan Pemulung' pada sebuah kesempatan di media. Perkara ini akhirnya selesai setelah Kaka diwakili bunda Iffet meminta maaf kepada Haji Lulung.
IPK
Ormas selanjutnya yang menggunakan seragam mirip TNI adalah Ikatan Pemuda Karya. Seragam IPK loreng dengan biru sebagai warna dasarnya.
IPK berdiri 28 Agustus 1969 dan berpusat di Medan. Dahulunya organisasi ini berdiri sesuai dengan pendirian Sentral Organisasi burh Pancasila (SOB Pancasila). Organisasi ini berindukkan ke Koordinasi Ikatan-ikatan Pancasila yang berkedudukan di Jakarta.
Ormas ini bergerak pada pemberdayaan anak muda. Tak jarang IPK juga kerap melakukan bakti sosial di sejumlah wilayah Indonesia.
Â
(mdk/gil)