Istana serahkan ke aparat soal santri teriak 'bunuh menteri'
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan banyak pihak yang menduga bahwa umpatan tersebut merupakan 'hoax'. Namun, dari pengamatannya, video itu asli sehingga dia menyerahkan ke aparat untuk menelusurinya.
Video demonstrasi sejumlah santri menolak aturan Full Day School beredar di media sosial. Dalam video yang viral itu, para santri terdengar berteriak 'bunuh menterinya sekarang juga'.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan banyak pihak yang menduga bahwa umpatan tersebut merupakan 'hoax'. Namun, dari pengamatannya, video itu asli sehingga dia menyerahkan ke aparat untuk menelusurinya.
"Sekarang ini kan semua orang mengatakan bahwa itu palsu, itu hoax padahal kenyatannya kan ada. Dengan demikian nanti aparat yang akan menelusuri itu," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (15/8).
Menurut Pramono, pihak yang telah memanasi santri untuk mengumpat 'bunuh menteri' saat ini pasti sudah 'lepas tangan' karena menjadi polemik. Padahal, sudah menjadi kewajiban bagi siapa pun yang telah dewasa untuk memberikan pembelajaran bagi anak-anak untuk tidak melakukan ujaran kebencian.
"Kita juga harus memberikan pendidikan kepada anak-anak kita untuk tidak katakanlah membenci kemudian melakukan tindakan yang berlebihan. Dan saya meyakini bahwa siapapun yang manas-manasi anak-anak itu pasti bukan orang yang mau bertanggungjawab kalau sudah begini," ujarnya.
Seperti diketahui, pada aksi tersebut, terlihat anak-anak berbaju koko dan pakai sarung itu membentangkan spanduk dan membawa bendera seraya meneriakkan takbir serta memekikkan ucapan 'bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga'.
Program lima hari sekolah dengan waktu belajar delapan jam menuai penolakan keras dari Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, aturan yang dikenal dengan sebutan Full Day School itu dinilai mengancam keberadaan sekolah-sekolah Islam, seperti madrasah dan pesantren yang jumlahnya ribuan di seluruh Indonesia.
Baca juga:
Menko PMK: Full Day School penting untuk pendidikan karakter bangsa
Ini penjelasan penanggungjawab demo full day school 'bunuh menteri'
Demo full day school 'bunuh menterinya' & beda suara tokoh NU
Sekjen PBNU sebut video demo 'bunuh menteri' hoax buat sudutkan NU
Penolakan full day school diminta tak libatkan anak-anak
Polemik full day school hingga demo santri 'bunuh menterinya'
'Teriak Allahu Akbar tetapi teriak bunuh menteri, aneh banget'
-
Kapan kelas BPJS dihapus? Sehingga, Rizzky memastikan besaran iuran sekarang masih tetap sama dengan apa yang sudah berlaku selama ini."Untuk iuran masih tetap, karena tidak ada penghapusan kelas otomatis untuk iuran, ini masih mengacu kepada Perpres yang masih berlaku yaitu Perpres 64 tahun 2020 jadi masih ada kelas dan iuran masih sama," kata Irsan di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
-
Kenapa kelas BPJS dihapus? Irsan mengatakan, untuk penyesuaian iuran ini masih perlu diskusi lebih lanjut.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Dimana Ucok bersekolah? Bertempat di SMPN 13 Bandung, pespisahan Ucok diiringi tangis haru dari teman-teman sekelas, terutama teman sebangku.
-
Kapan Ma'ruf Amin melanjutkan sekolah ke Tebuireng? Kemudian, Ma’ruf Amin melanjutkan sekolah ke jenjang Madrasah Ibtidaijah Salafijah Safiijah Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada 1958.
-
Kapan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati? Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati setiap 2 Mei 2024.