Istri Mas Bechi Blak-Blakan: Banyak Pelakor Ingin Rebut Suami Saya!
Durrotun Mahsunnah, istri terdakwa dugaan pencabulan, Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Bechi, putra seorang kiai di Jombang, Jawa Timur, akhirnya buka suara. Dia pun menuntut agar pelapor menjelaskan motif dari kasus tersebut.
Durrotun Mahsunnah, istri terdakwa dugaan pencabulan, Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Bechi, putra seorang kiai di Jombang, Jawa Timur, akhirnya buka suara. Dia pun menuntut agar pelapor menjelaskan motif dari kasus tersebut.
Tuntutan ini diungkapkan oleh Sunnah, panggilan akrabnya, pada wartawan, Jumat (12/8) di Surabaya.
-
Bagaimana korban ditikam? “Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,” kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Siapa korban mutilasi tersebut? Identitas Korban Mutilasi Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, korban mutilasi adalah seorang mahasiswa berinisial R.
-
Bagaimana korban meninggal? Diketahui, seorang pria berinisial AS (30), warga Desa Pranti, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik ditemukan tewas di kamar rumahnya dalam kondisi tragis, dengan mulut tertancap pisau serta kepala pecah akibat pukulan benda keras.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku melakukan aksinya tersebut saat kondisi rumah korban dalam keadaan sepi."Pamannya melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak empat kali kali sehingga korban hamil dan sudah melahirkan," kata Tri.
-
Apa yang diambil pelaku dari korban? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
Ibu empat orang anak ini menyatakan, selama ini dirinya hanya diam karena sedang mengandung anak ke empatnya. Ia mengaku sedang menjaga psikologis anak-anaknya menghadapi berbagai persoalan yang tengah membelit sang suami.
"Saya adalah Sunnah, istri dari Mas Bechi, kenapa baru saat ini baru berbicara di media. Karena saya baru saya baru saja melahirkan 1,5 bulan lalu, dan saya fokus jaga kesehatan kandungan saya," tegasnya, Jumat (12/8).
Dia menceritakan, selama ini pihaknya merasa telah dihabisi duluan oleh opini publik. Padahal, tambahnya, apa yang disebutkan di dalam pemberitaan, belum tentu kebenarannya.
"Terkait pemberitaan yang beredar, saya sedih, karena suami saya dihabisi duluan sama opini publik melalui berita berita itu. Tanpa diketahui terlebih dahulu kebenarannya seperti apa sih? Dan saya merasa cemas karena sewaktu-waktu berita itu bisa saja dilihat anak saya," terang dia.
Dia menambahkan, sejak awal kasus ini mengemuka, dirinya telah mendampingi sang suami. Sehingga, ia mengetahui persis bagaimana duduk persoalannya perkara tersebut. Ia pun menyebut, jika kasus yang tengah membelit suaminya penuh dengan rekayasa dan fitnah.
"Sejak awal saya sudah mendampingi beliau. Fitnah ini sangat keji dan penuh rekayasa. Sebab, hal semacam ini bukan sekali saja. Kami sebagai keluarga yang paling tahu permasalahan ini," tegasnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menuntut pada pelapor atau yang mengaku sebagai saksi korban, agar jujur bicara yang sebenarnya. Sebab, ia mengaku tahu betul bahwa pelapor menyukai sang suami sejak lama.
Dia juga mengetahui bagaimana pelapor ini berusaha mendekati sang suami melalui berbagai cara. Mulai merayu hingga berfoto selfie pun pernah dilakukan oleh pelapor.
"Pada saksi korban yang mengaku menjadi korban, untuk jujur bicara yang sebenarnya. Karena saya tahu betul, sebetulnya, dia yang senang dengan suami saya, dia yang berusaha mendekati suami saya, dengan cerita, merayu lewat chatting, memanggil sayang, berkirim foto selfie," ujarnya.
"Karena saya melihat sendiri chatting itu. Memang pada kenyataannya, banyak perempuan yang mendekati suami saya. Berusaha merebut. Meskipun mereka tahu Mas Bechi, sudah punya anak, kenapa seperti itu," tambahnya.
Dia pun menyimpulkan, banyak perempuan yang salah mengartikan kebaikan Subechi. Sehingga, atas dasar berbagai fakta itu lah dirinya yakin tidak pernah terjadi kekerasan seksual seperti yang dituduhkan selama ini.
"Jadi banyak perempuan yang salah mengartikan kebaikan dia. Atas dasar, fakta-fakta itu, saya yakin tidak pernah terjadi pemerkosaan yang dituduhkan dalam dakwaan," tandasnya.
Dalam hal ini, justru kami sebagai keluarga yang sebagai korban. Terutama Bechi, nama baiknya sudah dicemarkan. Karena beritanya sangat masif sekali.
Ia pun menuding, perkara ini muncul karena ada pihak-pihak tertentu yang sengaja memfitnah sang suami. Hal itu dilakukan oleh kelompok atau yang disebutnya sebagai gerombolan, tidak hanya sekali. Namun dihitungnya sudah berkali-kali.
"Sejak dulu, di internal kita ada gerombolan tertentu yang bolak balik, berkali-kali memfitnah Mas Bechi. Sudah bukan hitungan 1 atau 2 kali. Fitnah itu sudah berkali-kali. Sebagian orang yang tahu duduk perkara ini. Mereka lebih menilai kasusnya seperti sebagai pelakor yang gagal mendekati suami saya, terus dia itu bekerja sama dengan gerombolan fitnah itu, untuk membawa kasus ini ke ranah hukum," tegasnya.
Terkait dengan perkara ini, dirinya pun berharap, ada keadilan untuk sang suami. Sebab, sebagai seorang ibu yang memiliki 4 orang anak, kehadiran sang suami sangat dibutuhkan oleh mereka.
"Saya harap ada keadilan. Karena dia tidak pernah menyakiti orang lain. Dia tidak pernah merugikan orang lain. Dia selalu menyebar kebaikan pada masyarakat. Saya sangat berharap keadilan bisa didapatkan suami saya. Mungkin itu saja dari saya," tutupnya.
Diketahui, MSAT alias Bechi dilaporkan ke Polres Jombang atas dugaan pencabulan terhadap perempuan di bawah umur asal Jawa Tengah dengan Nomor LP: LPB/392/X/RES/1.24/2019/JATIM/RESJBG. Korban merupakan salah satu santri atau anak didik MSAT di pesantren.
(mdk/rnd)