Jaksa Cecar Dirjen Kementan Awal Kenal Dekat Anak Cucu SYL: Kok Bisa Tahu Sedetil Itu
Mulanya Jaksa KPK ingin mengkonfirmasi bagaimana Andi dapat mengetahui nama-nama keluarga SYL, mulai dari anak hingga cucu
Mulanya Jaksa KPK ingin mengkonfirmasi bagaimana Andi dapat mengetahui nama-nama keluarga SYL, mulai dari anak hingga cucu
Jaksa Cecar Dirjen Kementan Awal Kenal Dekat Anak Cucu SYL: Kok Bisa Tahu Sedetil Itu
Direktur Jenderal (Dirjen) Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nur Alamsyah mengaku, mantan atasannya, Syahrul Yasin Limpo (SYL) pernah menitipkan pesan dalam forum meja makan. Pesan tersebut, terkait pembangunan perkebunan di Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh Andi pada saat saksi dihadirkan dalam sidang lanjutan gratifikasi dan pemerasan SYL di Pengadilan Negeri (PN) Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (20/5).
Mulanya Jaksa KPK ingin mengkonfirmasi bagaimana Andi dapat mengetahui nama-nama keluarga SYL, mulai dari anak hingga cucu.
Andi menyebut dalam beberapa kesempatan, mantan atasannya itu memang memperkenalkan anak hingga cucunya seperti di rumah dinas SYL kawasan Widya Chandra (Wican).
"Dari mana saksi bisa tahu sedetail ini keluarga Pak SYL waktu menjabat menteri. Bagaimana ceritanya?" tanya Jaksa.
"Kita bertemu di Wican atau ada acara kantor yang seperti 17-an," ucap Andi.
"Di Kantor Kementan? Di situ kah diperkenalkan dia anak SYL, cucu SYL," tanya Jaksa.
"Secara otomatis kita tahu bahwa itu anak beliau," ungkap Andi.
Andi menyebut dalam beberapa pertemuan, Dirjen Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Muhammad Hatta sesekali memperkenalkan keluarga SYL. Hal itu juga berlaku ajudan pribadi SYL, Panji.
Andi juga mengaku dalam beberapa kesempatan mendapat pesan dari mantan atasannya tersebut.
Salah satunya tentang bagaimana cara mengelola logistik perkebunan juga mengelola perkebunan nasional.
"Setelah saya dilantik saya diundang makan di Sarinah dan beliau menitip pesan bahwa bagaimana perkebunan ke depan dibangun. Terkait dengan perkebunan mau maju, beliau mengatakan logistik perkebunan harus dikelola dengan baik. Kedua adalah bagaimana memperbaiki tata kelola perkebunan nasional," kata saksi Andi.