Jangan Cium Balita Saat Lebaran, Ini Risikonya
Biasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Lebaran Idulfitri 2024 tinggal menghitung hari.
- Bikin Resah Warga, Pembunuh Sadis Anak Kandung Kabur dari Tahanan
- 4 Resep Makanan untuk Balita Agar Tumbuh Tinggi & Cerdas Anjuran Kemenkes, Mudah Dibuat
- Keseruan Warga Jateng Rayakan Lebaran 2024, Bagi-Bagi Ketupat Berisi Taoge hingga Lebaran Sapi
- Ribut Usai Minum Miras di Jimbaran Bali saat Lebaran, 3 Orang Disanksi Bersih-bersih
Jangan Cium Balita Saat Lebaran, Ini Risikonya
Pakar kesehatan anak Dwinanda Aidina mengingatkan agar orang dewasa tidak mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran Idulfitri 2024.
Imbauan ini demi mencegah anak tertular penyakit infeksi misalnya flu singapura.
"Kumpul keluarga itu agak sulit dihindari saat Hari Raya, mungkin kita bisa siasati dengan meminimalisir orang lain untuk tidak sembarang mencium atau memegang anak balita" kata Dwinanda, Jumat (5/4).
Sekretaris Unit Kerja Infeksi dan Penyakit Tropis di Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)-Jakarta Raya ini menjelaskan, flu singapura dapat menular melalui percikan pernapasan (droplet) dan tinja manusia.
Flu singapura merupakan penyakit tangan, mulut dan kuku (HFMD) yang disebabkan virus Coxsackievirus A16 dan Entrovirus A71. Kementerian Kesehatan melaporkan kasus penyakit ini hingga pekan ke-11 di tahun 2024 yakni sebanyak lebih dari 5.000 pasien.
Dwinanda mengatakan, penyakit ini dapat dicegah dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti mengenakan masker untuk mengurangi paparan droplet, menghindari kerumunan dan menjaga kebersihan tangan menggunakan air dan sabun setelah ke toilet, serta sebelum makan.
Hanya saja, imbuh dia, anak-anak terutama balita belum bisa menerapkan prokes sebaik orang dewasa dan kondisi imunitas belum matang sehingga lebih rentan terkena flu singapura dibandingkan kelompok usia dewasa.
"Belum bisa pintar cuci tangan, masih sering memegang benda-benda tertentu atau memasukkan tangan ke mulut atau mungkin berbagi makanan dengan teman-temannya,"
kata Dwinanda.
merdeka.com
Menurut dia, agar balita tak terkena penyakit ini, maka perlu ada upaya dari orang dewasa atau anak berusia lebih besar di sekitarnya untuk patuh menerapkan prokes. Khususnya memakai masker saat sakit dan terpaksa harus bertemu si anak misalnya saat kumpul keluarga.
Selain itu, orang tua bisa melatih anak sebisa mungkin sesuai perkembangan usianya misalnya saat anak berusia dua tahun untuk belajar memakai masker.
Kemudian, bagi anak yang ikut perjalanan mudik, orang tua mungkin bisa mempertimbangkan pemilihan moda transportasi.