Jasad Balita Tanpa Kepala Rupanya Anak yang Hilang di PAUD 2 Minggu Lalu
Identitas jasad Balita tanpa kepala yang ditemukan di parit Jalan Pangeran Antasari II RT 30 Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/12) terjawab. Balita malang itu adalah Ahmad Yusuf Ghazali (4) yang hilang Jumat (22/11) lalu saat berada di PAUD.
Identitas jasad Balita tanpa kepala yang ditemukan di parit Jalan Pangeran Antasari II RT 30 Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/12) terjawab. Balita malang itu adalah Ahmad Yusuf Ghazali (4) yang hilang Jumat (22/11) lalu saat berada di PAUD.
Kondisi Balita sudah sulit dikenali saat dibawa ke kamar jenazah yang awalnya hendak diautopsi. Kendati demikian, pakaian balita itu masih bisa dikenali meski sudah begitu lusuh.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Bagaimana cara mentahnik bayi? Dalam Kitab Fathul Baari disebutkan, tahnik adalah praktik memberikan sesuatu yang manis dengan cara mengunyahnya terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke mulut bayi lalu dioleskan sedikit ke langit-langit mulutnya.
-
Siapa yang bergantian mengasuh anak? Di sinilah peran Irfan Bachdim sebagai suami terlihat jelas. Ia tak segan untuk bergantian menggendong anak bungsu mereka yang masih membutuhkan banyak perhatian, memberikan Jennifer ruang untuk fokus pada pekerjaannya.
-
Siapa yang bisa memberikan manfaat pelukan pada anak? Pelukan bisa memperbaiki mood anak dan mengurangi perasaan cemas serta stres yang mungkin mereka alami. Manfaat ini tidak hanya dirasakan oleh si kecil, tetapi juga oleh ibu atau orang yang memberikan pelukan.
-
Siapa yang berperan dalam mewariskan sifat-sifat tertentu kepada anak? Setiap orang memiliki dua alel untuk setiap sifat, satu dari ibu dan satu dari ayah.
Itu yang menjadi dasar pasangan Bambang Sulistyo (37) dan Meli Sari (30), meyakini jasad itu adalah anak balitanya yang hilang.
"Sudah, sudah dipastikan itu anak saya. Istri saya tadi yang melihat pakaiannya. Iya benar, itu anak saya," kata Bambang, kepada merdeka.com, di kamar jenazah RSUD AW Syachranie, Minggu (8/12).
Setelah sempat alot berunding dengan kepolisian, Bambang sendiri, menolak anaknya untuk diautopsi, dan berkeinginan memakamkan putranya malam ini juga.
"Habis dimandikan, langsung bawa pulang," terang Bambang.
Polisi menyimpulkan sementara ini, jenazah balita itu adalah balita dari orangtua Bambang, yang hilang sekitar dua pekan terakhir ini.
"Itu dilihat dari ciri pakaian jenazah saat ditemukan, dengan pakaian yang dikenakan saat hari terakhir itu (di PAUD)," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Damus Asa, ditemui malam ini.
Damus menerangkan, polisi belum bisa menyimpulkan kematian balita itu, disebabkan aksi kejahatan.
"Belum bisa disimpulkan ke sana. Karena jasadnya sudah 14 hari. Yang jelas, dari orangtua mengidentifikasi pakaiannya, itu anaknya," ungkap Damus.
Meski orangtua menolak autopsi, Damus memastikan penyelidikan kepolisian tetap jalan. Namun terbaru, sekira pukul 20.51 Wita malam ini, jenazah balita itu dibawa ke rumah duka, untuk dimakamkan malam ini.
"Tetap jalan (penyelidikan kepolisian)" tutup Damus.
Diketahui, balita Yusuf diketahui hilang Jumat (22/11) sore, sekira pukul 15.00 Wita. Saat itu, ada 2 ibu asuh/pendamping, dimana 1 ibu asuh mengasuh 7 anak. Saat salah satu ibu asuh buang air kecil, Yusuf bersama anak lain dijaga ibu asuh kedua, yang kemudian membuat susu di dapur.
Namun, usai buang air kecil, ibu asuh pertama tidak lagi melihat Yusuf. Kepala Sekolah PAUD Jannatul Athfaal Mardiana melaporkan itu ke orangtua Yusuf. Hingga akhirnya, orangtua korban melapor ke Polsek Samarinda Ulu, sehari kemudian, Sabtu (23/11) lalu.
(mdk/rnd)