Jejak Emas TNI AU Pengawal Kedaulatan Udara Indonesia
Jejak Emas TNI AU Pengawal Kedaulatan Udara Indonesia. Dua jet tempur F-16 dari Skadron 16 itu melesat cepat ke angkasa menuju target mereka. Sebuah pesawat asing yang masuk wilayah udara Indonesia tanpa izin.
Dua jet tempur F-16 dari Skadron 16 itu melesat cepat ke angkasa menuju target mereka. Sebuah pesawat asing yang masuk wilayah udara Indonesia tanpa izin.
Diketahui pesawat asing itu melintasi Nias, hendak mengarah ke Singapura. Namun radar Kosek III di Medan segera mendeteksi pelanggaran udara tersebut. Dua pemburu dari Pangkalan Udara Lanud Roesmin Nurjadin di Pekanbaru segera dikerahkan.
-
Kapan atraksi dirgantara TNI AU di Banyuwangi akan diadakan? Rangkaian kegiatan digelar pada 15-17 September 2023.
-
Kenapa Sesko TNI AU dipindahkan ke Lembang, Bandung? Pada awal pendiriannya, Seskoau berlokasi di Jakarta, namun kemudian dipindahkan ke Lembang, Bandung, Jawa Barat.
-
Kapan Sesko TNI AU resmi didirikan? Seskoau resmi didirikan pada tanggal 1 Agustus 1963.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang akan di miliki TNI AU dalam waktu dekat? Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono menyebutkan TNI AU segera memiliki pesawat nirawak baru yang akan melengkapi alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
Di ketinggian 24.000 kaki, dua F-16 itu mencegat pesawat Ethiopian Airlines tak berizin. Setelah melakukan pengecekan dan memastikan Boeing 777 tidak dilengkapi Flight Clearance, TNI AU memaksa pesawat itu mendarat di Bandara Hang Nadim Batam. Seluruh misi berjalan mulus, dalam waktu cuma 20 menit saja.
Peristiwa yang terjadi Senin 14 Januari 2019 tersebut, hanya salah satu bukti kesiapan TNI AU mengawal kedaulatan udara Republik Indonesia. Beberapa kali TNI AU mampu mendeteksi pesawat asing yang masuk wilayah Indonesia tanpa izin.
Kasus lain terjadi 4 Oktober 2018 lalu, saat itu diduga ada dua pesawat tempur asing yang memasuki wilayah Natuna. Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama TNI Ronny Irianto Moningkar langsung memerintahkan dua pesawat F-16 terbang. Setelah menyadari kehadiran dua fighter TNI-AU, pesawat tempur tak dikenal buru-buru meninggalkan wilayah Indonesia.
TNI AU mencatat ada 127 kasus pelanggaran terjadi di wilayah udara Indonesia selama tahun 2018. Perinciannya, 65 kasus melibatkan pesawat sipil, 48 kasus melibatkan pesawat negara, serta 14 kasus yang tidak teridentifikasi.
Sementara itu, sepanjang tahun 2017 terdapat 19 kasus, yang terdiri dari 2 kasus melibatkan pesawat sipil, 16 kasus melibatkan pesawat negara, dan satu kasus yang tidak teridentifikasi.
"Sepanjang empat tahun terakhir, TNI berhasil mendeteksi sekaligus menghalau pelaku pelanggaran wilayah teritorial NKRI oleh 286 pesawat asing dan 26 kapal asing," kata Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto akhir tahun 2018 lalu.
Tantangan Pertahanan dan Keamanan Negara di era digital memang semakin komplek. Ancaman perang konvensional telah bergeser menjadi peperangan asimetris. Termasuk di antaranya serangan terorisme dan proxy war. Hal ini menuntut kesiapsiagaan TNI AU sebagai penjaga wilayah udara Indonesia. Apalagi wilayah Indonesia sangat luas dan ketegangan di Laut Cina Selatan masih terjadi.
Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Yuyu Sutisna menjelaskan saat ini sifat dan bentuk ancaman dalam perang modern lebih dominan digerakkan oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
"Perang modern tidak lagi didominasi dengan konsep perlawanan bersenjata secara gerilya melainkan berubah menjadi perang dengan melumpuhkan infrastruktur pendukung kehidupan masyarakat seperti komplek industri, pembangkit energi hingga sistem keuangan perbankan," kata Marsekal TNI Yuyu Sutisna.
Baru 44 Persen
Walau sudah menunjukkan taringnya, kekuatan udara Indonesia rupanya belum mendekati angka ideal. Kasau mengungkap dalam membangun MEF (Minimum Essential Force), tahun 2019 baru mencapai 44 persen. Padahal diharapkan sudah mendekati angka 66-67 persen. Pembangunan kekuatan udara memang tidak mudah. Namun TNI AU berharap semuanya sudah lengkap tahun 2024.
Pada saat menutup Rapim TNI AU 2009 lalu, Kasau mengungkapkan beberapa fokus utama TNI AU. Di antaranya membentuk Skadron Udara 33 Hercules di Makassar. Lalu skadron 27 di Biak dan pembangunan Gedung Mako Koopasau III di Biak. Demikian juga pembangunan Lanud Wamena dan Saumlaki.
Untuk fighter pengganti F-5 Tiger, Indonesia masih menunggu kedatangan pesawat Sukhoi Su-35 dari Rusia. Presiden Jokowi sudah meminta agar pesawat yang dipesan dari Rusia ini dilengkapi full dengan persenjataan. Siap tempur.
Kehadiran Su-35 memiliki efek penggetar di kawasan. Pesawat generasi 4.5 ini diharapkan bisa menandingi F-35 buatan AS. Membuat TNI AU makin bergigi.
Selain itu TNI AU juga melengkapi T-50i dengan radar dan persenjataan. Diharapkan si Golden Eagle ini bisa berfungsi untuk counter insurgency.
Sejarah Emas TNI AU
Pembangunan alutsista hingga mencapai MEF diharapkan akan memperkuat TNI AU. Membuatnya menjadi kekuatan udara yang disegani di Asia Tenggara. TNI AU pernah punya sejarah menjadi Angkatan Udara yang paling kuat di belahan bumi bagian selatan.
Kala itu TNI AU membangun kekuatannya habis-habisan di era 1960an. Dalam rangka konfrontasi perebutan Irian Barat, Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) memborong sejumlah persenjataan paling canggih.
Tercatat saat itu AURI memiliki 30 pesawat MiG-15, 49 pesawat Mig-17, 10 pesawat MiG-19 dan 20 pesawat MiG-21. Pesawat pemburu paling disegani kala itu. Jet tempur Belanda dan Australia saja kalah kelas.
Namun yang paling 'mengerikan' adalah deretan pengebom strategis jarak jauh. 12 Pesawat Tu-2 dan 14 pesawat Tu-16 KS siap siaga melaksanakan misi pengeboman, bahkan hingga terbang jauh ke jantung Australia tanpa bisa dihentikan.
Indonesia adalah negara keempat yang memiliki pengembom strategis setelah Amerika Serikat, Inggris dan Uni Soviet. Tu-16 dilengkapi peluru kendali khusus yang siap menjebol kapal induk Belanda Karel Doorman. Kekuatan TNI AU seperti harimau yang siap menerkam mangsanya.
Adik kandung Presiden John F Kennedy, Bob Kennedy, sampai menekan Belanda dalam panggung politik internasional. Dia menegaskan dengan persenjataan yang dimiliki Indonesia, Belanda tak akan mampu memenangkan perang memperebutkan Irian Barat.
Jaksa Agung AS itu bahkan mengancam akan menghentikan bantuan ekonomi pada Belanda jika masih ngotot mau perang di Irian Barat. Melihat bukti kekuatan AURI dan tekanan Kennedy, Belanda pun melunak. Mereka sepakat menyelesaikan konflik Irian Barat lewat perundingan. Itulah yang dinamakan efek penggetar. Menang, tanpa perlu berperang.
Kini, semoga TNI AU ini bisa menggetarkan langit Asia lagi.
Data diolah dari berbagai sumber
Foto: Koleksi TNI AU
Baca juga:
Kunjungi Indosiar, Kadispenau Bahas Kerja Sama dengan Emtek Group
Kisah Mantan Pimpinan TNI AU Bergaji Rp 189 Ribu Saat Jadi Komandan Skadron
Mabes AU Kirim Pesawat Tempur Patroli di Langit Kepri
Mengenal Kogabwilhan, Satuan Baru di TNI Dipimpin Seorang Jenderal
Mengenang Pesawat Tempur TNI yang Pernah Berjibaku dalam Perang
Kisah-Kisah Nyata Anggota TNI Duel dengan Penjahat Selamatkan Warga