Kabareskrim tegaskan penyebaran isu ulama diteror dilakukan sistematis
Para aktor yang 'menggoreng' isu tersebut, tambahnya, lantas mengaitkan pemberitaan hoax tersebut dengan kebangkitan PKI.
Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto menegaskan penggorengan isu teror terhadap sejumlah tokoh ulama yang kini marak terjadi dilakukan secara sistematis. Atas kasus tersebut, 5 orang diamankan.
"Misalnya saja, dari media sosial. Diketahui ada puluhan ribu artikel pembahasan yang membahas dan berkorelasi dengan permasalahan penyerangan ustaz, ulama dan tokoh agama," ujar Ari dalam keterangannya, Kamis (22/2).
-
Siapa yang melakukan penipuan berkedok sumbangan agama? Aksi WNA itu terekam dalam video yang viral di media sosial. Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Kapan doa mengubur ari-ari dibaca? Doa mengubur ari-ari biasanya dilafalkan sebelum ari-ari dimasukkan ke dalam tanah.
-
Mengapa ritual Tirto Mukti Rekso Bumi dianggap penting? “Sebenarnya ritual Tirto Mukti Rekso Bumi ini tak ada bedanya dengan ritual nenek moyang di masa lalu. Memberikan sesaji di tempat-tempat suci, di hutan-hutan yang dianggap angker dan sebagainya. Bukan berarti kita ingin membangkitkan hal-hal berbau kontroversi. Tapi lebih bagaimana mengemas bahwa ini adalah daya tarik yang berlatar belakang perilaku nenek moyang,”
-
Kapan Arca Totok Kerot ditemukan? Pada tahun 1981, penduduk melaporkan adanya benda besar dalam gundukan di tengah sawah. Gundukan tersebut digali hingga terlihat sebuah arca. Penggalian hanya dilakukan setengah badan saja yaitu pada bagian atas arca.
-
Kenapa Doa Kanzul Arsy penting? Doa Kanzul Arsy adalah doa yang dipercaya memiliki banyak manfaat dan keutamaan bagi umat Muslim. Berbagai manfaat keutamaan bisa didapatkan, jika Doa Kansul Arsy diamalkan dengan hati yang ikhlas dan penuh keyakinan.
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
Hasil penyelidikan sementara, lanjutnya, tujuan penyebaran isu guna menggiring opini situasi keamanan RI yang sedang tidak kondusif.
"Hasil penyelidikan menemukan fakta bahwa itu semua hoax. Tujuan hoax itu justru untuk menggiring opini bahwa negara ini sedang berada dalam situasi dan kondisi yang seolah-olah bahaya. Di titik ini, masyarakat sebenarnya justru terjebak dalam skenario dari sutradara hoax itu," tegasnya.
Para aktor yang 'menggoreng' isu tersebut, tambahnya, lantas mengaitkan pemberitaan hoax tersebut dengan kebangkitan PKI.
"Kemudian para aktor itu mengaitkannya dengan isu kebangkitan PKI serta lainnya. Tujuannya jelas, membuat kegaduhan dan kekacauan dengan hoax," ujarnya.
Berdasarkan hasil kinerja anggotanya, lalu telah diketahui kalau berita hoax tersebut berasal dari media sosial seperti mulai dari bentuk artikel di platform Facebook, Google+, Media Massa, juga video di Youtube.
"Adapun akun-akun yang membahas hal tersebut dimotori oleh beberapa akun yang sudah dikantongi oleh Polri. Jadi, siap-siap saja jika masih terus menyebarkan hoax seperti itu," tandasnya.
Baca juga:
Wakapolri tegaskan tetap menyelidiki kasus penyerangan terhadap tokoh agama
Siapa jadi target di balik deretan penyerangan tokoh agama?
Jokowi ngaku belum dapat laporan detail dari Polri soal penyerangan ulama
Pertemuan keluarga dengan penganiaya kiai di Lamongan diwarnai histeris
Polri janji tuntaskan kasus penyerangan tokoh agama dua minggu