Kabut Asap Parah, Warga Riau Banyak yang Ngungsi ke Sumut
Kabut Asap Parah, Warga Riau Banyak yang Ngungsi ke Sumut. Para penumpang itu tidak hanya menuju Medan. Sebagian turun di kota-kota lain di Sumut, seperti Tebing Tinggi, Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Binjai Stabat, dan lainnya.
Gelombang eksodus warga Riau ke Medan akibat kabut asap terus terjadi. Kondisi ini meningkatkan jumlah penumpang bus untuk jurusan ini.
Peningkatan penumpang terlihat di pool bus yang ada di Jalan Sisingamangaraja, Medan, Kamis (19/9). Karyawan Bus Makmur, Viktor Butar-butar, mengakui penumpang dari Riau menuju Medan memang meningkat.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
-
Kenapa hutan awan begitu penting? Dari perspektif keanekaragaman hayati, hutan air memiliki peran penting karena menjadi habitat bagi berbagai tumbuhan dan hewan yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia, fenomena yang dikenal sebagai endemisme.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Bagaimana masyarakat setempat menjaga kelestarian hutan di Kutai Timur? “Kita di sini juga hidup beriringan dengan adat. Cuma memang hukum adat itu tidak dominan di sini karena bukan hukum positif. Tapi hukum adat tetap kita hargai suatu norma-norma yang ada di kehidupan masyarakat kita,” papar Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang.
"Biasanya penumpang ramai saat hari raya, musim libur sekolah dan tahun baru. Namun, dalam dua pekan ini, jumlah penumpang naik kira-kira 10 persen," kata Viktor.
Para penumpang itu tidak hanya menuju Medan. Sebagian turun di kota-kota lain di Sumut, seperti Tebing Tinggi, Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Binjai Stabat, dan lainnya.
Para sopir juga melaporkan kabut asap telah membuat jarak pandang menjadi pendek, hanya sekitar 50 meter. Sopir harus berhati-hati dan bergerak lebih lambat.
"Waktu tempuh yang biasanya hanya 15 jam, kini lebih lambat satu hingga dua jam," sebut Viktor.
Sebagian penumpang yang turun dari bus terlihat masih mengenakan masker. "Kami terus pakai masker karena sepanjang jalan dari Riau, karena kabut asap terus menyelimuti," kata Rosdiana, penumpang.
Penumpang lainnya, Yehezkiel (33), warga Desa Karya Tunas Jaya, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, mengaku terpaksa mengungsi karena kondisi udara di tempat tinggalnya sudah mengkhawatirkan. Dia membawa anak dan istri ke rumah mertuanya di Medan.
"Banyak anak-anak di sana yang mulai sakit. Sakit kepala dan mual-mual," kata Yehezkiel.
Peningkatan jumlah penumpang dari Riau ke Medan diperkirakan terus terjadi, karena kabut asap di provinsi itu belum teratasi. Sementara udara di Kota Medan cenderung lebih bersih, meski belakangan ini kabut tipis mulai melanda.
Baca juga:
Panglima TNI Sebut Penanganan Karhutla Efektif, Asap Mulai Kurang
Kisah Bayi di Pekanbaru Meninggal Dunia Diduga Korban Asap
Pemerintah Didesak Buka Data Perusahaan Pembakar Lahan di Riau dan Kalimantan
Polisi Tangkap 1 Terduga Pembakar Lahan di Indragiri Hilir
Wiranto Sebut Karhutla Riau Tak Separah Diberitakan Media, Ini Faktanya
Pria Diduga Pembakar Lahan Ditangkap Polres Indragiri Hilir Riau