Kadis SDA soal Banjir: Kalau Kita Tidak Keruk Mana Mungkin Air Cepat Surut
Selain itu, dia mengatakan dalam kurun waktu 2015-2019 terdapat penguatan terhadap proses penanganan banjir di Jakarta. Termasuk tambahan petugas.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA), Juaini Yusuf mengklaim upaya penanganan banjir yang dilakukan pihaknya makin baik. Dampaknya, kata dia, banjir awal tahun ini lebih kecil dibandingkan 2015 silam.
"Kan kalau menurut data BMKG, ini hujan curahnya yang 100 tahun yang lalu dan debitnya lebih banyak. Dan bisa juga, yang jelas kesiapan kita memang dari awal kita sudah siap," ujar dia, ketika ditemui, di Kompleks Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (13/1).
-
Apa yang disindir Anies Baswedan tentang Gubernur DKI? Anies Sindir Ada Gubernur DKI Tak Tuntas Janji Jabat 5 Tahun: Jangan Hukum Saya Capres Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Mengapa PDIP mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta? Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua," jelas dia.
-
Mengapa Anies Baswedan diajak oleh Prabowo Subianto untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta? Alih-alih terus menjadi menteri, Anies diajak oleh Prabowo Subianto untuk mencalonkan diri bersama Sandiaga Uno dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Salah satu upaya yang terus dilakukan seperti pengerukan waduk, embung. Dia yakin, tanpa pengerukan itu, tidak mungkin air cepat surut saat curah hujan begitu tinggi pada awal tahun kemarin.
"Dari awal tahun sudah melakukan itu, pengerukan segala macam. Mungkin itu bisa menjadi salah satu ukuran juga yang menyebabkan banjir tidak lama-lama. Kalau memang kita tidak keruk mana mungkin air bisa cepat surut. Buktinya kan sekarang di saat wilayah lain masih berkutat perbaikan, kita sudah bersih kan semuanya," katanya.
Dia menjelaskan, terkait penanganan banjir, pihaknya sudah memiliki sejumlah SOP yang harus dijalankan. "Sebenarnya SOP kita sama. Apa yang sudah kita lakukan akan terus kita kerjakan. Mengeruk, semuanya akan terus kita kerjakan sampai kondisi benar-benar aman," terang dia.
"Pompa-pompa misalnya yang tidak beroperasi kemarin kita sedang dalam perbaikan. Yang jelas kita harus tetap siap sampai dianggap bulan-bulan cuaca udah normal itu terus kita kerjakan," imbuh Juaini.
Selain itu, dia mengatakan dalam kurun waktu 2015-2019 terdapat penguatan terhadap proses penanganan banjir di Jakarta. Termasuk tambahan petugas.
"Kalau petugas tambah. Dulu mungkin tidak seberapa. Sekarang hampir 8.000-an petugas yang kita miliki sekarang. Pompa ada tambah lah satu, dua. Dan kesiapan kita juga di lapangan ada penambahan waduk-waduk juga. Mungkin itu juga bisa menjadi indikasi banjirnya tidak terlalu lama-lama dibandingkan dengan yang dulu-dulu," ungkapnya.
Tak hanya tambahan dukungan dari sisi SDM, pihaknya juga meningkatkan dukungan dari segi peralatan. Sebagai contoh, adanya penambahan escavator.
"Kalau escavator ada penambahan mungkin tidak banyak. Mungkin antara 5 sampai 10 (unit) lah. Setahun ini saja nih. Yang tahun kemarin, 2019. Mungkin ke depan, kita cek lagi, evaluasi. Kalau memang ada perlu kita ini (tambah) lagi," tandasnya.
Diketahui, data gabungan antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Bappenas, BMKG, dan Open Data Jakarta membeberkan penanganan banjir di Jakarta per periode. Mulai 2013, 2015, dan 2020.
Mengutip data tersebut, banjir di awal tahun 2020 diketahui memiliki curah hujan yang lebih tinggi perharinya ketimbang 2013 dan 2015. Yakni 377 mm berbanding 100 mm dan 277 mm.
Meski terbilang lebih besar, namun area terdampak banjir pada 2020 hanya seluas 156 km. Berbeda dengan 2013 dan 2015. Dengan curah hujan perhari yang lebih kecil dibanding 2020, namun luas wilayah terdampak mencapai 240 km pada 2013 dan 281 km pada 2015.
Selain penanganan wilayah terdampak, data juga mencatat total jumlah posko pengungsian dan pengungsinya. Untuk tahun 2020 total posko pengungsian mencapai 269 posko dengan total pengungsi sebanyak 31.232 jiwa.
Bila dibandingkan dua tahun sebelumnya, pada tahun 2013 tercatat sebanyak 1250 posko dan tahun 2015 sebanyak 409 posko. Begitu pun dengan total pengugsinya pada tahun 2013 tercatat 90.913 jiwa dan pada tahun 2015 sebanyak 45.813 jiwa.
(mdk/lia)