Kak Seto: Saya tak membela dan tidak dibayar JIS
Dia beralasan dirinya hanya mendukung agar kasus pelecehan seksual segera terselesaikan.
Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi membantah jika dirinya telah membela Jakarta International School (JIS). Namun, dia beralasan dirinya hanya mendukung agar kasus pelecehan seksual segera terselesaikan.
"Saya tidak membela JIS dan saya tidak dibayar JIS. Saya ini hanya memediasi menjembatani, diminta pak Tim Car (Kepala Sekolah JIS) memberikan saran dan secara tegas saya katakan siap demi kepentingan terbaik," kata Kak Seto usai pertemuan orangtua JIS di kantor KPAI, Jakarta Pusat, Selasa (28/4).
Lebih lanjut, Kak Seto mengatakan, di lingkungan sekolah bertaraf internasional itu tidak ada pergaulan bebas. Orangtua murid JIS pun bersedia bekerja sama kepada semua pihak yang terkait guna membongkar kasus pelecehan seksual ini.
"Saya menanyakan kepada mereka (orangtua murid JIS), kok saya dengar ada seks bebas, terus saya tanya kok ada yang ciuman dan sebagainya. Mereka menjawab itu tidak ada tapi untuk pegang-pegangan itu mereka melakukan," tutur dia.
"Jadi mereka curhat ini kita terima. Tapi kita meminta apakah bersedia berkerja sama untuk mengungkapkan kasus ini. Tidak hanya petugas kebersihan tapi guru-guru juga melakukan kekerasan seksual dan mereka nyatakan bersedia untuk membongkarnya," katanya.
Selan itu, Kak Seto mengatakan untuk menyembuhkan luka trauma akibat kekerasan seksual, maka yang diperlukan adalah peran dari orangtua. "Ini harus menjadi perhatian serius untuk melakukan terapi tapi kunci utama keluarga ibu dan ayah harus peduli kepada anak," tandasnya.
Baca juga:
Trauma, korban sodomi di JIS kerap marah dan ngumpet di lemari
Orangtua korban JIS kesal anak disodomi guru tak minta maaf
KPAI bantah telah diskriminasi JIS
Orangtua murid minta KPAI tak bicara keras soal sodomi di JIS
Kak Seto terima info guru JIS juga lakukan kekerasan seksual
-
Bagaimana cara Fakultas Filsafat UGM menangani kasus pelecehan seksual? Pada prinsipnya Fakultas Filsafat UGM konsisten untuk penanganan kasus-kasus kekerasan seksual. Laporan tentang adanya korban dan lain sebagainya belum ada," urai Iva.
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan seksual? Korban penyandang disabilitas tidak bisa berteriak atau menolak. Dia merasa takut dan ketergantungan," katanya.
-
Apa bentuk pelecehan seksual yang dilakukan oleh mahasiswa filsafat UGM? Dalam video itu, si pria mengaku ada delapan orang korbannya. Pria itu juga meminta maaf atas kekerasan seksual baik secara fisik maupun verbal yang telah dilakukannya.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Mengapa para pemijat difabel netra di Yogyakarta rentan terhadap pelecehan seksual? Arya sendiri tidak tinggal di losmen, melainkan di asrama sekolah dengan biaya yang cukup murah. Rawan terkena pelecehan Di tahun yang sama, Arya pertama kali memperoleh pengalaman tak menyenangkan dilecehkan oleh salah seorang pasiennya. Hari sudah hampir malam ketika ia sedang bersiap memulai kerja lepasnya sebagai pemijat di losmen itu. Tak lama kemudian, datanglah seorang pasien. Dari suaranya, Arya menduga kalau ia adalah seorang lelaki paruh baya.
-
Kapan pelecehan seksual terhadap korban terjadi? Menurutnya, korban mengalami pelecehan seksual oleh pelaku selama kurun waktu enam bulan.