Kapal terbalik Pantai Tanjung Bayang, satu nelayan masih dicari
Diimbau agar nelayan lebih berhati-hati hadapi cuaca yang ekstrem saat ini.
Kapal nelayan terbalik dihantam ombak ganas, Jumat kemarin, (18/12) sekitar pukul 13.30 Wita di perairan Pantai Tanjung Bayang Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate, Makassar. Hingga hari ini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap satu dari enam nelayan penumpang kapal tersebut.
Tim SAR gabungan ini meliputi Basarnas Makassar, BPBD Makassar, SAR kampus Unhas, SAR kampus UNM, SAR kampus Universitas Bosowa 45, SAR Pemuda, SAR Antariksa dan SAR Pramuka berjumlah 50 orang.
Arianto, Komandan tim SAR gabungan dari Basarnas Makassar yang ditemui di posko pencarian di pantai Tanjung Bayang, Sabtu, (19/12) menjelaskan, tim SAR gabungan ini mulai bekerja sejak kemarin sore hingga hari ini.
Disebutkan, ada enam orang nelayan yang jadi korban kapal tenggelam ini masing-masing Nai Daeng Naba, (40 tahun), Ramli, (15 tahun), Daeng Lili, (25 tahun), Daeng Sila, (30 tahun), Daeng Tutu, (22 tahun) dan Syamsuddin Daeng Ngantang, (26 tahun), kesemuanya nelayan asal Kabupaten Takalar.
Lima orang sudah ditemukan selamat. Yang paling terakhir adalah Daeng Tutu, yang berhasil berenang naik ke tanah timbunan, pukul 23.00, semalam. Empat orang lainnya selamat setelah berhasil berenang ke tepian pantai dan ada juga yang ditemukan oleh perahu nelayan.
"Ke limanya selamat. Yang belum diketahui nasibnya ini adalah Syamsuddin Daeng Ngantang," kata Arianto.
Dijelaskan, pencarian hari ini dimulai pukul 05.00 Wita tadi di saat ombak masih sedikit tenang yakni ketinggian 1 meter. Karena jika sekira pukul 10 pagi, ombak sudah lebih tinggi, bisa mencapai 1,5 meter.
Ada tiga perahu karet yang diturunkan, digunakan personel secara bergantian. Sempat dua perahu terbalik karena diterjang ombak. Untungnya personel SAR selamat, hanya satu karet mesin kapal dan dua dayung yang hilang.
Ditambahkan, nelayan ini awalnya dari pelabuhan rakyat Paotere membawa ikan hasil tangkapan. Kemudian hendak kembali ke Kabupaten Takalar tetapi saat di perairan Tanjung Merdeka, tiba-tiba mesin kapal yang ukurannya bisa memuat 15-20 orang ini mogok. Disusul terjangan ombak dan angin membuat kapal terbalik.
"Diimbau agar nelayan lebih berhati-hati hadapi cuaca yang ekstrem saat ini," ujar Arianto.
Rachmat Cimot dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar menambahkan, mereka akan bertahan hingga ada komando pencarian dihentikan.
Dikatakan, jika dihitung sejak kemarin, kalau tidak selamat maka jenazah korban sudah bisa mengapung. Olehnya tadi menyisir pantai kiri dan kanannya serta masuk sejauh 3 mil laut. "Kita berharap korban selamat, siapa tahu terdampar sebagaimana korban sebelumnya," kata Rachmat Cimot.
Baca juga:
2 Kapal tanker tabrakan di Perairan Kepri, 6 orang hilang
Satu persatu korban perahu terbalik ditemukan mengapung
Pengemudi Indo Kapuas Express jadi tersangka kecelakaan
Kapal harta karun Spanyol bernilai Rp 41,3 triliun jadi rebutan
Kapal nelayan tenggelam di Kepulauan Meranti, dua orang hilang
Speed boat Indo Kapuas Express terbalik, 4 orang meninggal dunia
Speed boat yang terbalik kelebihan muatan, 10 orang masih hilang
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.