Kapolda Papua minta Gubernur Lukas ikut andil redam konflik Tolikara
"Jangan hanya bola panas ini diserahkan kepada kepolisian," tegas Yotje.
Kerusuhan di Tolikara membuat sejumlah pihak prihatin. Berkaca dari insiden tersebut, Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende menyarankan agar Gubernur Lukas Enembe lebih peduli dengan konflik sosial yang terjadi di Karubaga, Kabupaten Tolikara, seperti yang terjadi Jumat (17/7) pagi lalu.
"Saya sarankan kepada Gubernur untuk peran aktifnya, termasuk juga dengan tokoh adat dan masyarakat setempat," kata Yotje Mende di Kota Jayapura, Papua. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (21/7).
Dijelaskannya, berdasarkan UU nomor 7 tahun 2012, jajaran provinsi, seperti TNI dan Polri tingkat daerah jika sudah terlibat langsung dalam penanganan konflik sosial, maka secara otomatis kepala daerahnya juga harus aktif di dalamnya. Dia meminta persoalan ini hanya hanya diselesaikan ke penegak hukum.
"Jangan hanya bola panas ini diserahkan kepada kepolisian. Kami (polisi) akan aktif dengan penegakan hukumnya dan gubernur dengan penanganan kemanusiaannya, sebab banyak juga saudara kita menjadi korban dalam kejadian ini. Termasuk pada penanganan rekonsiliasi dan rekonstruksi," katanya.
Mende mengemukakan bahwa hingga kini jajarannya tengah bekerja untuk melakukan penegakan hukum secara humanis, karena menyesuaikan dengan situasi yang terjadi di lapangan.
"Masih banyaknya massa yang berkumpul di Tolikara untuk melaksanakan KKR dan seminar gereja GIDI. Tidak semua massa di sana adalah pelaku ricuh sehingga kami juga harus hati-hati dalam penyelidikan dan penyidikan," katanya.
Sementara itu, Gubernur Papua Lukas Enembe meminta media massa, khususnya media nasional serta media sosial (facebook, twitter) dan lainnya tidak membesar-besarkan (memblow up - red.) insiden Tolikara.
"Sebab selama ini, Papua dibangun dengan semangat toleransi dan kerukunan umat beragama di bawah semboyan Kasih Menembus Perbedaan, kata Gubernur Lukas dalam siaran persnya Senin malam.
Lukas juga meminta umat Kristen dan Muslim di Kabupaten Tolikara dan di seluruh Papua juga Indonesia untuk menjaga perdamaian dan tidak terprovokasi oleh isu atau berita-berita yang provokatif dan tidak berimbang.
"Kasus Tolikara ini kan bersifat insidental, muncul karena kesalahpahaman baik antarumat beragama maupun masyarakat dengan pihak keamanan. Tidak perlu dibesar-besarkan lagi seakan-akan kita di Papua ini tidak junjung toleransi," ujarnya.
Baca juga:
Rhoma Irama janji bentuk tim investigasi usut insiden Tolikara
Analisa akademisi UGM soal tragedi Tolikara
Ketua PBNU berharap insiden Tolikara jadi yang terakhir
MUI Papua desak polisi tindak aktor intelektual insiden Tolikara
Kapolda Papua : Korban kebakaran Tolikara masih mengungsi
Jusuf Kalla: Insiden di Tolikara harus diselesaikan secara hukum
Ketua PBNU berharap insiden Tolikara jadi yang terakhir
Jimly Asshiddiqie yakin insiden di Tolikara bukan konflik Agama
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Di mana Masjid Al-Jabbar berada? Masjid Al-Jabbar berlokasi di Bandung, Jawa Barat sementara masih ditutup untuk umum.
-
Kapan Masjid Cipto Mulyo dibangun? Masjid itu dibangun oleh Raja Keraton Surakarta, Pakubuwono X, sekitar tahun 1905 Masehi.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Kapan Masjid Cheng Ho di Palembang diresmikan? Masjid ini berdiri di atas tanah hibah dari Pemerintah Daerah dan baru diresmikan pada tahun 2006 silam.
-
Kapan Masjid Jami' Jayapura dibangun? Jika Masjid Baiturrahman berdiri pada tahun 1974, Masjid Jami’ sudah berdiri pada tahun 1943.