Kapolda Sebut 4 Anak Buah Ali Kalora Masih Bersenjata dan Pegang Bom
Setelah tewasnya Ali Kalora sebagai pemimpin kelompok daftar pencarian orang (DPO) teroris Poso, masih ada empat DPO yang tersisa. Mereka adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Rukli, dan Suhardin alias Hasan Pranata.
Tim Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya terus melakukan pengejaran terhadap sisa kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso diperkirakan masih ada empat orang lain dan diketahui masih bersenjata dan memiliki bom..
Setelah tewasnya Ali Kalora sebagai pemimpin kelompok daftar pencarian orang (DPO) teroris Poso, masih ada empat DPO yang tersisa. Mereka adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Rukli, dan Suhardin alias Hasan Pranata.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Sejak kapan Soto Podjok Kediri eksis? Terdapat tempat nyoto legendaris di Kota Kediri, Jawa Timur. Kabarnya, warung ini sudah eksis sejak 1926 silam.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.
-
Kenapa Ari Dono Sukmanto menjadi Kapolri? Saat itu Ari yang berkedudukan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Wakapolri naik menjadi Kapolri sebagai pelaksana tugas.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Pol Rudy Sufahriady mengatakan, empat orang tersebut masih memegang senjata dan memiliki sejumlah unit bom rakitan. Pihak kepolisian belum dapat mendeteksi lokasi keempat orang sisa MIT Poso tersebut.
"Kekuatannya masih bersenjata, masih banyak bom, dua orang dari Bima, dua orang dari Poso. Yang pasti mereka ada di pegunungan Poso, Sigi, dan Parigi Moutong, katanya, dilansir Antara, Jumat (24/9).
Menurut Rudi Sufahriadi, pihak kepolisian akan terus mengejar sisa kelompok ini.
Ia juga mengimbau agar keempat tersebut segera menyerahkan diri ke pihak kepolisian.
"Kami akan kejar terus juga, menyerahkan diri saya tunggu, kalau tidak kami kejar terus," ujarnya pula.
"Empat DPO lagi, saya mohon doanya, saya mohon dukungannya, kami akan kejar terus, semoga Sulawesi Tengah terbebas dari aksi terorisme, yang meresahkan masyarakat," ujarnya pula.
Sebelumnya, insiden kontak tembak antara teroris Poso dengan Satgas Madago Raya terjadi di daerah pegunungan, Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9). Dalam kontak tembak itu dua DPO MIT Poso yakni Ali Ahmad (Ali Kalora) pemimpin kelompok dan Jaka Ramadhan (Rama) tewas tertembak.
Baca juga:
Polri Pastikan Keamanan DPO MIT Poso Jika Menyerahkan Diri
Polisi Ungkap 10 Kasus Pembunuhan Dilakukan Ali Kalora Cs Sepanjang 2017-2021
Identitas 4 DPO Teroris Poso Diburu Petugas Gabungan TNI dan Polri
Operasi Senyap Koopgabsus Tricakti TNI Menewaskan Tujuh Teroris Poso Sepanjang 2021
Satgas Madago Raya Intensifkan Pengejaran Empat DPO MIT
DPO Teroris Poso Anak Buah Ali Kalora Tersisa 4 Orang, Ini Fotonya