Kasad Telusuri Kejanggalan di Balik Aksi TNI Tolong Bocah Tenggelam di NTT
Keluarga bocah atas nama Foan terkejut membaca berita yang beredar mengenai kisah Satgas Yonif 132/BS TNI menolong bocah yang tenggelam di Sungai Aplal, Desa Tasinifu, Kecamatan Mutis, Kabupaten Timor Tengah Utara, pekan lalu. Mereka protes lantaran ada kejanggalan di balik berita itu.
Keluarga bocah atas nama Foan terkejut membaca berita yang beredar mengenai kisah Satgas Yonif 132/BS TNI menolong bocah yang tenggelam di Sungai Aplal, Desa Tasinifu, Kecamatan Mutis, Kabupaten Timor Tengah Utara, pekan lalu. Mereka protes lantaran ada kejanggalan di balik berita itu.
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika Perkasa berjanji bakal menelusuri kabar tersebut.
-
Kenapa Andhika Perkasa mengubah ransum TNI? Kondisi ini membuat Andhika yang pada saat itu menjabat sebagai Pangkostrad merasa gelisah. Ketika jabatannya naik menjadi Kepala Staff Angkatan Darat, Andhika merombak pola konsumsi para prajurit di medan operasi.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD? Soegito lulus Akademi Militer dan bergabung dengan Korps Baret Merah yang saat itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite ini menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD. Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
-
Bagaimana Andhika Perkasa merancang ransum TNI yang baru? “Saya desain dan saya bandingkan dengan negara maju. Itu ada teorinya. Kilo kalori harus terpenuhi tapi gimana caranya itu tidak terlalu berat yang kita banyakin adalah porsi protein,” tandasnya.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
"Saya terus terang belum dapet laporan itu mas. Tapi terima kasih infonya, pasti akan kita tindaklanjuti. Ya enggak boleh lah kalau memang, seperti itu. Tapi kami belum yakin, saya harus telusuri dulu, gitu ya mas," ujar Andika saat ditemui di Mabes AD, Rabu (26/2).
Cerita bermula dari seorang perempuan bernama Diana. Dia adalah kerabat Foan. Bocah yang diberitakan tenggelam dan ditolong oleh anggota TNI. Diana memanggil Foan menanyakan kejadian sebenarnya. Dari penjelasan Foan, mereka diajak dua orang anggota TNI yang datang mengikuti undangan syukuran selesainya pembangunan gereja. Mereka diajak ke Sungai untuk dilatih menghadapi banjir.
"Kemarin kau tenggelam?" tanya Diana pada Foan.
"Tidak ibu. Kemarin kami dengan pak tentara, kami latihan tenggelam. Dong (Mereka) suruh saya tenggelam, terus dong bantu saya," ujar Diana menirukan jawaban Foan.
Diana melanjutkan cerita Foan. Foan dan keponakan Diana yang bernama Oma diminta untuk berteriak-teriak di pinggir Sungai. Di sisi sungai, ada anggota tentara yang mendokumentasikan itu. Ada dua anak lagi yakni Rehan dan Angel.
"Saya lihat di foto berita itu ada Rehan sama Angel. Yang tidak ada nama dalam berita itu Bailon karena Bailon yang shooting dan foto. Anak-anak itu diajak untuk membuat film di Sungai," kata Diana.
Cerita Diana berlanjut. Setelah selesai, Foan dan Oma pulang ke rumah. Oma sempat bercerita kepada keluarga di rumah bahwa mereka diajak main film di Sungai. Diana mengakui, tidak terlalu menggubris cerita Oma. Dia berpikir Oma dan Foan hanya berfoto dan membuat video biasa.
"Kaget setelah kami baca berita kemarin anak-anak ini cerita main film kok kenapa beritanya jadi tenggelam begini? Waktu itu mamanya Foan tidak ada di sungai, hanya anak-anak sendiri tapi dalam berita ada," ungkapnya.
Diana memastikan tidak ada kejadian anak tenggelam di Sungai Aplal, lalu ditolong anggota TNI. Apalagi rumah Diana persis di belakang sungai. Saat itu arus Sungai tidak begitu deras. Terlihat air keruh yang menandakan debit air tidak besar. Selain faktor itu, anak-anak itu cukup lihai berenang. Dia kemudian menceritakan bahwa kepercayaan yang masih dijaga masyarakat, setiap debit air sungai tinggi, anak-anak justru harus berenang agar debit air turun.
"Anak-anak di sekitar Sungai Aplal tidak mungkin tenggelam karena mereka sering berenang ketika banjir. Masa air hanya keruh saja kok mereka tenggelam, makanya kami semua protes."
Diana mengaku tidak tahu motifnya sehingga latihan tenggelam itu berujung berita resmi yang dikeluarkan TNI. Yang Diana tahu, anak-anak itu diberi uang setelah selesai melakukan adegan itu.
"Foan yang tenggelam itu dikasih Rp10.000, Oma yang teriak minta tolong Rp5.000, terus Bailon yang disuruh foto dan video itu Rp5.000. Keponakan dua orang Rehan dan Angel itu tidak dapat," tutupnya.
Menurut mereka, informasi yang disampaikan Satgas Yonif 132/BS TNI mengenai kejadian bocah tenggelam tidak benar. Apalagi mereka salah menyebutkan nama bocah yang tenggelam.
"Memang malamnya banjir tapi besoknya debit air sudah turun sehingga hanya keruh saja. Anak yang diberitakan tenggelam itu namanya Foan bukan Yohanes Falo. Bapaknya marga Mnaka jadi otomatis anaknya marga Mnaka, jadi berita itu salah," jelas Diana.
Diberitakan sebelumnya, Satgas Yonif 132/BS TNI menyelamatkan seorang bocah atas nama Yohanis Falo yang terseret derasnya arus Sungai Aplal di Desa Tasinifu, Kecamata Mutis, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dansatgas Yonif 132/BS TNI, Letkol Inf Wisyudha Utama menyampaikan, peristiwa itu terjadi pada Selasa 18 Februari 2020.
"Awalnya Yohanis Falo ini bocah 9 tahun bersama temannya Yeremias Kolo usia 6 tahun sedang asyik mandi di Sungai Alpal," tutur Wisyudha dalam keterangannya, Rabu (19/2).
Menurut Wisyudha, keduanya terlalu asyik mandi hingga tidak sadar kalau air sungai perlahan meluap tinggi akibat guyuran hujan semalaman.
"Yohanis Falo yang mandi di sungai lebih dalam terseret arus air sekitar 30 meter dari lokasi awal. Sedangkan temannya Yeremias Kolo tidak terseret arus, karena berada di pinggir sungai," jelas dia.
Wisyudha menyebut, Yeremias Kolo yang panik kemudian langsung berteriak minta tolong. Dua prajurit Satgas Pos Naikake yakni Pratu Yudha dan Prada Simanjuntak kebetulan melintas tidak jauh dari lokasi.
"Keduanya mencari sumber suara tersebut dari arah sungai. Tiba-tiba melihat ada anak kecil terseret arus. Didasari naluri prajurit, mereka tak berpikir panjang terjun langsung ke sungai," ujar Wisyudha.
Pratu Yudha menambahkan, kedalaman sungai dengan air yang meluap itu nyatanya mencapai 2 meter. Hanya saja, dia tidak berhenti dan berenang menuju bocah tersebut.
"Saat itu dibenak kami anak ini tidak bisa berenang, sehingga terseret arus sungai. Tanpa pikir panjang kami terjun ke sungai untuk menolong," kata Yudha.
Yudha bersyukur nyawa bocah tersebut bisa terselamatkan. "Kami melakukan ini atas dasar kemanusiaan, nyawa bocah ini dalam bahaya," sambungnya.
Orang tua Yohanis Falo, Ester Molo (39) mengucapkan terima kasih atas bantuan tersebut. Dia terharu, apalagi saat membayangkan jika nyawa si anak tidak tertolong.
"Terima kasih sudah menyelamatkan nyawa Yohanis. Jika tidak ditolong bapak, kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami sungguh beruntung ada Bapak Satgas di sekitar kami," kata Ester.
Baca juga:
Video Saat Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa Menembak, Ini Hasilnya
7 Momen Jenderal TNI Andika Perkasa Menangis Jenguk Sertu Rizka Alami Kebutaan
Kasad Akui Kecolongan Anggota TNI Dony Pedro Terlibat King of The King
Alasan TNI AD Buat Patung Soekarno di Kompleks Akademi Militer Magelang
Jenderal Andika Perkasa Terima Medali Kehormatan dari Amerika Serikat
Bikin Haru, Ajudan Nangis di Depan Jenderal Andika karena sang Ayah Jadi Perwira TNI