Kasus Dugaan Beras Sintetis di Sumatera Barat, Ini Hasil Uji Laboratorium
Dinas Pangan melakukan pemeriksaan setelah seorang warga sakit setelah mengonsumsi beras yang diduga sintesis.
Warga Sumatera Barat (Sumbar) belakangan ini dihebohkan dengan kabar penemuan beras sintetis atau beras plastik. Dinas Pangan setempat pun turun tangan.
Kasus Dugaan Beras Sintetis di Sumatera Barat, Ini Hasil Uji Laboratorium
Mereka menguji beras yang dicurigai di laboratorium. Langkah ini dilakukan setelah seorang warga di kawasan Campago Ipuh, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi mengalami pusing dan mual serta tenggorokan panas, karena mengonsumsi beras yang diduga sintesis.
Kabar itu menjadi viral di media sosial. Dinas Pangan bersama stakeholder di kabupaten dan kota di Sumatera Barat langsung mengambil tindakan dan langsung memeriksa beras itu.
- Pacar Mahasiswi Unsri Tewas usai Aborsi jadi Tersangka, Ini Perannya
- Bukti-Bukti Ini Disita Polisi dari Rumah Ayah dan Anak Meninggal di Koja
- Mengenal Poenale Sanctie, Praktik Hukuman Kejam bagi Kaum Buruh di Perkebunan Deli
- Cuma 11,9% Rumah Tangga Punya Air Layak, Dokter: Kualitas Air Buruk Picu Stunting
"Berdasarkan hasil uji di laboratorium beras tersebut negatif sintetis atau tidak benar sintetis," kata Kepala Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat Saiful Bahri, Senin (16/10).
"Hasil uji laboratorium tersebut keluar pada Sabtu, (14/10) kemarin. Beras tersebut asli beras lokal dari Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat dengan jenis beras sokan yang memang sedikit lebih pulen dari beras sokan lainnya."
epala Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat Saiful Bahri.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi Hendri mengatakan, seusai kejadian itu, pihaknya tidak membatasi beras sokan dari Kabupaten Pasaman masuk ke Kota Bukittinggi.
"Kami tidak ada membatasi beras tersebut masuk ke Kota Bukittinggi, karena hasil tersebut sudah keluar dan hasilnya tidak benar beras sintetis," sebutnya.
Ia juga mengatakan, warganya yang awalnya dikabarkan sakit setelah mengonsumsi beras, yang awalnya diduga beras sintetis, tersebut sudah diobati.
"Berdasarkan informasi dari Dinas Hesehatan, hasil pemeriksaan warga yang bersangkutan tidak ada kaitannya dengan mengonsumsi beras tersebut. Hasil itu keluar sebelum hasil uji coba beras di laboratorium di Bogor," katanya.
Ia juga mengimbau semua warga di Sumatera Barat, terutama Bukittinggi, tidak perlu lagi resah terkait kabar beras sintetis tersebut. "Itu sudah kita uji dan hasilnya tidak benar," katanya.