Kasus e-KTP, uang Biomorf Mauritius dipakai transaksi via money changer
Kasus e-KTP, uang Biomorf Mauritius dipakai transaksi via money changer. Moni, pegawai money changer PT Berkat Omega Sukses Sejahtera, mengaku pernah melakukan transaksi menggunakan persediaan valas Dollar milik Juli Hira, rekan Riswan alias Iwan.
Jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mengungkap transaksi antarnegara terkait korupsi proyek e-KTP, pada persidangan yang digelar di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat dengan terdakwa Setya Novanto. Transaksi tersebut melibatkan sejumlah money changer dan keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo.
Moni, pegawai money changer PT Berkat Omega Sukses Sejahtera, mengaku pernah melakukan transaksi menggunakan persediaan valas Dollar milik Juli Hira, rekan Riswan alias Iwan. Juli diminta Iwan memberi sejumlah rekening perusahaan di Singapura untuk menampung uang masuk dari Biomorf Mauritius.
-
Apa yang dikatakan oleh Agus Rahardjo terkait kasus korupsi e-KTP yang menjerat Setya Novanto? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Siapa yang disebut oleh Agus Rahardjo sebagai orang yang meminta kasus korupsi e-KTP dengan terpidana Setya Novanto dihentikan? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus korupsi impor emas? Di samping melakukan penggeledahan kantor pihak Bea Cukai, tim juga masih secara pararel melakukan penyidikan perkara serupa di PT Aneka Tambang (Antam).
-
Kapan Kejagung mulai mengusut kasus korupsi impor emas? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022.
-
Apa yang sedang diusut oleh Kejagung terkait kasus korupsi? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022.
-
Apa isi pemberitaan yang menyebutkan Prabowo Subianto terlibat dugaan korupsi? Prabowo terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai USD 55,4 juta menurut isi pemberitaan tersebut dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. Uang ini disebut yang dijadikan modal Prabowo dalam melenggang ke pilpres 2014.
Moni menceritakan kala itu seseorang bernama Phillips memintanya untuk melakukan transaksi sebesar USD 250 ribu kepada HwaKong trading. Dia pun menyanggupinya dengan menggunakan valas Dollar milik Juli. Sebab, money changer milik Moni tidak memiliki persediaan Dollar.
"Pernah Phillips meminta perusahaan anda mentransfer dollar?" tanya Hakim Anggota Frangki Tambuwun kepada Moni, Senin (15/1).
"Ada," jawab Moni.
"Kemana?" tanya Frangki.
"Ke Singapura," jawab Moni.
"Berapa?" tanya Frangki.
"Beli sama saya USD 250 ribu ditransfer ke Singapura ke HwaKong trading. Saya beli ke Juli untuk jual ke Phillips," jawab Moni.
Dari transaksi tersebut, Moni mengaku mendapat poin atau keuntungan sebesar 5 poin per Dollar-nya.
Jaksa penuntut umum pada KPK, Irene Putri kemudian menanyakan sumber Dollar milik Juli Hira yang digunakan Moni. Namun Moni mengaku tidak tahu menahu akan hal tersebut. Jaksa Irene pun kemudian memberitahukan uang vallas Juli Hira yang digunakan Moni bersumber dari Biomorf Mauritius.
Dalam persidangan sebelumnya, jaksa penuntut umum menampilkan skema transaksi antar money changer yang diinisiasi oleh keponakan Setya Novanto irvanto Hendra Pambudi Cahyo sedikitnya ada 9 pihak yang mendapat kucuran dana dari Biomorf Mauritius kemudian diteruskan ke Irvanto dan disinyalir diberikan kepada Setya Novanto.
Dari skema yang ditampilkan ada 5 layer perputaran transaksi antar money changer dengan klienmya masing-masing. Jaksa Irene bahkan menyebut ada 7 layer pada perputaran uang tersebut.
"Biomorf enggak langsung ke Irvanto, bukan ke Juli Iran, Biomorf lalu ke berbagai perusahaan di sini aja layernya ada 5, ini sebenarnya ada 7 layer. Irvanto punya duit di Mauritius, Irvanto pengen tarik di Indonesia, sebenarnya kalau mau transaksi sederhana langsung saja Biomorf langsung ke Indonesia bisa, tapi dia (Irvanto) enggak mau," ujar Irene, Kamis (11/1).
Irene mengatakan, dalam transaksi tersebut, Riswan selaku pihak swasta yang bergerak di bidang valuta asing meminta bantuan rekannya sesama pedagang valuta, Juli Hira. Sebab, Riswan tidak memiliki izin remittance, izin transfer valuta asing baik dari dan luar negeri. Sementara itu, rekening Irvanto berada di Singapura.
"Si Iwan punya izin remittance jadi dia ke Juli Hira, mereka pedagang valas, iwan butuh USD 2,6 juta. Juli punya (dollar), Iwan transfer deh ke rekening gue harusnya, tapi Juli pengen duit yang ini mau dijual ada transaksi jual beli. Jadi uang Biomorf ditransfer ke berbagai perusahaan," ujar Irene menjelaskan.
"Sebenarnya ini transaksi valas per harian. Juli Hari minta tunai remittance dia punya rekening ke Singapura, duit itu dijual lagi siapa yang butuh," sambungnya.
Lebih lanjut, Irene menuturkan, dari skema yang ditampilkan jaksa penuntut umum pada persidangan hari ini belum seluruhnya diungkap. Sebab, transaksi dengan metode barter tersebut baru mencapai USD 2,6 juta sementara berdasarkan surat dakwaan yang didakwakan jaksa penuntut umum pada KPK, Setya Novanto mendapat USD 3,5 juta dari Irvanto.
"Ini baru Rp 2,6 juta, ini baru sidang pertama masih panjang, modusnya macam-macam nanti. Layernya tidak semuanya Juli Hira kenal," ujarnya.
Setya Novanto pun menegaskan tidak tahu adanya transaksi yang terungkap dalam persidangan. "Saya tidak tahu transaksi itu," ujar Setya Novanto.
Sementara itu skema transaksi yang diungkap jaksa penuntut umum pada KPK disinyalir berkaitan dengan korupsi e-KTP. Uang tersebut berasal dari Johannes Marliem, sebagai vendor penyedia AFIS merek L-1.
Sementara itu diketahui, Setya Novanto didakwa menerima USD 7,3 juta terkait proyek e-KTP. Uang tersebut selanjutnya diterima oleh Setnov dengan cara dan perincian sebagai berikut:
Diterima melalui Made oka Masagung, mantan komisaris PT Gunung Agung, seluruhnya berjumlah USD 3.800.000 melalui rekening OCBC Center Branch atas nama OEM Investment, PT, Ltd. Kemudian kembali ditransfer sejumlah USD 1.800.000 melalui rekening Delta Energy, di Bank DBS Singapura, dan sejumlah USD 2.000.000.
Selain melalui Made, uang juga diterima melalui Irvanto Hendra Pambudi Cahyo, keponakan Novanto, pada 19 Januari - 19 Februari 2012 seluruhnya berjumlah USD 3.500.000.
"Sehingga total uang yang diterima terdakwa baik melalui Irvanto Hendra Pambudi Cahyo maupun melalui Made oka Masagung seluruhnya berjumlah USD 7.300.000," ucap jaksa.
Atas perbuatannya Setnov didakwa melanggar pasal 2 ayat 1 dan atau pasal 3 undang undang Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Baca juga:
Saksi ini akui diminta transfer USD 1,4 juta ke perusahaan rekan Setnov
Kubu Setnov bakal cecar saksi dari jaksa soal kliennya diduga terima fee proyek e-KTP
Justice collaborator Setnov tergantung konsistensi keterangan di sidang
Selain 27 dokumen, penyidik KPK sita 3 handphone usai geledah kantor Fredrich
Begini cara keponakan Setnov agar tak terlacak perbankan Indonesia
Selain USD 2,6 juta, keponakan Setnov transaksi USD 500 ribu lewat money changer