Kasus Naik ke Penyidikan, 2 Korban Siap Bongkar Pelecehan Seksual Eks Rektor UP ke Penyidik
Amanda memastikan kliennya akan memenuhi surat panggilan tersebut.
DF dan RZ akan dimintai keterangan sebagai saksi.
- Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Pegawai UP Naik ke Penyidikan, Pengacara Harap Eks Rektor Segera Tersangka
- Polisi Sudah Periksa 15 Saksi Terkait Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor UP
- Korban Pelecehan Seksual Rektor UP Jalani Pemeriksaan Forensik di RS Polri Hari Ini
- Korban Dugaan Pelecehan Seksual Rektor Universitas Pancasila Surati Kemendikbud
Kasus Naik ke Penyidikan, 2 Korban Siap Bongkar Pelecehan Seksual Eks Rektor UP ke Penyidik
Kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret Edie Toet Hendratno, eks rektor Universitas Pancasila, naik ke penyidikan. Untuk mendalami kasus tersebut, DF dan RZ akan dimintai keterangan sebagai saksi.
Keduanya adalah korban dugaan pelecehan eks rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno.
Penasihat hukum korban pelecehan Amanda Manthovani membenarkan, kedua kliennya diperiksa sebagai saksi pada Rabu, 19 Juni 2024. Amanda memastikan kliennya akan memenuhi surat panggilan tersebut.
"Rabu 19 Juni 2024 korban RZ dan DF pada pukul 10.00 WIB akan hadir di Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan sebagai saksi," kata Amanda saat dihubungi, Selasa (18/6).
Kubu korban tidak melakukan persiapan khusus untuk menghadapi pemeriksaan besok.
Amanda menyebut, kliennya akan memberikan keterangan apa adanya saja sesuai fakta yang terjadi. Sejauh ini belum ada bukti tambahan yang akan diserahkan ke penyidik
"Tidak ada persiapan apa-apa kok. Besok kita lihat saja apa keterangan saya bisa dijadikan bukti tambahan oleh penyidik," ujar dia.
Sebelumnya, Amanda bercerita sebagai kuasa hukum dari korban pernah juga dilecehkan oleh terlapor. Namun, Amanda belum bersedia mempolisikan karena menunggu proses hukum kedua kliennya rampung.
"Kalau dua orang ini polisi tidak menanggapi berarti saya boleh dong masuk laporan saya yang ketiga," ucap dia.
Amanda menjelaskan, pelecehan terjadi saat pihak dari mantan rektor mengajak bertemu untuk mediasi. Ketika itu, dia dihubungi wakil Dekan 3 Fakultas Hukum Universitas Pancasila.
"Beliau mendapatkan perintah dari rektor saat itu. Rektor minta ketemu saya mau bicara. Saya bilang 'ini minta ketemuannya mau ngapain ya'. Dia jawab 'Oh mau lakukan mediasi'. Sekarang gini, kalau orang tidak berbuat ngapain mau mediasi," ujar Amanda.
Singkatnya, terjadilah pertemuan di kawasan Pondok Indah pada pukul 14.00 WIB. Dia didampingi rekannya Yansen Ohoirat. Sedangkan, ada enam orang yang menemani rektor, semua staf di kampus.
Amanda membeberkan, keenam orang tersebut adalah Rektor, Warek 2, Wadek 3, Kabiro Umum, Kabiro SDM, Sekretaris Rektor, dan Sekretaris Yayasan. Amanda pun bertanya-tanya.
"Kita ketemu tanggal 1 Februari (saya lupa) kita ketemu jam 2 siang. Padahal itu bukan urusan kantor, tetapi urusan oknum rektor yang lakukan pelecehan. Ada apa ini," ujar Amanda.
Amanda mengulang kembali momen dugaan pelecehan itu. Diawali dengan pertanyaan si oknum eks rektor Universitas Pancasila.
"Mbak Amanda usianya berapa tahun," tanya Edie Toet Hendratno.
"51 tahun," jawab Amanda.
"Seksi ya seksi banget," jawab Edie Toet Hendratno sambil mengarah ke hadapannya Amanda.
Rektor, kata Amanda kembali melakukan pelecehan secara lisan.
"Masih padat," kata Edie Toet Hendratno ditirukan Amanda.
Amanda mengatakan, kejadian itu disaksikan banyak orang.
"Di depan stafnya saja dia berani lecehkan saya di mana dia ngajak saya untuk mediasi, tapi dia malah lecehkan saya dan di depan staf saya dia bicara seperti itu," ujar dia.