Kasus Omicron Meningkat, Epidemiolog Sarankan PTM dan WFO Ditunda
Dicky menjelaskan, saat ini sekitar 30 sampai 40 persen masyarakat yang rawan, lantaran belum divaksin lengkap. Selain itu, ada sekitar 50 persen lansia belum divaksin.
Epidemiolog Dicky Budiman menyarankan agar pembelajaran tatap muka (PTM) sebaiknya ditunda dulu. Ini menanggapi peningkatan kasus Omicron di tanah air.
"PTM ini nggak bisa, Selama masa krisis ditunda dulu, di-online dulu. Karena berbahaya," katanya kepada Merdeka.com, Minggu (23/1).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Dia menjelaskan, saat ini sekitar 30 sampai 40 persen masyarakat yang rawan, lantaran belum divaksin lengkap. Selain itu, ada sekitar 50 persen lansia belum divaksin.
"Kerawanan lain adalah anak-anak. Anak-anak dari usia 6 tahun ke atas baru dimulai dan masih banyak yang belum divaksin penuh," ujarnya.
"Termasuk kita lindungi anak-anak yang di bawah 6 tahun. Dimitigasi dengan cara apa? Orang sekitarnya harus divaksin orang dewasanya," tegas Dicky.
Dia pun menyarankan agar work from home (WFH) pun diperkuat pelaksanaannya. Karena akan turut mendukung penanganan Covid-19, khususnya Omicron.
"Termasuk WFH harus ditingkatkan. Mau itu 50 persen, mau 25 persen, tapi harus dilakukan. Karena itu yang akan membantu," terangnya.
Omicron Masuk Variant of Concern
Dicky mengingatkan, Omicron merupakan varian Covid-19 yang masuk kategori variant of concern. Karena itu, Omicron merupakan ancaman yang serius.
"Seperti yang selalu saya sampaikan Omicron ini sebetulnya namanya varian of concern, itu berbahaya, serius dampaknya dan ada potensi menyebabkan kematian ada potensi menyebabkan keparahan atau hunian rumah sakit. Itu variant of concern," ujarnya.
Dia menjelaskan, setiap variant of concern memiliki kelebihan atau daya rusak masing-masing. Yang menjadi alasan varian tersebut masuk kategori variant of concern.
"Kenapa dia jadi variant of concern berarti dia bisa memperburuk situasi pandemi. Termasuk menyebabkan kematian," ungkapnya.
Dari sisi kerawanan, Omicron sebetulnya tidak ada bedanya dengan varian lain seperti Delta, Alfa, atau virus asli waktu di Wuhan. "Dimana memang akan lebih banyak orang yang punya komorbid atau lansia atau sekarang belum divaksinasi lebih mungkin untuk mengalami vatalitas atau meninggal dan antara lain sekarang ini kita baru liat pada lansia," ujar dia.
"Nanti kalau kita tidak lakukan cepat mitigasi kematian akan anak akan mungkin. Ini saya sampaikan. Artinya kita akan mendapat berita yang seperti itu sebagaimana yang terjadi di luar negeri atau negara-negara lain," lanjut Dicky.
Menurutnya, saat ini ada sekitar 30 hingga 40 persen masyarakat yang rawan karena belum divaksin lengkap alias 2 dosis vaksin. "Kemudian bicara lansia, kita masih 50-an persen lansia belum divaksin lengkap apalagi kalau bicara booster. Ini artinya harus dikejar. Kalau tidak mereka akan menjadi korban," tandas dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menyatakan, kasus varian baru Covid-19 di Jakarta terus meningkat. Sebanyak 1.313 orang dinyatakan terpapar Omicron pada Sabtu (22/1).
"Sebanyak 854 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 459 lainnya adalah transmisi lokal," kata Dwi dalam keterangan tertulis.
Dia mengatakan, proses vaksinasi Covid-19 juga masih terus berlangsung. Vaksinasi dosis pertama di Jakarta mencapai 12.099.328 orang atau 120 persen. Yakni dengan proporsi 71 persen merupakan warga ber-KTP DKI jakarta dan 29 persen warga KTP non DKI.
Sedangkan, total dosis 2 kini mencapai 9.706.064 orang atau 96,3 persen dengan proporsi 72 persen merupakan warga ber-KTP DKI Jakarta dan 28 persen warga KTP non DKI Jakarta.
"Vaksinasi dosis ketiga atau booster juga dilakukan. Total dosis 3 sampai saat ini sebanyak 296.486 orang," ucapnya.
(mdk/fik)