Kasus Pelemparan Tinja Yang Menghebohkan di Berbagai Daerah
Aksi pelemparan tinja kerap terjadi beberapa kali dengan berbagai sasaran dan motifnya. Berikut aksi pelemparan tinja di beberapa daerah
Teror pelemparan tinja terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur. Pelaku yang melempar tinja ke Langgar di RT 35 ternyata bukan warga sekitar. Diketahui, pelaku bernama Candra Andika (34). Telah melakukan aksi pelemparan tinja sebanyak lima kali.
Aksi pelemparan tinja ternyata tak hanya terjadi sekali. Kasus seperti itu kerap terjadi dengan berbagai modus dan tujuan. Berikut kasus-kasus pelemparan tinja yang pernah terjadi beberapa waktu lalu:
-
Apa itu Mobil Ketek? Mobil Ketek sendiri bentuknya seperti mobil berbodi jip, kemudian dengan tambahan aksen kayu. Transportasi tersebut populer pada tahun 1960-1980-an.
-
Mobil apa yang ditabrakkan bocah itu ke tembok? Berdasarkan data yang dihimpun, mobil yang ditabrakkan bocah itu adalah mobil listrik merk Chery Omoda E5 yang ditaksir harganya sekitar Rp488 juta.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Mobil seperti apa yang dikendarai Cinta? Dalam sebuah unggahan Instagram, Cinta terlihat memukau saat mengendarai mobil atap terbuka berwarna merah, memancarkan aura berani dan kuat yang mengingatkan pada karakter Letty dari film FAST AND FURIOUS.
-
Apa makna dari kata "mobil" ? Kata "mobil" memiliki dua arti, yakni kendaraan dan kemampuan untuk bergerak dengan mudah.
-
Mobil jenazah itu apa sih? Kendaraan yang digunakan untuk membawa jenazah, sering disebut sebagai "mobil ambulans jenazah" atau "mobil jenazah," telah menjadi bagian penting dalam upacara pemakaman di berbagai budaya.
Lempar Tinja ke Masjid
Kasus pelemparan tinja terjadi di Masjid Jami Gandus, Palembang. Masjid dilempar kotoran manusia oleh orang tak dikenal. Aksi pelaku yang terekam CCTV menjadi sumber penyelidikan polisi untuk menangkapnya.
Aksi pelaku dilakukan, Sabtu (26/10) dini hari. Pelaku mengenakan baju kaos putih masuk ke masjid dan melemparkan kotoran tersebut ke dalam masjid di bagian barisan jemaah perempuan. Alhasil, sajadah dan lantai dipenuhi kotoran manusia yang berserakan.
Ketua Pengurus Harian Masjid Jami Gandus Palembang Hendra Gunawan mengatakan, tindakan pelaku dianggap tidak beradab yang mengotori masjid dan mengganggu kenyamanan jemaah. Jangan sampai kejadian ini menimbulkan konflik karena menyakiti perasaan jemaah.
"Kami baru ketahui sebelum Subuh. Dilihat dari CCTV, pelaku melempar kotoran manusia sekitar pukul dua dini hari," ungkap Hendra, Senin (28/10).
Lempar Tinja ke Langgar Masjid
Kasus pelemparan tinja juga terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur. Pelaku bernama Candra Andika (34) terciduk melempar kotoran manusia ke Langgar Nurul Jannah yang ada di pemukiman warga. Aksi Candra ternyata terekam CCTV.
Ketua RT 35, Pairin mengatakan, aksi pelemparan kotoran tersebut setidaknya sudah terjadi sebanyak lima kali. Sehingga warga mulai mengantisipasi aksi serupa kembali terjadi.
"Memang, warga heran dengan adanya teror kotoran manusia, sudah kelima kalinya ini. Terakhir, yang keenam, terjadi dini hari tadi sekitar jam 1.30 WIB. Akhirnya pelakunya ketemu," katanya, Kamis (28/11).
Dia menceritakan, pelemparan kotoran manusia kelima kalinya, terjadi Minggu (24/11) malam, sekitar pukul 22.35 Wita. Saat itu, masyarakat usai memperingati Maulid Nabi.
"Dari hasil berembuk warga, disepakati melakukan pengawasan di sekitar Langgar. Artinya, selain ada warga sekitar, massa lain juga ikut mengawasi. Sampai, kami pasang CCTV baru mengarah ke jembatan dekat Langgar," ujarnya.
Dari rekaman, pelaku terlihat mengetahui ada CCTV baru, dan berusaha menghindarinya sambil melemparkan batu ke teras Langgar.
"Selesai melempar, warga keluar, dan menangkap tangan pelaku. Ternyata, bukan warga kami, dan saya pun tidak kenal," ungkap Pairin.
Polisi Dilempar Tinja Saat Jaga Demo Mahasiswa di Kendari
Aksi pelemparan tinja terhadap petugas kepolisian terjadi saat demo mahasiswa di Kendari. Mahasiswa kala itu berunjuk rasa penolakan RUU KUHP. Hingga 31 hari usai kematian La Randi (21) dan Muhammad Yusuf Kaldawi (21), polisi belum juga menemukan siap tersangka penembakan.
Beragam aksi protes mahasiswa atas lambannya pengusutan kasus tersebut itu pun muncul. Mulai dari demonstrasi berujung ricuh, teaterikal, hingga melempar tinja di kerumunan polisi yang menjaga demonstran.
Belasan kantong tinja, dilempar ke arah pihak kepolisian yang berjaga, Senin (28/10). Aksi ini, sebagai balasan semburan air water canon milik Polda Sultra ke arah demonstran.
Benda itu, dimasukkan dalam kantong plastik yang berisi tinja hewan. Baunya yang menusuk hidung, berasal dari kotoran sapi. Lemparan kantong tinja, menyebabkan sejumlah anggota polisi yang bersenjatakan tongkat, gas air mata dan tameng sempat mundur.
Pelemparan tinja di tengah aksi menuntut kasus mahasiswa tewas, dibenarkan Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhardt. Dia menyatakan, demonstran melakukan pelemparan terhadap sejumlah polisi yang mengawal aksi.
Aksi unik melempar tinja ini, dipicu kesalnya demonstran karena tersangka penembakan belum terungkap kala itu. Protes sejak sehari setelah penembakan hingga Senin (28/10), polisi dinilai belum berbuat maksimal menuntaskan kasus.
(mdk/dan)