Kebakaran hutan sulit dicegah karena dibakar sengaja oleh petani
"Pembakaran dilakukan dengan cara sengaja, petugas kita beberapa kali mendapati obor yang dipakai membakar lahan."
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pihaknya kesulitan meminimalisir kebakaran lahan dan hutan di beberapa wilayah. Hal ini terjadi lantaran masyarakat sendiri yang melakukan pembakaran karena ingin membuka lahan baru dengan cara dibakar menggunakan obor.
"Sulit menghilangkan kebiasaan masyarakat sekitar membuka lahan baru dengan cara dibakar. Perilaku ini di petani banyak melakukan pembakaran, yang dibakar sekam (sisa hasil panen) untuk membuka lahan baru, jadi kalau menghilangkan kebakaran lahan untuk saat ini belum bisa," kata Sutopo saat jumpa pers pencegahan kebakaran lahan hutan di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (29/8).
Lebih dalam, Sutopo mengaku petugas kerap menemukan barang bukti berupa obor untuk membakar lahan.
"Pembakaran lahan dilakukan dengan cara sengaja, petugas kita beberapa kali mendapati obor yang dipakai membakar lahan," ungkapnya.
Lanjut dia, untuk mencegah pembakaran lahan, pihak BNPB serta lembaga terkait selalu memberikan sosialisasi kepada warga sekitar. Akan tetapi, masih saja ada warga yang membandel.
Bukan hanya sosialisasi, kata Sutopo, petugas juga kerap berkeliling (patroli) wilayah agar tidak ada warga yang mencoba membakar lahan.
"Sudah kita lakukan patroli rutin, sosialisasi juga sudah hampir setiap hari tapi masih ada saja yang melakukan," tegasnya.
Selain itu, akibat pembakaran lahan tersebut akan berdampak ke negara tetangga. "Apakah akan menyebar ke negara tetangga lagi, tergantung anginnya," imbuh Sutopo.
Misalnya, kata dia, di Filipina atau Jepang sedang terjadi angin yang kekuatannya cukup besar, asap kebakaran hutan yang ada di Riau bisa mengarah wilayah tersebut dan akan melintasi negara seperti Singapura atau Malaysia.
"Kalau melihat mengapa angin dari Riau, (arahnya) dari barat menuju ke timur, akhirnya sampai melewati Singapura, sebab ada siklon tropis di utara Filipina dan satu lagi di Jepang," bebernya.
"Siklon tropis ini tidak bisa diprediksi. Maka dari itu apakah negara Singapura dan Malaysia akan terkena dampak jika kebakaran hutan kembali meluas, itu tidak bisa diprediksi," sambung Sutopo.