Kebakaran lahan di Sampit mulai resahkan warga, pagi hari asap sudah menebal
Seperti hari ini, di jam 06.00 WIB, saat warga mulai beraktivitas dan pelajar berangkat ke sekolah, asap terlihat lebih tebal dibandingkan pada Rabu (23/8) kemarin. Asap juga berbau gosong sehingga sangat mengganggu pernapasan. Ditambah lagi, jarak pandang seperti perairan Sungai Mentaya dan jalan darat mulai terganggu
Asap akibat kebakaran lahan di kawasan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mulai membuat warga resah dan khawatir. Sebagai upaya pencegahan terserang dari ISPA, masyarakat menggunakan masker.
"Saya khawatir anak saya sakit karena terhirup asap. Ini saja, dia mulai flu, makanya kami mulai menggunakan masker saat berangkat ke sekolah karena kalau pagi hari asapnya agak tebal," kata Maria, warga Sampit. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (23/8).
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Di mana contoh tempat wisata hutan mangrove di Jakarta? Di Indonesia, ada banyak hutan mangrove yang saat ini dijadikan tempat wisata alam. Salah satunya di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Dimana letak Taman Bunga Kutabawa? Taman Bunga Kutabawa merupakan destinasi wisata yang terletak di Pejagan I, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
Seperti hari ini, di jam 06.00 WIB, saat warga mulai beraktivitas dan pelajar berangkat ke sekolah, asap terlihat lebih tebal dibandingkan pada Rabu (23/8) kemarin. Asap juga berbau gosong sehingga sangat mengganggu pernapasan. Ditambah lagi, jarak pandang seperti perairan Sungai Mentaya dan jalan darat mulai terganggu.
Di Jalan Baamang I dan Usman Harun yang merupakan kawasan bantaran sungai, serta Jalan Achmad Yani, Tjilik Riwut dan Sudirman yang merupakan kawasan pusat kota, asap terlihat mulai menebal.
Kondisi terkini, kebakaran lahan masih terjadi di sekitar pusat kota Sampit dan kecamatan di luar kota. Meski di beberapa titik api sudah terlihat padam, namun sebenarnya api masih membakar.
Mencegah tabrakan saat berkendara, warga sengaja tetap menyalakan lampu kendaraan agar terlihat oleh pengendara lainnya. Warga juga mengurangi laju kendaraan untuk mencegah kecelakaan.
"Mudah-mudahan saja kebakaran lahan bisa segera diatasi sehingga asap tidak semakin parah. Saya khawatir kabut asap parah seperti pada 2015. Kasihan anak-anak kita," kata Lia, warga lainnya.
Sementara itu, asap yang mulai menebal menimbulkan keprihatinan sejumlah pihak. Karang Taruna Kabupaten Kotawaringin Timur mulai membagikan masker melalui anggota mereka, meski stok yang dimiliki cukup terbatas.
"Saya membagikan kepada pelajar yang naik bus sekolah. Usia pelajar sangat rentan sakit akibat asap, makanya mereka harus kita prioritaskan," kata Rahmat Hidayat, pengurus Karang Taruna Kotawaringin Timur.
Sementara itu, sekitar pukul 07.00 WIB, kepekatan asap mulai berkurang. Tiupan angin mampu mengurangi ketebalan asap. Masyarakat berharap kebakaran lahan dan asap bisa segera diatasi.
Baca juga:
Kebakaran hutan dan lahan di Kalbar semakin parah, total 1.000 hektare hangus
Pemerintah diingatkan tanggulangi kebakaran hutan bukan karena Asian Games saja
Hutan di Gunung Lawu terbakar, jalur pendakian ditutup
Warga Pontianak salat Idul Adha di tengah kepungan kabut asap
BNPB: Kalimantan jadi titik utama rawan terjadinya karhutla
Pelaku pembakaran lahan di Dumai ditangkap
Dampak Karhutla di Pontianak, kabut asap terus turunkan jarak pandang