Keluarga Azam minta sopir Metro Mini dihukum seumur hidup
Azam dan ibunya Muntiasih ditabrak Metro Mini B 92 Jurusan Cileduk-Grogol yang dikemudikan Denny Irawan.
Sore ini mendung di langit dan di hati menyelimuti rumah keluarga Eko Darminto. Keluarga kecil yang tinggal di gang sempit di kawasan Meruya, Jakarta Barat ini harus menerima kenyataan bahwa Azam, si anak bungsu telah tiada.
Azam yang masih berusia 7 tahun tewas seketika saat Metro Mini B 92 Jurusan Cileduk-Grogol yang dikemudikan Denny Irawan menabraknya. Sementara itu Ibu Azam, Muntiasih mengalami luka berat dalam kejadian nahas itu.
Kesedihan terlihat dari wajah kerabat Eko yang datang ke rumah duka. Terlebih saat ini Muntiasih yang masih di rawat di RS belum mengetahui bahwa anak bungsunya sudah meninggal dan sedang dalam perjalanan untuk dimakamkan di Purwodadi, Jawa Tengah.
"Saya minta sebaiknya pelaku sopirnya dihukum seumur hidup, trayek Metro Mini dicabut karena sudah sering makan korban," ujar kerabat Eko, Yanti kepada merdeka.com di rumah duka, Rabu (16/12).
-
Dimana letak Kota Metro dibandingkan dengan ibu kota Lampung? Secara administratif, Kota Metro ini berjarak sekitar 52 km dari ibu Kota Bandar Lampung.
-
Apa yang unik dari cara anak-anak ini berjalan? Para peneliti dari Universitas Liverpool melakukan penelitian pada anak-anak ini dan mengungkapkan bahwa kerangka tubuh mereka lebih mirip dengan kera daripada manusia.
-
Siapa saja anak-anak yang berjalan merangkak itu? Keluarga Olas ini terdiri dari 18 anak, dengan enam di antaranya lahir dengan ciri yang belum pernah ditemukan pada manusia modern dewasa. Tragisnya, salah satu dari keenam anak tersebut telah meninggal dunia, namun sisanya tetap menjadi misteri yang menarik bagi para peneliti.
-
Mengapa wahana kereta api mini di Desa Tirtomarto ini menarik bagi anak-anak? Wahana itu memang digemari karena cocok dengan anak-anak. “Anak-anak kan jadi senang. Ada kolamnya. Di tengah sawah ini kan agak jarang. Momen kayak gini langka. Biasanya kereta kelinci seperti itu aja di jalan aspal. Tapi kan kalau ini di pinggir sawah,” kata Rosyid, salah seorang pengunjung, dikutip dari kanal YouTube Liputan6.
-
Bagaimana cara bapak-bapak mengeluarkan mobil dari tempat parkir yang sempit? Kemampuan luar biasa dalam mengeluarkan mobil dari tempat parkir yang sangat sempit membuat peristiwa ini menjadi sorotan.
-
Apa yang dibaca anak laki-laki itu di kereta? Dikutip dari South China Morning Post, Rabu (10/7), bocah itu terlihat duduk di lantai kereta, asyik membaca buku berjudul Murphy's Law, buku terkenal yang memaparkan prinsip-prinsip psikologi dan sosiologi.
rumah korban laka metro mini ©2015 Merdeka.com
Menurut Yanti, sopir Metro Mini kerap ugal-ugalan saat mengemudikan mobil oranye tersebut. Bahkan sering kali Metro Mini B 92 menabrak warga hingga meninggal.
"Saya paling was-was kalau naik Metro Mini karena sering ugal-ugalan. Makanya saya lebih sering naik angkot," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Azam dan ibunya Muntiasih ditabrak Metro Mini B 92 Jurusan Cileduk-Grogol yang dikemudikan Denny Irawan. Kedua korban saat itu sedang menunggu angkot di Jalan Raya Meruya Ilir (depan Apotek Taman Kebon Jeruk) Meruya Utara, Kembangan Jakbar.
Azam tewas seketika dan sang Ibu menderita luka berat hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Namun saat sadar, Muntiasih juga belum mengetahui bahwa anak keduanya sudah meninggal dunia dalam insiden tersebut. Keluarag sengaja merahasiakan meninggalnya Azam sambil menunggu kondisi Muntiasih pulih.
Baca juga:
Muntiasih dan anaknya ditabrak Metro Mini saat nunggu angkot
Ahok soal Metro Mini ugal-ugalan: Dishub nangkap atau bohongin saya
Dirawat di RS, Muntiasih tak tahu anaknya tewas ditabrak Metro Mini
Sebelum anaknya tewas ditabrak Metro Mini, Eko punya firasat aneh
Ahok: Metro Mini segera dihapus!