Kemarau Bikin Ribuan Lahan Pertanian di Pati 'Mangkrak'
Meski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.
5.000 Hektare lahan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tidak bisa ditanami komoditas padi (diberokan) dampak musim kemarau.
Kemarau Bikin Ribuan Lahan Pertanian di Pati 'Mangkrak'
Lahan Alami Kekeringan
Lahan pertanian seluas 5.000 hektare dari total sekitar 52.000 hektare di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tidak bisa ditanami komoditas padi (diberokan) dampak musim kemarau. Sebagian besar lahan pertanian ada di wilayah Pati Selatan.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Pati, Niken Tri Meiningrum mengatakan, pada musim tanam tiga atau MT3 ini lahan yang masuk kategori tadah hujan mayoritas terdampak kemarau. Sebab, karakteristik lahan tadah hujan membutuhkan sumber mata air dari air hujan.
- Gerakan Percepatan Tanam Padi dan Jagung, KTNA: Petani Siap Ambil Andil
- Canggih, Pertamina Hulu Rokan Pakai AI Kejar Target Produksi Minyak 1 Juta Barel
- Harga Minyak Mahal, Pemerintah Kejar Target Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari
- Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak per Hari, Blok Migas RI Butuh Bantuan Asing
"Kalau di Pati, lahan kita ada sawah, irigasi, dan sawah tadah hujan, tadah hujan ada 21.000 sekian. Di MT3 ini, tadah hujan lahanya memang kebanyakan tak bisa dimanfaatkan karena ketergantungan air hujan."
Kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan.
Akibat musim tanam tiga atau pada MT3 ini ada sekitar 5.000 lahan pertanian di area tadah hujan yang tidak ditanami komoditas padi.
Sisanya, ditanami komoditas berupa Palawija dan Kacang Hijau yang tidak terlalu membutuhkan sumber air besar.
"Daerah lainya seperti di Pari Utara aman. Karena ada irigasi, mereka juga bisa memanfaatkan pompa air. Sementara di Pati Selatan, seperti Pucakwangi, Winong, Jakenan, Kayen, terus Sukolilo, diberokan kebanyakan."
Kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan.
@merdeka.com
Meski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini. Sebab, daerah lain seperti Pati Utara ketika musim kemarau masih bisa ditanami dan cukup untuk mengcover sebagian lahan yang telah bero.
"Total lahan kita ada sekitar 57.000 hektar, setiap tahun produksi masih bisa nutup. Kita memang tak bisa paksa petani tanam tiga kali di MT3 ini, makanya beberapa memilih diberokan. Tapi, kita ditopan padi Utara, bisa sampe tuga kali (masa tanam dan panennya). Di sana (Pati Utara) air cukup. Maka menurut saya, perhitungan produksinya tiap tahun masih tetap surplus."
Kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan.
@merdeka.com