Kemendikbud: Jawaban siswa di PR Matematika tidak salah
Di Kurikulum 2013 ada dua aspek penilaian yakni kemampuan dan penalaran. Di kasus di atas, siswa menggunakan nalarnya.
Pekerjaan Rumah (PR) Matematika, seorang siswa kelas 2 Sekolah Dasar di wilayah Semarang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Sebabnya, guru sekolah memberikan tanda merah yang berarti pekerjaan si anak salah.
Dalam tugas yang diberikan, si anak di minta menjumlah angka. Setelah dikerjakan dengan bantuan sang kakak, bukannya mendapat nilai seratus malah 20 karena penempatan angka hasil penjumlahan dinilai salah.
Kasus ini menjadi perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dijelaskan Humas Kemendikbud, Ibnu Hamad, dalam penerapan Kurikulum 2013 ada dua aspek penting yang menjadi penilaian guru pada murid. Yakni aspek kemampuan dan penalaran.
"Dalam penalaran ini yang dipesankan, siswa diminta membuat jawaban untuk mencari pemecahan masalah tidak hanya satu jawaban," kata Ibnu saat dihubungi merdeka.com, Senin (22/9).
Dalam kasus siswa kelas 2 di atas, guru memberikan soal 4+4+4+4+4+4=x=... Dalam hal itu, siswa berhak menjawab sesuai penalarannya yang dia rasa mendekati jawaban yang dimaksud.
"Nah dalam kasus itu, bisa saja si siswa memberikan jawaban sesuai penalarannya, yaitu 4x6 atau 6x4. Itu enggak salah, karena dalam penalaran enggak harus memberikan satu jawaban. Jika dia penalarannya mengasosiasikan 4x6 bisa benar, 6x4 juga benar," jelasnya.
Dia menyayangkan perbuatan si guru yang langsung menyalahkan hasil kerja si anak. Ditambahkannya, seharusnya guru tidak memaksakan hasil kerja anak seperti yang dia inginkan.
"Seharusnya tidak terjadi itu, tidak musim lagi guru yang tidak sesuai dengan pikirannya lalu dianggap salah. Itukan nalar dia, harusnya penalarannya dihargai gurunya, selama masih masuk nalar boleh dong, kecuali hasilnya menjadi kurang," kritik Ibnu.
Dia mencontohkan, misalnya ada kawat sepanjang 20 cm. Si guru memerintahkan siswa membentuk persegi.
"Nah terserah siswa membuat ukurannya seperti apa. Enggak harus 4cmx20cm, bisa 2cmx10cm," jelasnya.
-
Siapa yang terlibat dalam kesulitan mengerjakan PR matematika? Semua keluarga memiliki anak di kelas 3, biasanya berusia 8 atau 9 tahun, usia ketika tes matematika standar pertama kali diperkenalkan di wilayah tempat survei dilakukan. Secara keseluruhan, matematika dibicarakan sebagai mata pelajaran yang tidak disukai, dan memerlukan terlalu banyak kerja ekstra.
-
Apa yang dimaksud dengan pembagian pecahan dalam matematika? Pembagian pecahan adalah suatu proses matematika yang melibatkan pembagian suatu kuantitas atau bagian menjadi sejumlah pecahan atau bagian-bagian yang lebih kecil.
-
Kenapa anak-anak sering merasa kesulitan dalam belajar matematika? Banyak anak yang kesulitan dalam mempelajari berbagai angka dan rumus di dalam matematika ini. Ketidakmampuan untuk memahami matematika ini kerap membuat banyak anak membencinya.
-
Kapan status Facebook menjadi tren? Merangkum dari beragam sumber, Kamis (6/7) berikut adalah kumpulan status FB kekinian dan menarik yang bisa dijadikan referensi.
-
Siapa yang terlibat dalam perombakan kurikulum sekolah kedinasan Kemenhub? Staf Khusus Menteri Perhubungan, Prof Wihana Kirana Jaya mengatakan, kurikulum baru nantinya akan membuat siswa lebih sibuk melakukan kegiatan kemanusiaan.
-
Siapa yang terlibat dalam kampanye edukasi "Waspada dan Kenali Modus Palsu #BilangAjaGak"? Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa BRI sebagai bank yang concern terhadap segala jenis kejahatan perbankan, terus mengedukasi nasabahnya melalui berbagai kanal, baik media konvensional maupun media sosial. "Melalui campaign ini, diharapkan awareness dan kewaspadaan masyarakat semakin meningkat, terutama dalam mengenali modus dan praktik penipuan," ujarnya.
Baca juga:
PR anak SD bikin heboh, buku matematika dinilai masih uji coba!
Selain tukang protes, Erfas dikenal mahasiswa yang cerdas
Penjelasan dosen matematika soal PR anak SD hebohkan Facebook
Bela adiknya soal PR Matematika, Erfas dikenal suka protes
PR matematika anak SD heboh di FB, yang benar proses atau hasil?