Kemenkes: Penyandang Penyakit Jantung Berisiko Terkena Covid-19 Keadaan Klinis Buruk
Kemenkes mengajak masyarakat menjaga pola hidup sehat untuk mencegah penyakit jantung. Kemenkes menyatakan penderita sakit jantung sangat berisiko tertular Covid-19.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengajak masyarakat menjaga pola hidup sehat untuk mencegah penyakit jantung. Kemenkes menyatakan penderita sakit jantung sangat berisiko tertular Covid-19.
"Penyandang penyakit jantung berisiko terkena Covid-19 dengan keadaan klinis yang buruk bahkan menyebabkan kematian," kata Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers Hari Jantung Sedunia Tahun 2021 disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Senin (27/9).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa hidung bengkak saat flu? Virus merusak sel-sel hidung, menyebabkan peradangan dan respons tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Maxi mengatakan, berdasarkan riset dilakukan Kemenkes tahun 2018, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter Indonesia sebesar 1,5 persen. Peringkat prevalensi tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Utara sebesar 2,2 persen.
Penyakit jantung disebabkan banyak hal, di antaranya diet tidak seimbang, kurang beraktivitas fisik, kebiasaan merokok, terpapar asap rokok dan konsumsi alkohol.
"Selain itu, penyakit hipertensi, diabetes, obesitas dan kandungan lemak dalam darah juga menjadi faktor risiko timbulnya penyakit jantung," ujar dia.
Menurut Maxi, pemerintah melakukan percepatan pencegahan penyakit jantung melalui upaya promotif secara masif. Upaya promotif ini meliputi pencegahan primer dan sekunduer.
Pencegahan primer seperti mengedukasi masyarakat pentingnya menjaga pola hidup sehat, mengenyahkan asap rokok, meningkatkan aktivitas fisik dan menghindari berat badan berlebihan. Sedangkan pencegahan primer yakni melakukan deteksi dini atau skrining berkala dengan melibatkan BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan).
Pemerintah, lanjut Maxi, juga melakukan upaya preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui transformasi sistem kesehatan untuk menangani pasien penyakit jantung.
"Tentu penguatan transformasi di layanan peruntukkan yaitu rumah sakit dengan kita menyiapkan lebih dari 50 rumah sakit khusus nasional dan regional. Kemudian transformasi sistem kesehatan lain yaitu penguatan farmasi serta pembuatan tanggap darurat sehingga pasien tetap terlayani," tandasnya.
Baca juga:
Data Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran Per 27 September 2021
Pendataan Covid-19 di Medan Kini Pakai Fitur Real Time, Data Diperbarui Tiap 5 Detik
Berlaku hingga 4 Oktober, Ini 4 Syarat Terbaru Masuk Bioskop Selama PPKM Jawa-Bali
7 Cara Sederhana Cegah Penularan Covid-19 Pada Bayi Baru Lahir, Wajib Tahu
Wagub Cok Ace Sebut Bali Siap Sambut Wisatawan Mancanegara