Kemenkes: Penyebab Utama Stunting Selain Asupan Gizi Adalah Pola Asuh Bagi Anak
Kampanye pencegahan stunting perlu inovasi di masa adaptasi kebiasaan baru pandemi Covid-19. Salah satunya adalah melalui teknologi informasi.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Riskiyana S Putra mengatakan, kampanye pencegahan stunting perlu inovasi di masa adaptasi kebiasaan baru pandemi Covid-19. Menurut dia, salah satunya adalah melalui teknologi informasi.
"Penyebab utama dari stunting selain asupan gizi adalah pola asuh bagi anak. Jika pola asuh lemah maka tumbuh kembang anak tidak akan baik, misal anak tidak diberi ASI yang maksimal karena terbiasa diberi susu formula. Ini merupakan bentuk dari salah asuh anak," kata Riskiyana dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/7).
-
Kenapa stunting bisa terjadi? Faktor penyebab stunting meliputi pola makan yang tidak sehat, kekurangan gizi, akses terbatas terhadap asupan makanan bergizi, serta infeksi kronis seperti diare dan penyakit pernafasan.
-
Apa yang dimaksud dengan istilah 'Stunting' dalam naskah Sunda kuno? Menurut Ahli sejarah dan filologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, dikutip dari ANTARA, orang tua Sunda memang telah mengenal istilah gagal tumbuh pada anak atau dalam bahasa sekarang dikenal sebagai stunting.
-
Bagaimana cara Kemenkes menekan angka stunting di Indonesia? 'Harus ada upaya yang inovatif, perlu memperkuat intervensi yang ada targetnya agar bisa sama-sama menurunkan angka stunting,' ujar Laila Mahmuda di acara Media Gathering yang diselenggarakan oleh Halluu World & Sensitif di Mall of Indonesia (MOI), Kamis (24/08).
-
Kenapa angka stunting di Indonesia harus diturunkan? Dampak stunting bukan hanya tinggi badan. Akan tetapi kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah di dalam persaingan. Stunting harus menurun minimal 3,8% per tahun adalah target dari BKKBN. Kita harus serius menurunkan angka stunting, oleh karena itu keluarga menjadi faktor kunci dalam mencegah stunting,”
-
Apa dampak stunting bagi masa depan Indonesia? Anak yang mengalami stunting berisiko menghadapi keterbatasan dalam aspek akademis dan sosial, yang pada gilirannya mengurangi peluang mereka untuk berkontribusi optimal bagi masyarakat dan perekonomian negara.
-
Di mana angka stunting di Bandung berhasil diturunkan secara signifikan? Salah satu wilayah yang berhasil menurunkan angka stunting dengan signifikan yakni Kecamatan Andir.
Kominfo Kampanyekan Lewat Virtual
Sementara itu, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Widodo Muktiyo mengatakan, dalam momentum Hari Anak Nasional (HAN) 2020, masih terdapat permasalahan gizi buruk anak (stunting) yang harus segera diatasi oleh pemerintah. Apalagi Indonesia akan mengalami bonus demografi di tahun 2030, di mana jumlah penduduk produktif jauh lebih besar dari pada jumlah penduduk tua dan anak-anak.
"Mari kita memahami bahwa stunting itu berdimensi masa depan. Apabila stunting di saat ini tinggi, maka optimalisasi sebagai manusia Indonesia yang sehat, produktif, berkualitas, itu akan terganggu. Jangan sampai kita termasuk golongan keluarga yang membuat anak kita tidak bisa berprestasi," kata Widodo.
Menurut dia, di tengah Covid-19 upaya pendampingan dari pemerintah kepada keluarga-keluarga baru untuk pencegahan stunting mengalami perubahan, dari 'face to face' berubah menjadi media virtual.
Kominfo, lanjut Widodo, menjalan diseminasi dengan melakukan metode pelibatan masyarakat untuk melakukan kampanye secara bersama-sama, terutama pada generasi muda dan perempuan.
"Kominfo melakukan literasi isu stunting melalui media digital lewat pesan #sadarstunting melalui platform digital Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) yang terdiri dari website dan media sosial, mengomunikasi secara detil bagaimana menghadapi anak kita mulai dari imunisasi sampai 1.000 hari pertama," ujarnya.