Kenduri SKO 2023 jadi Langkah Menjaga Kebudayaan di Kabupaten Kerinci
Kegiatan yang bertema Kerapatan Adat Gunung Tujuh ini merupakan bagian dari Kenduri Swarnabhumi yang digelar pada17 hingga 19 Juni 2023.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Pemerintah Kabupaten Kerinci, Lembaga Kerapatan Adat, dan Komunitas Budaya kembali mengadakan Kerinci Kenduri Sko 2023 di Desa Pelompek, Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci.
Kegiatan yang bertemaKerapatan Adat Gunung Tujuh ini merupakan bagian dari Kenduri Swarnabhumi yang digelar pada17 hingga 19 Juni 2023.
-
Apa nama kue tradisional yang khas dari Jambi? Salah satu sajian kuliner khas Jambi ini memiliki penampilan yang cantik dan memikat orang untuk mencicipinya.
-
Apa yang terjadi saat eksekusi di Jambi? Eksekusi Lahan dan Ruko di Jambi Ricuh, Anggota Polri Luka-Luka Dikeroyok.
-
Di mana lokasi lahan dan ruko yang dieksekusi di Jambi? Kericuhan terjadi saat eksekusi lahan 1 hektare dan ruko enam pintu di Jalan Baru, Payo Selincah, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, Senin (18/12).
-
Siapa yang terluka saat eksekusi di Jambi? Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
-
Kenapa terjadi kericuhan saat eksekusi di Jambi? Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira membenarkan anggotanya mengalami luka akibat sabetan sajam saat PN Jambi melakukan eksekusi.
-
Apa yang menjadi ciri khas tarian Dana Syarah khas Jambi? Tarian ini dibawa langsung oleh para pedagang Arab.
Kenduri yang memiliki arti peringatan atau pesta rakyat, dan Sko berasal dari kata Saka yang berarti keluarga atau leluhur. Oleh karenanya, festival ini merupakan wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen dan sumber daya alam yang diperoleh.
Pelaksanaan Kenduri Sko tahun 2023 ini berupa rangkaian ritual adat masyarakat setempat seperti pemotongan hewan ternak Mantai Kerbau dan dimasak oleh masyarakat untuk dimakan bersama, musyawarah kerapatan adat dan arak-arakan Depati Ninik Mamak, dan penyampaian parno adat serta penampilan seni tradisional Tari Niti Jalan Tigo yang diiringi musik tradisonal dan Tarei Asyeik.
Tokoh adat Kerinci yang bergelar Depati Intan Kumalo Sri Pemuncak Putih, Marisal mengatakan, Kerinci Kenduri Sko selain sebagai festival budaya berupa rasa syukur, juga dimaksudkan sebagai ajang mengenalkan kepada generasi muda tentang adat dan budaya Kabupaten Kerinci.
“Kenduri Sko Kerapatan Adat Gunung Tujuh ini menjadi ritual khusus yang ada di dalam kebudayaan Kerinci berupa perwujudan rasa syukur yang biasa dilakukan setelah masa panen. Meskipun dibeberapa daerah ada juga yang berkaitan dengan penyucian benda-benda pusaka,” kara Marisal.
Selain itu, ada juga rangkaian kumpul untuk rapat adat bersama yang pada Kenduri Sko kali ini membahas mengenai komitmen merevitalisasi bersama rumah adat Kerinci di Kecamatan Gunung Tujuh.
Pada Acara Kenduri Sko Kerapatan Gunung Tujuh ini dihadiri langsung oleh para Depati Adat, Bupati Kerinci Adirozal, Direktur Perfilman, Musik, dan Media (PMM) Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi yang mewakili Gubernur Jambi Asraf, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi Fadli Sudria, Ketua DPRD Kabupaten Kerinci Edminuddin, Kepala Kepolisian Resor Kerinci AKBP Patria Yuda Rahadian, Organisasi Perangkat Daerah, serta pejabat dinas terkait.
Direktur PMM Ahmad Mahendra yang juga bergelar Depati Talam Rajo Batuah menuturkan, Kenduri Sko adalah festival adat yang menjadi kebanggaan bersama dan telah lama terjaga di Kabupaten Kerinci sebab memiliki nilai budaya mendalam.
Mahendra menyebut, ada makna keselarasan, keterbukaan, kebersamaan, kejujuran, dan keakraban pada sesama anggota masyarakat dan pemimpin wilayahnya.
“Kemendikbudristek mengapreasiasi dan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kerinci yang selalu menjaga kebudayaannya, salah satunya melalui Kenduri Sko yang pada tahun 2018 lalu telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia,” ujar Mahendra.
Mahendra menambahkan, masyarakat Kerinci yang terdiri dari suku asli maupun suku luar pendatang telah berhasil menjaga budaya Kerinci tetap terjaga. Hal ini menunjukkan adanya semangat keberagaman yang menggambarkan jiwa Indonesia sebagai negara kesatuan.
“Saya sebagai Depati Kerinci akan terus mendukung pembangunan ekosistem budaya demi terjaganya kelestarian kearifan lokal, seperti hal nya Kenduri Sko yang tergabung dalam Kenduri Swarnabhumi,” kata Mahendra.
Sebagai informasi, Kerinci Kenduri Sko Kerapatan Adat Gunung Tujuh ini menjadi rangkaian Kenduri Swarnabhumi tahun 2023 yang merupakan agenda rutin tahunan sejak 2022. Kenduri Swarnabhumi membawa narasi Menghubungkan Kembali Masyarakat dengan Peradaban Sungai Batanghari dan merupakan rangkaian festival budaya melalui berbagai kegiatan fisik dan non-fisik dengan tujuan untuk Pemajuan Kebudayaan setempat. Dimana dengan menjaga ekosistem kearifan lokal berbasis budaya diharapkan mampu menggerakkan kesadaran masyarakat tentang peran sungai dalam perkembangan peradaban dan sumber kehidupan (*)