Kepala BIN: Kampus jadi target kelompok radikal mobilisasi calon teroris baru
Dari penelitian itu juga diketahui tiga perguruan tinggi di Indonesia mendapat perhatian karena kondisinya bisa menjadi basis penyebaran paham radikal. Namun, Budi tidak mengungkapkan identitas ketiga perguruan tinggi itu.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengatakan, sekitar 39 persen mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi telah terpapar paham radikal. Dia menjelaskan 15 provinsi di Indonesia menjadi perhatian pergerakan radikalisme tersebut.
Dari penelitian itu juga diketahui tiga perguruan tinggi di Indonesia mendapat perhatian karena kondisinya bisa menjadi basis penyebaran paham radikal. Namun, Budi tidak mengungkapkan identitas ketiga perguruan tinggi itu.
-
Kapan Sahrul Gunawan diwisuda? Alhamdulillah, guys! Hari ini, Selasa, 21 November 2023, setelah sukses banget lulus sidang tesis bulan April kemarin, kita semua merayakan Wisuda Magister Ilmu tafsir Al Quran universitas PTIQ yang pertama.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Siapa yang menyerahkan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya kepada Pemerintah Republik Indonesia? Hal tersebut diawali dengan penandatanganan dokumen-dokumen peralihan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya dari tangan Co Batavia en Ommenlenden kepada Basis Co Jakarta Raya.
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Siapa yang menobatkan Kiras Bangun sebagai Pahlawan Nasional Indonesia? Pada 2005, nama Kiras Bangun ditetapkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
Seperti dilansir dari Antara, berdasarkan penelitian tersebut, lanjut dia, juga diketahui peningkatan paham konservatif keagamaan. Dari survei yang dilakukan diperoleh data 24 persen mahasiswa dan 23,3 persen pelajar SMA setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam.
"Kondisi ini mengkhawatirkan karena mengancam keberlangsungan NKRI," katanya, Sabtu (28/4).
Kondisi itu, lanjut dia, juga diperkuat dengan keterlibatan seorang pemuda lulusan salah satu PTN yang terlibat dalam teror di Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Ini semakin menegaskan bahwa lingkungan kampus sudah menjadi target bagi kelompok radikal untuk memobilisasi calon teroris baru," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, mahasiswa harus mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Budi menilai fenomena radikalisme di kalangan mahasiswa relatif sangat besar dari aspek potensi ancaman.
Dia menggarisbawahi peran strategis mahasiswa untuk mewujudkan masyarakat yang madani. Sejarah, lanjut Budi, mencatat gerakan mahasiswa yang menjadi motor perubahan di Indonesia.
"Jangan mahasiswa justru diperalat oleh kelompok radikal untuk memecah belah tatanan masyarakat yang kita bangun," tutupnya.
(mdk/fik)