Kepala BKN: Soal TKW KPK Wajar, Untuk Lihat Derajat Radikalisme Peserta
Salah seorang sumber di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang juga peserta tes mengungkapkan, soal yang dibuat tidak relevan. Misalnya terkait pandangan peserta ujian mengenai HTI, FPI, OPM, DI TII.
Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang menjadi syarat peralihan pegawai KPK menjadi ASN menuai polemik. Sebabnya, dalam soal tes tersebut menyinngung soal HTI, FPI hingga terorisme yang dinilai tak berkaitan dengan kerja KPK.
Salah seorang sumber di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang juga peserta tes mengungkapkan, soal yang dibuat tidak relevan. Misalnya terkait pandangan peserta ujian mengenai HTI, FPI, OPM, DI TII.
-
Apa yang tertulis di karangan bunga yang diterima oleh KPK? Dalam karangan bunga tertulis 'selamat atas keberhasilan anda memasuki pekarangan tetangga'. Tertulis pengirimnya adalah Tetangga.
-
Dimana penggeledahan dilakukan oleh KPK? Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut penggeledahan kantor PT HK dilakukan di dua lokasi pada Senin 25 Maret 2024 kemarin. "Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero)," kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Siapa yang ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Apa yang jadi dugaan kasus KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Kenapa Mulsunadi ditahan KPK? Untuk kebutuhan penyidikan tim penyidik melakukan penahanan MG untuk 20 hari pertama terhitung tanggal 31 Juli 2023 sampai dengan 19 Agustus 2023
Namun terkait hal tersebut, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana menilai, wajar dengan adanya pertanyaan menyangkut radikalisme dan organisasi massa. Sebab, menurut dia, asesmen tersebut bertujuan untuk melihat derajat radikalisme para peserta.
"Asesmen ini kan sebetulnya juga untuk melihat derajat radikalisme peserta test. Jadi saya kira wajar saja ada pertanyaan atau pancingan dalam wawancara seperti itu untuk menggali tingkat keyakinan peserta," katanya kepada merdeka.com, Rabu (5/5).
Terkait pembuatan soal, Bima mengklaim, tidak terlibat dalam penyusunan materi. Menurut dia yang berwenang adalah asesor yaitu dilakukan oleh Dinas Psikologi AD untuk wawasan kebangsaan. Kemudian untuk Asesor interview dilakukan dari BAIS, BNPT dan Pusat Intelijen Angkatan Darat (PusintelAD).
"Saya tidak terlibat dengan materi soal. Itu kewenangan asesor," katanya.
Sementara itu, dia juga menjelaskan alasan mengapa penyusun soal TWK menggunakan indeks moderasi bernegara (IMB) milik TNI AD. Sebab IMB68 kata Bima sudah siap untuk dilaksanakan.
"Jadi tidak ada yang spesial, kenapa IMB68, karena saat itu test yang paling siap untuk dilaksanakan," ungkapnya.
Dia menjelaskan dengan menggunakan IMB68 artinya pegawai KPK diuji untuk membela negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.
"Membela negara itu kan juga berarti membela Pancasila, UUD 45, dan mentaati seluruh peraturan perundang-undangannya. Itu sumpah ASN," bebernya.
Salah seorang sumber di KPK yang juga peserta tes memberikan pendapatnya. Menurut dia, keterlibatan BIN, Dinas Psikologi Angkatan Darat, BNPT, BAIS patut dipertanyakan.
"Terlalu berlebihan melibatkan itu semua," ujar dia saat dihubungi, Rabu (5/5).
Baca juga:
PKS: Tes Wawasan Kebangsaan Pegawai KPK Lucu dan Tak Terkait Kompetensi ASN
KPK Panggil Sekda Cimahi Terkait Suap Penyidik KPK Stepanus Robin
Tes Kebangsaan Pegawai KPK Dikabarkan Singgung Soal HTI, FPI hingga Terorisme
Kewenangan Beri Izin Sadap Dibatalkan MK, Dewas Harap Kinerja KPK Makin Baik
Demokrat: UU Direvisi, Pemberantasan Korupsi oleh KPK Tidak Surut
Kepala BKN Klaim Tes Pegawai KPK Beda dengan Seleksi CPNS
Bocoran Soal
Selain itu, dia menilai soal-soal tes tidak relevan. Misalnya, terkait pandangan peserta ujian mengenai HTI, FPI, OPM, DI TII. Padahal, tidak semua peserta beragama islam.
"Pertanyaan ada tentang HTI, FPI, OPM, DI TII, PKI. Makanya kan tidak relevan jika yang Nasrani juga mendapatkan pertanyaan seperti itu," kata dia.
Sumber tersebut mengirimkan beberapa butir soal. Adapun 10 pertanyaan di antaranya:
1. Saya memiliki masa depan yang suram
2. Saya hidup untuk menebus dosa-dosa masa lalu
3. Semua orang Cina sama saja
4. Semua orang Jepang kejam
5. UU ITE mengancam kebebasan berpendapat
6. Agama adalah hasil pemikiran manusia
7. Alam semesta adalah ciptaan Tuhan
8. Nurdin M Top, Imam Samudra, Amrozi melakukan jihad
9. Budaya barat merusak moral orang Indonesia
10. Kulit berwarna tidak pantas menjadi atasan kulit putih
Menurut dia, jawabannya bukan untuk mencari benar atau salah. Tetapi lebih ke arah argumentasi.
"Tes dua hari itu tertulis dan wawancara itukan hasilnya bukan benar atau salah karena bukan pertanyaan seperti ujian, hanya pendapat saja," ujar dia.
Sumber di KPK itu menyampaikan tes tersebut seyogyanya tidak perlu diadakan. Menurut dia, pegawai yang ingin tetap kerja di KPK bisa langsung diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Jikapun ada test itu hanya sebagai syarat saja," ujar dia.
Sumber menyakini tes tersebut sengaja diciptakan untuk menjegal pegawai-pegawai yang dinilai kritis di KPK. Mereka dituding seolah-olah intoleran.
Menurut dia munculnya nama-nama seperti Andre Dhedy Nainggolan (kasatgas Penyidik), Tigor Simanjuntak (pegawai senior di Biro Hukum), Rasamala Aritonang (Kabag perundangan), beniductus siumlala (pegawai junior angkatan 11), Hotman Tambunan (kepala Diklat) dan Samuel (pegawai junior angkatan paling muda) semakin membuktikan bahwa tes ini upaya penyingkiran orang orang kritis di KPK. Sumber ini melanjutkan Riswin yang dikenal menangani penyelidikan kasus besar di KPK juga termasuk di dalamnya.
"Hasil tes dari nama beredar pun aneh malah orang-orang bagus disingkirkan," kata dia.
Sementara itu, dikonfirmasi merdeka.com soal-soal yang di atas, juru bicara KPK Ali Fikri enggan berpendapat. Ali mengaku dirinya tak berkapasitas untuk menjawab terkait tes wawasan kebangsaan sebagai alat ukur kesetiaan terhadap NKRI.
"Kami tidak dalam kapasitas berpendapat terkait soal-soal tes wawasan kebangsaan sebagai alat ukur beberapa aspek antara setia pada Pancasila, UUD, NKR dan pemmerintah yang sah dimaksud. Penyelenggara tes dimaksud sepenuhnya dilakukan oleh BKN," kata Ali.
Sementara itu, Ketua KPK Firli Bahuri hingga pukul 14.00 WIB tak merepons pertanyaan yang diajukan oleh merdeka.com terkait soal test tersebut.