Kepala BNPT: ASN di Daerah Tak Luput Terpapar Paham Radikal
"Penyebaran paham radikal terorisme tak melulu menyasar masyarakat biasa," kata Suhardi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius meminta Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebagai pencetak aparatur negara mewaspadai paham radikal dan terorisme.
"Penyebaran paham radikal terorisme tak melulu menyasar masyarakat biasa, bahkan aparatur negara di daerah-daerah pun juga tak luput dari paparan paham negatif ini," kata Suhardi seperti dilansir dari Antara, Senin (7/10).
-
Apa itu Sulam Alis? Sulam alis atau teknik microblading adalah cara untuk memperbaiki atau merapikan bentuk alis. Prosedur ini dilakukan oleh ahli kecantikan atau tenaga profesional yang menggunakan alat dengan jarum untuk memasukkan pigmen berwarna ke lapisan kedua kulit.
-
Bagaimana Abdul Somad dikenal? Abdul Somad dikenal sebagai seorang pendakwah yang sangat fenomenal. Gaya ceramahnya cenderung tegas, dan beliau pernah mengalami deportasi dari imigrasi bandara Singapura.
-
Apa yang Suwardi budidayakan? Suwardi memulai usaha itu hanya dengan modal Rp300 ribu. Suwardi mengembangkan budidaya belut di Dusun Sabrang Wetan, Desa Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Sleman.
-
Siapa Baim Alkatiri? Lama tidak terlihat, Ibrahim Khalil Alkatiri tumbuh menjadi remaja dewasa yang tampan.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.
-
Apa yang dilukis oleh Raden Saleh? Lukisan itu menjadi antitesis dari lukisan seorang pelukis Belanda bernama Nicolaas Pieneman. Penangkapan Diponegoro menggambarkan adegan yang berlawanan dengan yang dilukis Belanda. Dalam Lukisan Pieneman, Pangeran Diponegoro Tampak Pasrah Menghadapi Peristiwa Itu, Jenderal De Cock Terlihat Jumawa dan Berdiri Dengan Pongah, Lebih Tinggi dari Diponegoro
Suhardi menyampaikan bahwa para praja IPDN nantinya akan menjadi calon pemimpin daerah yang disebar ke seluruh Indonesia.
Mereka akan berperan sebagai ujung tombak pemerintah khususnya dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Karena itu, Suhardi berpendapat, mereka perlu diberi pembekalan mengenai pencegahan radikalisme.
"Dengan demikian nantinya mereka bisa menjadi agen-agen bangsa yang betul-betul sanggup menghadapi dinamika yang ada di tengah masyarakat," ujar mantan Kabareskrim Polri itu.
Suhardi berharap, dengan pembekalan itu para praja IPDN bisa mengidentifikasi dan menemukan solusi untuk mencegah penyebaran paham radikal terorisme.
Menurut Suhardi, siapa pun bisa terpapar paham radikalisme, baik itu TNI-Polri maupun ASN. "Sebagai calon pejabat negara, para praja IPDN ini harus bisa menetralisir hal tersebut," ujar Suhardi.
Baca juga:
Terpapar Paham Radikal, Bripda Nesti Ode Terancam Dipecat
Bripda Nesti Ode Samili Terpapar Paham Radikal dari Sosmed
Menristekdikti Tak Ingin Ada Dosen Terpapar Radikalisme
Upaya Memotong Gurita Radikalisme
Menolak Stigma Jenggot dan Celana Cingkrang Identik dengan Radikalisme