Kepala BSSN: Semua Pihak Harus Kompak Melawan Kejahatan Siber
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian menjelaskan bawah perang siber memiliki daya rusak yang lebih berbahaya. Menurut dia, perang siber menyasar pola pikir sehingga bisa mengubah perilaku manusia.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian menjelaskan bawah perang siber memiliki daya rusak yang lebih berbahaya. Menurut dia, perang siber menyasar pola pikir sehingga bisa mengubah perilaku manusia.
Saat ini dunia telah diliputi konflik kepentingan terkait perebutan potensi pasar serta sumber daya oleh berbagai negara maju beserta sekutunya. Hal ini menimbulkan berbagai efek negatif di negara berkembang seperti Indonesia. Negara maju tak segan menggunakan segala cara untuk menanamkan pengaruhnya di negara sasaran.
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Bagaimana ciri khas bangunan Gedung Bank Indonesia di Aceh? Ciri khas bangunan ini yaitu terdapat 3 bagian gedung, bangunan induk berada di tengah lalu diapit oleh dua bangunan di sebelah kiri dan kanannya.
-
Apa saja tempat wisata di Banda Aceh yang terkenal dengan sejarahnya? Banda Aceh menyimpan khazanah budaya, monumen, tempat-tempat bersejarah, dan makam raja-raja seperti makan Sultan Iskandar Muda dan makam Syekh Abdurrauf Syiah Kuala.
-
Kapan Gedung Landmark BSI Aceh ditargetkan untuk diresmikan? PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menargetkan gedung landmark Perseroan di Aceh senilai Rp325 miliar diresmikan pada Maret 2024, menyusul rampungnya konstruksi yang ditandai topping off.
-
Kapan Museum Tsunami di Banda Aceh didirikan? Museum Tsunami menjadi monumen untuk memperingati bencana tsunami yang melanda Aceh pada penghujung 2004.
-
Bagaimana Sariban menyebarkan pesan kebersihan di Bandung? Di sepeda tuanya, ia menuliskan pesan untuk masyarakat agar membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Imbauan ini diserukan agar banyak orang yang makin sadar akan kebersihan lingkungan demi masa depan.
Hinsa juga mengingatkan, kemudahan teknologi juga memiliki risiko dan ancaman, karena dapat digunakan oleh berbagai negara untuk memenangkan persaingan global. Di titik itulah, perang sebagai bentuk puncak persaingan antar negara turut berevolusi.
"Peperangan kini tidak hanya terkait dengan kontak fisik dengan senjata konvensional, peperangan telah berkembang menjadi perang siber atau informasi yang berbasis pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi," kata Hinsa Siburian saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa dengan tema 'Peran Perguruan Tinggi dalam Cyber Security di Era Revolusi Industri 4.0', di Unsyiah, Senin (7/10).
Hinsa menjelaskan, bahwa selain menyerang infrastruktur kritikal, kini serangan siber juga menyasar objek yang lebih krusial dengan akibat yang lebih fatal.
Menurutnya, setiap saat Pancasila dibombardir dengan peluru siber dalam bentuk informasi hoaks, konten provokatif serta opini penyesatan yang dirancang memicu radikalisasi dan konflik sosial yang berujung pada kerusuhan serta disintegrasi bangsa.
"Serangan siber hanya bisa dibendung jika seluruh komponen bangsa menyadari akibat fatal serangan ini pada kedaulatan bangsa Indonesia. Jadi semua pihak termasuk perguruan tinggi harus berkomitmen untuk berkontribusi aktif sesuai dengan peran dan kemampuannya masing-masing," ujar dia.
Sementara itu, Rektor Unsyiah Samsul Rizal mengatakan, kuliah umum ini bertujuan agar akademisi Unsyiah mendapatkan gambaran yang komprehensif terkait seluk beluk keamanan siber nasional. Di mana informasi ini diperoleh secara langsung dari BSSN selaku pemegang keamanan siber nasional.
Untuk itulah, Rektor sangat berterima kasih atas kesediaan Kepala BSSN untuk berbagi pengetahuannya kepada mahasiswa Unsyiah. Mengingat perkembangan teknologi saat ini telah mengubah pola komunikasi manusia.
"Media sosial kini dikuasai oleh pihak luar, artinya data-data pengguna juga dimiliki mereka. Tantangan ke depan ialah bagaimana kita dapat bersaing dengan mereka dalam kemajuan teknologi untuk menyongsong visi generasi emas Indonesia 2045," ujar dia.
Selain itu, kemajuan teknologi ini harus diimbangi dengan aspek keamanan yang menjadi tugas dan fungsi oleh BSSN. Maka dia menekankan agar generasi muda, khususnya mahasiswa untuk lebih bijak dalam menggunakan internet dan sosial media.
"Karena kelak anak cucu kita akan melihat sendiri melalui jejak-jejak digital, mengenai siapa orang tuanya dahulu," pungkasnya.
Baca juga:
SAFEnet Minta Tunda Pembahasan RUU Keamanan dan Ketahanan Siber
Tanggapi Hoaks Media Asing soal Papua, Kepala BSSN Sebut 'Bisa Dari Mana Saja'
RUU Keamanan dan Ketahanan Siber Perlu Dibahas Lebih Detail
Pakar Siber Usul RUU Kamtansiber Dibahas Mendalam agar Tidak Tumpang Tindih
Jika Disahkan, RUU Keamanan dan Ketahanan Siber Bisa Berdampak Tumpang Tindih Aturan
APJII Desak RUU Keamanan dan Ketahanan Siber Dibahas Seluruh Pemangku Kepentingan
Mitra BSSN, Komisi I DPR Merasa Tak Dilibatkan Bahas RUU Kamtan Siber