Kepala SMA Semi Militer di Palembang jadi Saksi Kunci Kasus Penganiayaan Siswanya
"Saya dipanggil pihak penyidik dalam perkara melengkapi berkas penyidikan kasus di SMA Taruna Indonesia Palembang. Pemeriksaan dimulai pukul 10.00 WIB, ditanya seputar SOP di sekolah," ujar Kepala SMA Taruna Indonesia Palembang
Setelah Obby Frisman Artakaku ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan siswa SMA Taruna Indonesia Palembang hingga meninggal dunia, kini giliran pihak sekolah semi militer ini yang diperiksa kepolisian.
Aparat kepolisian Polresta Palembang Satreskrim Unit Pidana Umum (Pidum) akhirnya menginterogasi kepala sekolah (kepsek) Tarmizi Endrianto, Rabu (24/7), dari pukul 10.00 WIB hingga 12.30 WIB.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kenapa momen perpisahan di sekolah seringkali menyedihkan? Seolah takdir, perpisahan memang ada supaya kita bisa menghargai suatu pertemuan dan kebersamaan.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Apa yang dilarang oleh Ganjar Pranowo di sekolah? Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tegaskan "Iya tinggal beberapa, yang biasanya punya problem (menahan ijazah), suruh kirim ke kami, dan nanti kalau ada kami urus. Apakah itu negeri atau swasta," tegas Ganjar Pranowo saat menghadiri Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Jateng di GOR Tri Sanja, Slawi, Kabupaten Tegal, Rabu (26/7/2023).
Tarmizi Endrianto menjadi saksi kunci dalam pengusutan kasus penganiayaan yang mengakibatkan DE (14) dan WK (14) meninggal dunia usai mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS).
"Saya dipanggil pihak penyidik dalam perkara melengkapi berkas penyidikan kasus di SMA Taruna Indonesia Palembang. Pemeriksaan dimulai pukul 10.00 WIB, ditanya seputar SOP di sekolah," ujar Kepala SMA Taruna Indonesia Palembang kepada Liputan6.com.
Beberapa pertanyaan yang diajukan yaitu jumlah siswa yang mengikuti MOS sebanyak 105 orang dalam satu minggu. Kegiatan MOS termasuk longmars memang sudah dilakukan dari tahun 2005. Usai mengikuti MOS, ratusan siswa baru akan mengikuti Proses Belajar Mengajar (PBM).
"MOS yang dijalani pihak sekolah selama ini sudah sesuai prosedur dan menjadi tanggung jawab kami. Kegiatan MOS sangat teliti dilakukan dan dibantu oleh panitia yang berpengalaman di bidangnya," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel Widodo mengatakan pihaknya bisa menghentikan izin operasional SMA Taruna Indonesia Palembang jika terbukti ada kekerasan dan pelanggaran yang dilakukan secara terstruktur.
"Kita sudah membentuk tim untuk menangani permasalahan ini. Harusnya secara reguler pihak sekolah memberi tahu kami jika ada kegiatan," ucapnya.
Keluarga Korban Melapor
Widodo juga menyayangkan kegiatan pengenalan sekolah ke siswa baru diduga ada kontak fisik. Apalagi, MOS ini dilakukan di luar sekolah tanpa adanya izin dari Disdik Sumsel.
Tewasnya WK (16), korban lainnya dari penganiayaan saat MOS di SMA Taruna Indonesia Palembang, membuat keluarga membawa kasus ini ke ranah hukum.
Menurut Firli, kuasa hukum keluarga WK, dirinya sudah mendampingi keluarga korban melaporkan kasus penganiayaan ini ke SPKT Polresta Palembang.
Pihak keluarga meminta polisi segera mengusut dugaan penganiayaan tersebut karena saat keluarga mengantar WK ke sekolah pada awal bulan Juli 2019, kondisi sang anak masih sehat.
Namun, usai mengikuti MOS di SMA Taruna Indonesia Palembang, keluarga korban mendapati WK dalam kondisi buruk, sempat koma hingga meninggal dunia.
"Kita buat laporan lidik terkait MOS, kami juga sudah kasih surat visum untuk lidik penyebab-penyebabnya," katanya.
Reporter: Nefri Inge
Sumber : Liputan6.com
Baca juga:
Kasus Dugaan Penganiayaan, Kepala SMA Semi Militer Ngaku Tak Tahu Ada Pemukulan
Tangkal Pelaku Pedofilia, Polrestabes Surabaya Gencar Beri Penyuluhan ke Sekolah
Polisi Segera Tetapkan Tersangka Lain Penganiaya Peserta MOS SMA Semi Militer
Tersangka Penganiaya Siswa SMA Semi Militer di Palembang Ajukan Praperadilan
Imbas Siswa Tewas saat MOS, KPAI Minta Kemendikbud Evaluasi SMA Taruna Palembang