Kepsek Keluhkan Toilet Rp134 Juta: Tak Ada Air dan Konstruksi Bermasalah
Titik juga mengeluhkan lokasi pembangunan toilet yang dinilai yang kurang tepat, yaitu lebih tinggi dari toilet sebelumnya.
Tidak adanya sanitasi air pada toilet yang dibangun oleh Pemerintah Kota Serang untuk 18 Sekolah Dasar (SD), dengan biaya Rp134 juta, dikeluhkan kepala sekolah.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tembong 1, Titik Sumirah, mengaku bahwa dirinya merasa kurang puas dengan hasil pembangunan toilet tersebut, karena tidak ada air yang dialirkan ke toilet.
-
Kapan Jembatan Semanggi dibangun? Merujuk esi.kemdikbud.go.id, jembatan ini pertama kali dibangun pada 1961 dan dipimpin oleh arsitek Ir. Soetami yang ketika itu menjabat sebagai menteri pekerjaan umum.
-
Gimana konstruksi jembatan Panyindangan dibangun? Melansir dari laman Pemkab Sumedang, jembatan ini menggunakan teknologi “judesa” untuk memperkokoh strukturnya. Judesa memiliki desain khas berupa sistem lantai, batang yang menggantung serta kabel baja sebagai pengikatnya.
-
Kapan Masjid Menara di Kampung Melayu Semarang dibangun? Masjid Menara diketahui pertama kali dibangun pada tahun 1802.
-
Bagaimana konstruksi utama Jembatan Kali Kuto di Tol Semarang-Batang dikerjakan? Jembatan itu merupakan jembatan pertama yang strukturnya dirakit secara langsung di lokasi pemasangan.
-
Siapa yang menginstruksikan pembangunan infrastruktur pasca gempa di Sulbar? Jokowi menekankan rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pasca gempa ini merupakan perintah langsung darinya."Saya lihat tadi Alhamdulillah (bangunan) sudah selesai. Hanya kurang gedung DPRD dan satu masjid," kata Jokowi saat peresmian sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (23/4).
-
Kapan Menara Syahbandar dibangun? Mengutip Kemdikbud.go.id, menara yang dibangun pada pertengahan abad ke-18 itu dibangun di tepi Kali Semarang.
"Karena menurut kami, toilet ini kan yang utama adalah keberadaan air. Sedangkan dari anggaran tersebut, tidak ada untuk pengeboran air. Jadi ini tidak ada aliran airnya," ujarnya.
Tidak hanya itu, Titik juga mengeluhkan lokasi pembangunan toilet yang dinilai yang kurang tepat, yaitu lebih tinggi dari toilet sebelumnya. Hal itu menyebabkan, aliran air dari toren bisa mengalir ke toilet baru.
"Terlebih kan ini anak-anak belum masuk semua. Kalau masuk semua kan pasti membutuhkan air yang banyak. Kalau airnya tercukupi, anak-anak juga jadi bisa belajar menerapkan perilaku bersih dan sehat," ungkapnya.
Dari segi konstruksi, menurut Titik kurang maksimal. Sebab, yang melakukan pembangunan bukan hanya satu pihak saja, melainkan banyak pihak yang terlibat.
"Jadi tahapan pembangunan itu kurang pas. Saya melihat ada konstruksi yang miring, lalu pemasangan daun pintu pun tidak pas. Jadi harus di pas-pasin. Saya juga tidak bisa berbuat banyak karena ini kan sudah ada kontraktornya," katanya.
Sementara itu, Kasi Sarpras SD pada Dindikbud Kota Serang, Agus Yayan, mengatakan mulanya memang pengeboran air masuk dalam perencanaan pembangunan toilet. Namun ternyata setelah dilakukan revisi, besaran anggaran tersebut tidak dapat menutupi biaya pengeboran air.
"Jadi Rp134 juta itu tidak bisa masuk pengeboran air. Jadi memang hanya untuk fisik saja. Untuk sanitasi, jadi diambil atau disuntikkan dari yang sudah ada," katanya.
Baca juga:
Toilet Rp 134 Juta Per Unit di 18 SD Kota Serang, Belum Termasuk Biaya Sanitasi Air
Pembangunan Belasan Toilet SD di Serang Dikritik, Biaya Rp134 Juta Dinilai Janggal
Begini Penampakan Toilet Seharga Rp134 Juta yang Dibangun Pemkot Serang
Wali Kota Serang Izinkan Sekolah Gelar Pembelajaran Tatap Muka
Kapolda Banten Beri Bantuan Bapak Keliling Rumah Warga Minta Seragam Sekolah Bekas
Vaksinasi di Kota Serang Ditargetkan Rampung Desember 2021